Rabu, 3 Februari 2016 − 06:03 WIB
JAKARTA - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menilai pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi)
terlalu memiliki hubungan mesra dengan China terkait investasi. Bahkan,
pemerintah sampai menyediakan pembiayaan lewat Bank Infrastruktur China.
"Pemerintah sangat mesra dengan China, sediakan pembiayaan lewat Bank Infrastruktur China. Mengalahkan Asian Development Bank (ADB)," ujar Presiden KSPI Said Iqbal di Jakarta, Selasa (2/2/2016).
Dia mencontohkan, mesranya hubungan antara pemerintah dengan China terlihat dari proyek kereta cepat. Meski tidak memakai APBN, namun tidak menjamin aman jika diambil oleh BUMN.
"Memang kereta api cepat tidak dari APBN, tapi kalau BUMN kolaps siapa yang tutup anggarannya? Sudah terjadi BUMN pelat merah diberi lewat PMN Rp57 triliun," katanya.
Menurutnya, harga tiket kereta cepat di atas Rp200 ribu tidak menarik untuk digunakan oleh masyarakat. Proyek ini juga dinilai tak masuk akal dan pasti ada tenaga kerja China yang masuk.
(Baca: Dua Perusahaan Elektronik Jepang di RI PHK 2.500 Karyawan)
Di sisi lain, lanjut Iqbal, dengan tutupnya dua pabrik elektronik raksasa asal Jepang baru-baru ini menimbulkan persoalan investasi. "Perusahaan raksasa Jepang banyak yang tutup. Secara bersamaan China masuk secara geopolitik ini bahaya," tegasnya.
Dia menambahkan, mesranya hubungan dengan China juga mendapat sinyal negatif dari Amerika Serikat. Terlihat dari setiap gerakan dan pembicaraan Barack Obama ketika bertemu Jokowi.
"Pemerintah sangat mesra dengan China, sediakan pembiayaan lewat Bank Infrastruktur China. Mengalahkan Asian Development Bank (ADB)," ujar Presiden KSPI Said Iqbal di Jakarta, Selasa (2/2/2016).
Dia mencontohkan, mesranya hubungan antara pemerintah dengan China terlihat dari proyek kereta cepat. Meski tidak memakai APBN, namun tidak menjamin aman jika diambil oleh BUMN.
"Memang kereta api cepat tidak dari APBN, tapi kalau BUMN kolaps siapa yang tutup anggarannya? Sudah terjadi BUMN pelat merah diberi lewat PMN Rp57 triliun," katanya.
Menurutnya, harga tiket kereta cepat di atas Rp200 ribu tidak menarik untuk digunakan oleh masyarakat. Proyek ini juga dinilai tak masuk akal dan pasti ada tenaga kerja China yang masuk.
(Baca: Dua Perusahaan Elektronik Jepang di RI PHK 2.500 Karyawan)
Di sisi lain, lanjut Iqbal, dengan tutupnya dua pabrik elektronik raksasa asal Jepang baru-baru ini menimbulkan persoalan investasi. "Perusahaan raksasa Jepang banyak yang tutup. Secara bersamaan China masuk secara geopolitik ini bahaya," tegasnya.
Dia menambahkan, mesranya hubungan dengan China juga mendapat sinyal negatif dari Amerika Serikat. Terlihat dari setiap gerakan dan pembicaraan Barack Obama ketika bertemu Jokowi.
0 Response to "Soal Investasi, Jokowi Dinilai Terlalu Mesra dengan China"
Posting Komentar