Sabtu, 27 Februari 2016 / 10:00 WIB
Jika
Anda penggemar olahan ayam, teruskanlah kegemaran itu. Pasalnya,
mengkonsumsi ayam memiliki banyak manfaat. Di antaranya, mengonsumsi
ayam dapat meningkatkan kesehatan tulang. Kok, bisa? Bisalah, kan ayam
mengandung mineral, utamanya kalsium. Lalu, si ayam juga mengandung
vitamin B6 yang dapat menurunkan tingkat homosistein, si biang kerok
penyakit jantung. Selain itu, ayam juga mengandung asam lemak omega-3
yang dapat mengurangi tingkat trigliserida sehingga mengurangi plak dan
peradangan di dinding arteri.
Eh, yang penting juga, si ayam
merupakan sumber terbaik dari tirptofan, yang dapat menyamankan tubuh.
Ayam juga dapat meningkatkan tingkat serotonin dalam otak Anda sehingga
meningkatkan suasana hati dan membantu tidur nyenyak. Pendeknya,
mengonsumsi ayam bikin kita tidak stres. Jadi, tidak salah dong kalau
pekan ini KONTAN memilihkan dua kemitraan ayam untuk Anda.
Sekarang kita temui Bhakti Alamsyah. Itu lo yang mengusung merek usaha Miami Fried Chicken di Bandung. Tapi, kenapa ya si Bhakti berani-beraninya memasuki pasar ayam goreng yang sudah sedemikian ramai. Bhakti, si pemilik PT Best Brand, beralasan karena Miami Fried Chicken mempunyai nilai tawar tinggi. "Dibandingkan dengan gerai waralaba sejenis yang sudah terkenal, rasa menu di Miami Fried Chicken tidak kalah padahal harganya lebih murah," ujar Bhakti. Ia juga optimistis ke depan usahanya ini bisa tetap berkembang.
Yakin sama perkataan Bhakti. Ayo, ikuti saja paket kemitraan yang ditawarkannya. Anda bisa meluncur ke Gateaway Tower, Jalan Ahmad Yani 669, Bandung, telp. 08122488881. Paket investasi yang ditawarkan senilai Rp 150 juta. Itu sudah termasuk biaya kerjasama senilai Rp 45 juta untuk lima tahun. Bhakti menghitung, dalam sehari mitra diperkirakan meraup omzet sekitar Rp 3 juta hingga Rp 5 juta atau sekitar Rp 90 juta hingga Rp 150 juta per bulan. Menurut Bhakti mitra bisa balik modal sekitar setahun hingga 1,5 tahun.
Kita tinggalkan Bhakti, kali ini kita menuju ke Warung Ayam & Bebek Kremes Pancoran. Jangan salah ya, itu bukan di Jakarta melainkan di Malang. Letaknya di Jalan Soekarno Hatta 76-A, Malang, Jawa Timur, telp. 082143557888. Tapi, kenapa ada kata Pancoran?
Dyah Arimurti, pendiri Warung Ayam & Bebek Kremes Pancoran, punya ceritanya. Dulu Dyah mulai merintis usaha pada tahun 2002 di Pancoran, Jakarta. Karena kena gusur dan kekurangan modal, Dyah memilih kembali ke Malang tahun 2006 dan memulai dengan konsep kaki lima dengan menu awal lalapan. Setelah tiga tahun, Dyah pun mulai mengembangkan usaha di ruko dan mengembangkan menu ayam dan bebek kremes. Pada tahun 2015 Dyah mulai menawarkan kemitraan usaha. Oh, itu sebabnya kata Pancoran menempel pada merek usaha Dyah.
Berbeda dengan Bhakti, Dyah menyajikan ayam dan bebek goreng atau bakarnya dengan taburan kremes dengan sambal dan lalapan yang biasa disebut ayam kremes. Tentunya, rasanya lebih menggoda. Apalagi ditambah dengan bumbu rahasia yang diracik sendiri yang membuat pelanggan ketagihan. "Pelanggan setia menyebut menu di sini punya rasa khas," ujar Dyah.
Berminat bergabung? Paket investasinya senilai Rp 150 juta untuk di Pulau Jawa. Mitra akan mendapat dukungan grand opening, sistem dan SOP, hak menggunakan merek Lalapan Pancoran Malang, pelatihan karyawan, media promosi dan bahan baku awal.
Dyah bilang, rata-rata omzet minimal sekitar Rp 60 juta per bulan. Setelah dikurangi biaya pembelian bahan baku, sewa tempat, gaji pegawai dan biaya operasional lainnya, laba bersih sekitar 35% dari omzet per bulan. "Dari situ, balik modalnya sekitar 15 bulan," imbuhnya.
Ayo, sudah beli saja waralabanya. Eit, tunggu, Kita dengar dulu nasihat pakar. Kata Erwin Halim, Konsultan Usaha dari Proverbs Consulting, harus ada keunikan yang ditonjolkan dalam usaha kuliner untuk menarik konsumen. Hampir senada, Lyra Puspa, Business & Wealth Coach dari Vanaya Coaching Institute, menilai, bisnis makanan yang menawarkan nasi dan lauk di Indonesia memiliki peluang untuk bertahan. Tapi karena ini merupakan bisnis kuliner, rasa adalah hal utama. Mitra usaha juga harus mencermati sistem pemasaran pusat.
