Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo membantah keras adanya penyanderaan yang dilakukan oleh kelompok Abu Sayyaf di Kantor DPD pada Selasa, 21 Juni 2016 lalu. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang menjamin bahwa isu yang beredar tidak benar dan mengandung unsur penipuan.
Namun, setelah bergulirnya waktu ternyata dari pihak Kementerian Luar Negeri dan BIN membenarkan hal tersebut.
Pada rapat terbatas di kantor Menkopolhukam pada Jumat, 24 Juni 2016 hadir Panglima TNI, Kepala BIN, Kepala Bakamla, Menteri Luar Negeri dan Kapolri untuk membahas agenda pembebasan 7 WNI yang ditawan oleh Abu
Sayyaf.
Rapat yang digelar sejak pukul 09.30 tersebut berlangsung selama satu setengah jam. Sesaat selesai, Menteri Luar Negeri bersama Kapolri keluar dari pintu utama Kantor Menkopolhukam. Setelahnya, mobil Panglima TNI bermerek Jeep Rover berplat nomer berwarna merah dengan tanda bintang empat melintasi pintu depan kantor Menkopolhukam.
Mobil tersebut sesaat berhenti, awak media yang akan meminta keterangan dari Panglima TNI bersiap di depan mobil tersebut. Namun, mobil jeep rover tersebut tak lama berjalan mengikuti mobil sedan Camry berplat mobil berwarna merah 50-00 dengan lambang Mabes TNI.
Beberapa ajudan Panglima tampak memberi hormat di dalam mobil camry berwarna hitam tersebut. Mobil jeep rover yang biasa dipakai oleh Panglima TNI kemudian melaju cepat mengikuti mobil sedan camry tersebut.
"Bapak sudah keluar," ujar salah satu ajudan saat ditemui Republika di pintu samping Kantor Menkopolhukam..
Gatot tak memberikan statement apapun dan memilih kabur dari kejaran awak media. Sebelumnya, setelah beredar kabar adanya WNI yang ditawan lagi oleh kelompok Abu Sayyaf, Gatot sempat mengatakan bahwa isu itu tidak benar.
0 Response to " Salah Bicara Soal Penyanderaan WNI, Panglima TNI Tak Mau Bertemu Wartawan"
Posting Komentar