Daeng Aziz Tumbang, Pemulung Dulang Rupiah dari Kalijodo

Selasa 01 Mar 2016, 19:01 WIB
Daeng Aziz Tumbang, Pemulung Dulang Rupiah dari Kalijodo
Jakarta - Pemulung barang bekas kini mendulang rupiah di atas puing-puing bangunan kafe di kawasan Kalijodo. Pasalnya dahulu tak satu pun pemulung yang berani masuk ke kawasan lokalisasi tersebut.

Abdul Aziz alias Daeng Azis, nama itu memang terkenal sebagai penguasa di Kalijodo. Aziz sendiri memiliki banyak anak buah yang berjaga di kawasan tersebut.

Selain pengunjung kafe atau warga sekitar, tak satu pun orang yang tidak memiliki kepentingan bisa seenaknya berkeliaran di Kalijodo. Bahkan terdapat plang yang bertuliskan 'Pemulung, Pengamen, Pengemis Dilarang Masuk' yang tersebar di setiap sudut pintu masuk ke kawasan Kalijodo.



"Kawasan Kalijodo ini terkenal sama preman-premannya yang galak," ujar Sumiyati, salah satu pemulung di antara puing-puing bangunan kawasan Kalijodo, Selasa (1/3/2016).

Sumiyati mengaku pernah mendapat pengalaman buruk ketika mendapat ancaman dari preman setempat. Gertakan itu membuat dirinya tak berani masuk ke kawasan zona merah tersebut.

"Waktu pernah saya masuk ke dalam begitu lagi ngumpulin botol plastik ditegur sama orang. Enggak tahu warga atau preman, 'Ngapain kamu, sudah sana pergi! Di sini sampah sudah ada yang ngumpulin' semenjak itu saya enggak berani lagi buat masuk. Soalnya memang galak-galak orangnya," ujarnya.

Dia mengaku kabar kekejaman anak buah Daeng Aziz sudah terkenal. Sebab preman-preman tersebut tidak segan berbuat kasar.

"Kalau Daeng sendiri biasa aja, tapi tangan kanan dia yang kejam, kalau anak buahnya salah pasti dilarang, makanya kalau lihat orang yang mukanya ada bekas jahitan biasanya dia abis kena hukuman, jadi dibuat cacat gitu," tuturnya.

Lain halnya dengan Bob Primus Sitompul alias Ucok (45) yang mengaku tidak takut memulung sampah atau barang bekas di lokasi itu. Ucok mengaku berani lantaran telah kenal dengan beberapa anak buah Daeng Aziz.

"Ya sebenarnya bukan enggak boleh, cuma orang tertentu aja kalau yang kenal. Pernah satu hari saya mulung di sini, cuma ada yang ngelarang, sampai saya mau diaduin sama Daeng Aziz, cuma karena dulu saya pernah jadi tukang sampah di sini saya enggak takut," kata Ucok.


Ucok menyebut larangan pemulung masuk ke kawasan Kalijodo kemungkinan untuk menjaga wilayah tersebut. Dia juga mengaku larangan tersebut berawal dari warga.

"Ah itu sebenarnya bukan preman tapi warga sini, mereka emang enggak suka sama pemulung. Itu karena ada kerja sebagai tukang sampah jadi dia mengadu sama RT dan RW," tuturnya.

Sementara itu, pemulung lainnya bernama Muksin (33) mengatakan kalau plang larangan pemulung masuk hanya sekedar formalitas. Dia mengaku selama ini tak ada yang melarangnya memulung di kawasan Kalijodo.

"Alhamdulillah saya belum pernah ditegur, sejak 2002 saya mulung disini. Ya itu kan hanya formalitas doang. Dulu zamannya masih ada kafe cuma boleh masuk pagi doang, kalau udah siang pukul 14.00 WIB ke atas sudah tidak boleh karena mulai banyak tamu," tutur Muksin.

Muksin mengaku kaget bangunan kafe remang-remang di Kalijodo telah rata dengan tanah. Dia pun menyebut dengan ratanya Kalijodo membuat dirinya mereguk untung berlipat.

"Kalau dulu sehari Rp 50 ribu. Kalau sekarang bisa mendulang sepuasnya, ya Alhamdulillah sehari kemarin bisa dapat Rp 200 ribu sampai Rp 250 ribu," pungkasnya.  

0 Response to "Daeng Aziz Tumbang, Pemulung Dulang Rupiah dari Kalijodo"

Posting Komentar