INVESTIGASI Ketua LSM LIRA Banten: Ibu Saeni Disetting Menangis Oleh Media

 INVESTIGASI oleh Ketua LSM LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) Banten, Novis Sugiawan, pada Jumat (17/6/2016) malam, atas kasus Ibu Saeni Kota Serang Banten.

***


Malam ini (17/6/2016) saya bersama tokoh masyarakat mengunjungi salah satu warung makan ibu saeni, yg sedang menjadi berita nasional dan berimbas kepada isu pencabutan perda syariah.

Kebetulan saya tinggal di lingkungan cikepuh kota serang banten, dan jarak antara rumah saya dengan warteg yg di razia satpol pp hanya berjarak 50M.

Malam ini kami bertemu pak alex suami dr bu saeni, saya meminta klarifikasi beliau antara fakta yg terjadi dengan isu yg beredar di masyarakat. Bu saeni memiliki 3 warteg di kota serang: cikepuh, tanggul, kaliwadas. 1 tempat warteg ibu saeni ada yg sewa 7,5jt per tahun, ada juga yg kurang lebih sampai 10-15jt pertahun. Untuk ukuran usaha seperti ini tergolong usaha menengah karena beliau mampu mengelola dengan baik, dan tidak bisa juga dikatakan usaha kecil seperti yg diberitakan.

Saya mencoba investigasi kebenaran berita yg beredar, saya menemukan fakta dan saksi bahwa pada saat razia berlangsung ibu saeni diminta salah satu oknum media untuk menangis histeris seolah-olah terdzolimi dan terkesan satpol pp mengacak2 dagangannya.

Padahal faktanya satpol pp menyita semua makanan dan berharap ibu saeni datang ke kantor satpol pp untuk pembinaan dan pengarahan, untuk tidak membuka warung sesuai waktu yg ditetapkan pemkot serang yaitu sekitar pukul 16.00 wib dan seluruh makanannya di kembalikan.

Namun ibu saeni tidak datang ke kantor satpol pp, selang beberapa hari kemudian ibu saeni di setting oleh oknum awak media

0 Response to " INVESTIGASI Ketua LSM LIRA Banten: Ibu Saeni Disetting Menangis Oleh Media"

Posting Komentar