Selasa, 26 Januari 2016

Ada Pihak Asing di Balik LGBT


Upaya untuk membuka diskusi tentang pengakuan lesbian, gay, bitransekual dan transgender (LGBT) ditengarai tak terlepas dari dukungan pihak luar. Mereka gencar mensosialiasikan hak-hak LGBT di Asia, terutama Asia Tenggara.

Pada tahun lalu saja di Thailand, Kedutaan Swedia, Kedutaan Amerika Serikat dan Badan Pembangunan PBB (United Nations Development Programme/UNDP) meluncurkan dana sebesar 8 juta dolar AS untuk membantu proyek kesamaan hak para LGBT Asia Tenggara di Bangkok.

UNDP juga mendukung agar membuka ruang dialog tentang hak-hak LGBT di Indonesia. Apalagi Indonesia masuk dalam daftar negara yang menolak hak-hak LGBT pada 2008 di Majelis Umum PBB.

Sebetulnya, sejak didirikan pada 1945, PBB tidak terlalu mendiskusikan tentang hak-hak LGBT. Baru pada 2008, Prancis dan Belanda yang didukung Uni Eropa menggelontorkan isu dukungan bagi hak-hak LGBT di Majelis Umum PBB.

Pada Oktober lalu, Sekjen PBB Ban Ki-moon bersumpah untuk menggencarkan hak-hak LGBT. Kendati ia mengakui, hingga kini belum berhasil mendorong kesamaan hak tersebut karena mendapat penentangan.

"Umumnya saya belum berhasil," ujar Ban Ki-moon pada sesi khusus Majelis Umum PBB.

Pada tahun ini upaya mendorong isu-isu keberagaman gender ditengarai masih akan terus digencarkan. Apalagi AS pada tahun lalu telah masuk dalam daftar negara yang mengesahkan pernikahan sesama jenis. (ROL)

Waspadai agen-agen asing perusak moral bangsa!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar