Sabtu, 27 Juni 2015 08:30
Figure terkait
Berita Terkait
Melalui akun Facebook pribadinya, teknokrat kelahiran Padang, Sumatera Barat ini menyebut pernyataan sejumlah pejabat negara pada APEC 2013 tentang dukungannya, akhirnya tersisihkan begitu saja. Proyek mobil listrik yang dikerjakan bersama rekannya dan tiga BUMN dibiarkan terbengkalai, meski kendaraan listrik buatannya sempat dipamerkan di ajang APEC di Bali.
"Kami berhasil mewujudkan sebelum Oktober, sebelum APEC dimulai, bayi-bayi merah mobil listrik ini adalah bayi prematur, butuh orang tua dan pendidik yang ekstra telaten mungkin timing kelahiran kurang tepat, saat para orang tua kami sedang sibuk mencari muka untuk 2014, dan bayi-bayi prematur ini tersisihkan," tulis Ricky, Rabu (24/6).
Bayi-bayi yang disebut Ricky adalah mobil listrik yang diberi nama Tucuxi dan Selo, yang merupakan mimpi mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan sebagai pembuktian kepada dunia, bahwa anak bangsa mampu menciptakan mobil listrik. Bahkan Direktur Utama PT Sarimas Ahmadi Pratama, Dasep Ahmadi, orang yang ikut dalam proyek pembuatan mobil listrik tersebut ditetapkan sebagai tersangka korupsi mobil listrik oleh Kejaksaan Agung.
Lebih lanjut, Ricky juga mempertanyakan kenapa mobil listrik ciptaan mereka disebut tidak laik jalan oleh Kementerian Perhubungan. Namun saat ia menanyakan, bagian apa yang membuat mobil buatannya tidak laik jalan, Kementerian Perhubungan tidak memberi jawaban yang diinginkannya.
"Ternyata saya harus mencak-mencak di Dephub baru bisa mendapatkan hasil ujian yang kami sendiri ga pernah tahu apa yang akan diuji, bagaimana mereka menguji, apa yang kurang dan harus diperbaiki cuma dikasih tahu, 'Gak Layak Jalan'."
Seperti diketahui, saat menjadi Menteri BUMN, Dahlan Iskan berusaha membujuk Ricky agar mau ke Indonesia mengembangkan mobil listrik. Saat diminta Dahlan untuk kembali ke Indonesia, sebetulnya Ricky telah bekerja sebagai kepala Divisi penelitian dan pengembangan teknologi permanen magnet motor dan generator NIDEC Coorporation, Kyoto, Minamiku-kuzetonoshiro cho388, Jepang.
"Sayang ya. Kan banyak orang menyampaikan agar ahli-ahli kita di luar negeri itu dapat kembali ke Tanah Air. Setiap ke kampus-kampus dalam sebuah diskusi terlalu banyak yang mengatakan agar anak kita mau pulang untuk mengabdi kepada negara sendiri," ujar Dahlan saat ditemui di kediamannya jalan Ketintang Baru nomor AA18, Surabaya, Rabu (9/4/2014).
Baca juga:
Dahlan Iskan sedih gara-gara mobil listrik anak buahnya tersangka
Pindad kapok produksi komponen mobil listrik
Bus listrik berinterior nyaman dipamerkan ke Ahok
Gendhis tersisih kemegahan mobil Jepang dan Eropa
6 Perguruan tinggi terima mobil listrik mewah
7 Mobil buatan Indonesia ini miliki desain kelas dunia
Tak ada sektor penunjang, masa depan mobil listrik suram
Dahlan Iskan sedih mobil listrik sulit terwujud
Kisah pilu sang putra petir tak berdaya di Tanah Air
[amn]
0 Response to "Curhat Putra Petir, nasib mobil listrik Dahlan yang diabaikan negara"
Posting Komentar