Rabu, 17 Februari 2016 / 06:06 WIB
BEIJING. Bank komersial di China menghadapi masalah kredit macet atawa non performing loan (NPL) yang cukup tinggi.
Seperti diberitakan South China Morning Post, Selasa (16/2) nilai kredit macet perbankan China hingga akhir tahun 2015 berjumlah HK$ 1,45 triliun. Pertumbuhan kredit macet saat ini menjadi yang tertinggi sejak tahun 2009 silam. Sedangkan dari sisi nilai, jumlahnya membukukan angka terbesar sejak Juni 2006.
Komisi Regulator Perbankan China atau China Banking Regulatory Banking menyebutkan, NPL perbankan China melonjak ke posisi 1,67% pada akhir tahun 2015. Sedangkan pada akhir tahun 2014, rasio NPL masih berada di level 1,25%.
Hingga akhir Desember 2016, diperkirakan rasio NPL perbankan China bisa melonjak signifikan sampai mencapai 3,79%. Jika hal tersebut terjadi, maka ini akan menjadi NPL terbesar sejak otoritas mempublikasikan data indikator perbankan ini.
Kenaikan NPL sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi China yang terus berlangsung. Tahun lalu pertumbuhan ekonomi China hanya sebesar 6,9%.
Sekedar mengingatkan, pendiri Hayman Capital Management Kyle Bass memprediksi bahwa sistem perbankan China bakal membukukan kerugian hingga 400% dari apa yang pernah dialami perbankan Amerika Serikat saat krisis subprime mortgage beberapa tahun silam.
Bass menyatakan, perbankan China akan membukukan penurunan 10% dari total asetnya sebagai dampak kredit macet atawa non performing loan (NPL). Bila dihitung, jumlah penurunan itu setara dengan US$ 3,5 triliun.
"Sistem perbankan China akan mengalami siklus kerugian yang akan berdampak besar bagi ekonomi dunia," tutur Bass.
Seperti diberitakan South China Morning Post, Selasa (16/2) nilai kredit macet perbankan China hingga akhir tahun 2015 berjumlah HK$ 1,45 triliun. Pertumbuhan kredit macet saat ini menjadi yang tertinggi sejak tahun 2009 silam. Sedangkan dari sisi nilai, jumlahnya membukukan angka terbesar sejak Juni 2006.
Komisi Regulator Perbankan China atau China Banking Regulatory Banking menyebutkan, NPL perbankan China melonjak ke posisi 1,67% pada akhir tahun 2015. Sedangkan pada akhir tahun 2014, rasio NPL masih berada di level 1,25%.
Hingga akhir Desember 2016, diperkirakan rasio NPL perbankan China bisa melonjak signifikan sampai mencapai 3,79%. Jika hal tersebut terjadi, maka ini akan menjadi NPL terbesar sejak otoritas mempublikasikan data indikator perbankan ini.
Kenaikan NPL sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi China yang terus berlangsung. Tahun lalu pertumbuhan ekonomi China hanya sebesar 6,9%.
Sekedar mengingatkan, pendiri Hayman Capital Management Kyle Bass memprediksi bahwa sistem perbankan China bakal membukukan kerugian hingga 400% dari apa yang pernah dialami perbankan Amerika Serikat saat krisis subprime mortgage beberapa tahun silam.
Bass menyatakan, perbankan China akan membukukan penurunan 10% dari total asetnya sebagai dampak kredit macet atawa non performing loan (NPL). Bila dihitung, jumlah penurunan itu setara dengan US$ 3,5 triliun.
"Sistem perbankan China akan mengalami siklus kerugian yang akan berdampak besar bagi ekonomi dunia," tutur Bass.
0 Response to "NPL bank China bisa tembus 3,7% "
Posting Komentar