Serangan teror kembali menghantam ibukota Turki, Ankara. Sebuah kendaraan bermuatan bom meledak di antara dua bus penumpang di dekat halte bus yang penuh sesak di jantung kota. Banyak kendaraan dan bus dilaporkan habis terbakar. Koran Hurriyet memberitakan ledakan, Minggu 13 Maret, terjadi pada pukul 18.35 waktu setempat di kawasan Kizilay.
Berbicara setelah pertemuan keamanan darurat, Menteri Kesehatan Mehmet Müezzinoglu mengatakan 125 orang terluka, 19 di antaranya dalam kondisi kritis. Dia mengatakan bahwa 30 korban meninggal di tempat kejadian sementara empat lainnya meninggal di rumah sakit.
Tercatat ini kali ketiga (sekali lagi: KETIGA KALINYA) Bom menggoncang Ankara dengan korban total lebih seratus tewas dan ratusan luka.
Pertama, pada Sabtu, 10 Oktober 2015, sekitar pukul 10.05 waktu setempat bom meledak, 97 orang tewas dan 250 luka-luka.
Kedua, Serangan bom mobil menghantam ibukota Turki, Ankara, Rabu, 17 Februari 2016, malam waktu setempat. Setidaknya 28 orang tewas akibat ledakan bom yang bersumber dari sebuah mobil yang sarat dengan bahan peledak.
Dan ini yang ketiga, Ahad (13/3) kemarin.
Tapi tak ada gegap gempita para pemimpin dunia yang mengecam Teroris.
Tak ada parade para pemimpin dunia berbela sungkawa.
"If today's terrorist attack on Ankara was in Paris, Berlin or London, you would have seen the world leaders competing on who condemns first."
"Jika hari ini teroris menyerang Paris, Berlin atau London, kalian akan menyaksikan pemimpin-pemimpin dunia saling berlomba untuk menjadi yang pertama mengutuk serangan," tulis Usman Aziz, di laman facebooknya.
Sayangnya, ini terjadi di Ankara, bukan Paris.
0 Response to " (Sayangnya) Ini Ankara, Bukan Paris "
Posting Komentar