Jadi, kita harus cermat sebelum memutuskan membeli waralaba. Sambil menimbang-nimbang keputusan apa yang akan diambil, kita dengar dulu nasihat dari Bob Parsons, seorang wirausahawan dan filantropis Amerika. Kata Parsons, “Mari kita jujur. Di mana pun berada, tidak ada bisnis yang tanpa masalah. Bisnis itu rumit dan tidak sempurna. Setiap bisnis dihuni oleh manusia yang tidak sempurna dan bisnis itu selalu ada dengan menyediakan produk atau jasa kepada manusia yang tak sempurna pula.” Salam.
Sekarang kita temui Bhakti Alamsyah. Itu lo yang mengusung merek usaha Miami Fried Chicken di Bandung. Tapi, kenapa ya si Bhakti berani-beraninya memasuki pasar ayam goreng yang sudah sedemikian ramai. Bhakti, si pemilik PT Best Brand, beralasan karena Miami Fried Chicken mempunyai nilai tawar tinggi. "Dibandingkan dengan gerai waralaba sejenis yang sudah terkenal, rasa menu di Miami Fried Chicken tidak kalah padahal harganya lebih murah," ujar Bhakti. Ia juga optimistis ke depan usahanya ini bisa tetap berkembang.
Yakin sama perkataan Bhakti. Ayo, ikuti saja paket kemitraan yang ditawarkannya. Anda bisa meluncur ke Gateaway Tower, Jalan Ahmad Yani 669, Bandung, telp. 08122488881. Paket investasi yang ditawarkan senilai Rp 150 juta. Itu sudah termasuk biaya kerjasama senilai Rp 45 juta untuk lima tahun. Bhakti menghitung, dalam sehari mitra diperkirakan meraup omzet sekitar Rp 3 juta hingga Rp 5 juta atau sekitar Rp 90 juta hingga Rp 150 juta per bulan. Menurut Bhakti mitra bisa balik modal sekitar setahun hingga 1,5 tahun.
Kita tinggalkan Bhakti, kali ini kita menuju ke Warung Ayam & Bebek Kremes Pancoran. Jangan salah ya, itu bukan di Jakarta melainkan di Malang. Letaknya di Jalan Soekarno Hatta 76-A, Malang, Jawa Timur, telp. 082143557888. Tapi, kenapa ada kata Pancoran?
Dyah Arimurti, pendiri Warung Ayam & Bebek Kremes Pancoran, punya ceritanya. Dulu Dyah mulai merintis usaha pada tahun 2002 di Pancoran, Jakarta. Karena kena gusur dan kekurangan modal, Dyah memilih kembali ke Malang tahun 2006 dan memulai dengan konsep kaki lima dengan menu awal lalapan. Setelah tiga tahun, Dyah pun mulai mengembangkan usaha di ruko dan mengembangkan menu ayam dan bebek kremes. Pada tahun 2015 Dyah mulai menawarkan kemitraan usaha. Oh, itu sebabnya kata Pancoran menempel pada merek usaha Dyah.
Berbeda dengan Bhakti, Dyah menyajikan ayam dan bebek goreng atau bakarnya dengan taburan kremes dengan sambal dan lalapan yang biasa disebut ayam kremes. Tentunya, rasanya lebih menggoda. Apalagi ditambah dengan bumbu rahasia yang diracik sendiri yang membuat pelanggan ketagihan. "Pelanggan setia menyebut menu di sini punya rasa khas," ujar Dyah.
Berminat bergabung? Paket investasinya senilai Rp 150 juta untuk di Pulau Jawa. Mitra akan mendapat dukungan grand opening, sistem dan SOP, hak menggunakan merek Lalapan Pancoran Malang, pelatihan karyawan, media promosi dan bahan baku awal.
Dyah bilang, rata-rata omzet minimal sekitar Rp 60 juta per bulan. Setelah dikurangi biaya pembelian bahan baku, sewa tempat, gaji pegawai dan biaya operasional lainnya, laba bersih sekitar 35% dari omzet per bulan. "Dari situ, balik modalnya sekitar 15 bulan," imbuhnya.
Ayo, sudah beli saja waralabanya. Eit, tunggu, Kita dengar dulu nasihat pakar. Kata Erwin Halim, Konsultan Usaha dari Proverbs Consulting, harus ada keunikan yang ditonjolkan dalam usaha kuliner untuk menarik konsumen. Hampir senada, Lyra Puspa, Business & Wealth Coach dari Vanaya Coaching Institute, menilai, bisnis makanan yang menawarkan nasi dan lauk di Indonesia memiliki peluang untuk bertahan. Tapi karena ini merupakan bisnis kuliner, rasa adalah hal utama. Mitra usaha juga harus mencermati sistem pemasaran pusat.
Jadi, kita harus cermat sebelum memutuskan membeli waralaba. Sambil menimbang-nimbang keputusan apa yang akan diambil, kita dengar dulu nasihat dari Bob Parsons, seorang wirausahawan dan filantropis Amerika. Kata Parsons, “Mari kita jujur. Di mana pun berada, tidak ada bisnis yang tanpa masalah. Bisnis itu rumit dan tidak sempurna. Setiap bisnis dihuni oleh manusia yang tidak sempurna dan bisnis itu selalu ada dengan menyediakan produk atau jasa kepada manusia yang tak sempurna pula.” Salam.
0 Response to "Pilihlah kemitraan ayam yang rasanya unik"
Posting Komentar