'Jangan dikira Ahok itu suka ngomong kasar bukan tanpa skenario'

Senin, 07 Maret 2016

Mantan jurnalis, Nanik Sudaryati mengomentari sepak terjang AHOK.

"Ahok itu favorit banget di kalangan orang-orang China Surabaya. Di mata orang China, Ahok itu representasi kemerdekaan kaum minoritas yang selama ini terinjak secara politis."

"Ahok yang berani melawan siapa saja, dianggap sebagai simbol pendobrak kebekuan politik orang-orang China yang selama ini suka diperas, dan diperlakukan tidak adil secara birokrasi. Kemasan PR yang dibangun tim."

"Konsultan politik Ahok luar biasa sukses. Bukan hanya orang-orang China yang termehek-mehek, di kelas menengah dan intelektual melayu juga gandrung sosok Ahok."

"Jangan dikira Ahok itu suka ngomong kasar bukan tanpa skenario, itu sudah diskenario, dan akan terus disuruh ngomong kontroversial, sehingga tercipta image "Ahok nggak mungkin berani kasar, kalau ia tidak bersih"... Maka sukseslah image yang dibangun Tim Ahok, bahwa Ahok sebagai pejabat bersih yg tidak korup."

Demikian tulis Nanik Sudaryati di wall facebooknya, Sabtu (5/3).

Penjelasan bu Nanik ini dibenarkan netizen lain.

"Betul mba Nanik Sudaryati. Keliatannya hampir seluruh Chinese disini lg gandrung ama Ahok dan saya dianggap satu2nya orang yang tidak waras karena sangat anti Ahok," komen Evie Alice yang juga warga keturunan Chinese.

Netizen lain mengomentari,

"Nanti ada apes nya bun... Ada jaman dan waktu nya dia di teriaki..

Kita belajar dari yg sudah2, jaman Soeharto, 32 tahun berjaya, ada turun dan lengsernya dan diteriaki, jaman megawati juga gitu, jaman SBY juga gitu, betapa dia diagung2 kan oleh media, di jaman nya obama juga gitu, ada waktunya pamor mereka redup, turun, dan tdk mustahil suatu saat di soraki...

Orang baik ada waktu nya turun, begitu juga orang tdk baik..
Ada kekuatan Tuhan yang tdk bisa di patahkan dan di manipulasi oleh manusia.
Melihat seperti sekarang, kita berdoa SEMOGA GUSTI ALLOH RIDHO,
Karena kalau Tuhan tidak ridho, maka tunggulah kehancurannya, karena balasan Alloh lebih pedih," tulis Linda Mardalina.