Oleh: Hasmi Bakhtiar
Alumni Al-Azhar, S2 Lilla Prancis
1. Alhamdulillah, masih Allah berikan kenikmatan berislam. Bisa mengagungkan asma-Nya di waktu subuh walau di negeri yang muslimnya minoritas.
2. Tadi di rakaat terakhir imam membaca beberapa ayat dari surat Al-Mu'minun.
3. Yang paling menyentuh ketika sampai pada ayat 71. Seakan 'mencubit' bahwa standar kebenaran dalam islam itu sudah jelas, bukan 'semau gue'.
4. [QS 23:71]
وَلَوِ ٱتَّبَعَ ٱلۡحَقُّ أَهۡوَآءَهُمۡ لَفَسَدَتِ ٱلسَّمَـٰوَٲتُ وَٱلۡأَرۡضُ وَمَن فِيهِنَّۚ بَلۡ أَتَيۡنَـٰهُم بِذِڪۡرِهِمۡ فَهُمۡ عَن ذِكۡرِهِم مُّعۡرِضُونَ
5. "Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya.
6. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al-Quran) tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu."
7. Dalam ayat sebelumnya Allah menceritakan kisah Nabi Nuh yang membawa kebenaran dari Allah
8. Hanya saja kebenaran tsb ditolak karena bertentangan dg fikiran dan pemahaman banyak orang waktu itu.
9. Bahkan Nabi Nuh dituduh hanya mencari popularitas dan kedudukan. Sejatinya mereka yang sedang mempertahankan kedudukan.
10. Pendukung Nabi Nuh hanya sedikit, kalah jumlah dibanding penentangnya. Hanya kebenaran tetaplah kebenaran walau hanya diimani satu manusia.
11. Kebenaran tidak selalu ada di pihak yang pendukungnya banyak, tidak selalu ada di pihak penguasa.
12. Bahkan Al Quran menceritakan begitu banyak pertempuran yang dilakukan para Nabi melawan kebathilan yang dilakukan oleh penguasa.
13. Dalam tafsirnya, Sayyid Quthb mengatakan bahwa kebenaran itu hanya satu, walau banyak pihak yang mengaku dialah yang benar.
14. Lalu, bagaiman kita tau siapa yang
sesungguhnya benar atau yang hanya mengaku benar?
15. Al Quran turun sebagai petunjuk, undang2 yang ada sebagai pegangan dan sekaligus pembeda, antara yang benar dengan yang salah.
16. Banyak pihak merasa dirinya yang benar, padahal itu hanya perasaan. Biasanya pihak ini alergi ketika dihadapkan dengan hukum.
17. Pihak ini juga biasanya akan sangat takut jika lawannya memberikan bukti atas kesalahannya. Biasanya akan bersikap aneh2.
18. Bahkan kaum kafir yang menolak dakwah Nabi Nuh mempertanyakan mengapa Allah tidak mengutus malaikat yang dianggap sempurna...
19. ....mengapa mengutus Nabi Nuh yang tidak lain hanya manusia biasa. Logika 'sakit' begini mereka pakai demi menutup kesalahan mereka.
20. Pihak yang selalu bersembunyi di balik apapun agar terhindar dari kebenaran inilah yang sesungguhnya menjadi penyakit dlm sebuah komunitas.
21. Bahkan pihak spt ini rela mematikan logika yang selama ini selalu nyala jika berhadapan dengan para musuh di luar.
22. Bahkan mereka tidak lagi malu mencibir konstitusi yang selama ini mereka perjuangkan.
23. Bahkan, pihak spt ini akan rela melakukan bunuh diri bersama pengikutnya. Yang penting kebenaran harus ditolak.
24. Semua cara dilakukan agar kebenaran terlihat buram dan kebatilan terlihat menarik. Dengan cara apapun, jabatan, nama baik bahkan agama.
25. Sebaik-baiknya cara untuk menghindari tipu daya pihak ini adalah kembali kepada hukum.
26. Ketika ancaman2 sosial atau jabatan sudah dijadikan senjata melawan kebenaran, maka yakinlah, kita sudah kembali ke zaman jahiliyah.
27. Kebenaran pasti akan datang menyapa. Berlindung di balik kekuasaan, nama baik dll hanya memperlama siksaan bagi pihak yang bathil.
28. Kita yang melihat tidak boleh hanya diam karena hawa nafsu mereka tidak satu.
29. Jika kita berdamai dg hawa nafsu mereka skrg maka dikemudian hari kita akan dipaksa kembali berdamai.
30. Pilihannya hanya melawan atau kita biasakan untuk hidup dalam kemunafikan.
31. Makanya Allah tegaskan hawa nafsu mereka akan merusak semua yang ada di langit dan di bumi jika dituruti.
32. Tujuannya agar kita tidak menyisakan ruang untuk berdamai.
33. Bon Jeudi à tous :)
0 Response to " Standar Kebenaran Dalam Islam Sudah Jelas, Bukan 'Semau Gue'"
Posting Komentar