Kabar duka menyelimuti Turki di awal bulan suci Ramadhan 1437 H.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan serangan bom di Istanbul yang menewaskan 11 orang, Selasa 7 Juni 2016 (2 Ramadhan 1437 H), sebagai hal yang tidak bisa dimaafkan.
"Kami tidak membeda apakah mereka menyerang warga sipil atau polisi, atau petugas keamanan. Ini merupakan serangan ini terhadap kemanusiaan. Kami tidak bisa memaafkan ini, tidak bisa diampuni. Jadi kami akan terus berjuang melawan para teroris ini, tanpa lelah, tanpa menyerah," kata Presiden Erdogan kepada wartawan usai
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan serangan bom di Istanbul yang menewaskan 11 orang, Selasa 7 Juni 2016 (2 Ramadhan 1437 H), sebagai hal yang tidak bisa dimaafkan.
"Kami tidak membeda apakah mereka menyerang warga sipil atau polisi, atau petugas keamanan. Ini merupakan serangan ini terhadap kemanusiaan. Kami tidak bisa memaafkan ini, tidak bisa diampuni. Jadi kami akan terus berjuang melawan para teroris ini, tanpa lelah, tanpa menyerah," kata Presiden Erdogan kepada wartawan usai
menjenguk tiga korban luka kritis di rumah sakit, Selasa (7/6).
Dilaporkan tujuh polisi dan empat warga sipil tewas dalam serangan bom mobil dengan sasaran bus polisi sementara 36 lainnya cedera.
Kekerasan terbaru ini merupakan serangan mematikan yang keempat sepanjang tahun 2016 di kota terbesar di Turki ini.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab dalam serangan pada hari Selasa ini, namun Presiden Erdogan menunjuk keterlibatan dari kelompok Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang ingin memerdekakan diri.
Dalam beberapa serangan sebelumnya, PKK -kelompok beraliran ideologi komunis Marxisme-Leninisme yang sudah dilarang- atau salah satu cabangnya menyatakan berada di belakang serangan atas aparat keamanan Turki.
Sebelumnya, kelompok terlarang PKK menyatakan melakukan serangan bom mobil bulan lalu di Istanbul yang melukai tujuh orang. Sebuah kelompok Kurdi juga mengklaim dua pemboman mobil di Ankara. (BBC/Euronews)
[video]
Dilaporkan tujuh polisi dan empat warga sipil tewas dalam serangan bom mobil dengan sasaran bus polisi sementara 36 lainnya cedera.
Kekerasan terbaru ini merupakan serangan mematikan yang keempat sepanjang tahun 2016 di kota terbesar di Turki ini.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab dalam serangan pada hari Selasa ini, namun Presiden Erdogan menunjuk keterlibatan dari kelompok Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang ingin memerdekakan diri.
Dalam beberapa serangan sebelumnya, PKK -kelompok beraliran ideologi komunis Marxisme-Leninisme yang sudah dilarang- atau salah satu cabangnya menyatakan berada di belakang serangan atas aparat keamanan Turki.
Sebelumnya, kelompok terlarang PKK menyatakan melakukan serangan bom mobil bulan lalu di Istanbul yang melukai tujuh orang. Sebuah kelompok Kurdi juga mengklaim dua pemboman mobil di Ankara. (BBC/Euronews)
[video]
0 Response to " Erdogan Sebut Bom Istanbul Dilakukan Kelompok Komunis PKK"
Posting Komentar