"Kebijakan bunga negatif = kebijakan mengerikan"

Jumat, 04 Maret 2016 / 18:02 WIB

PARIS. Tren kebijakan suku bunga negatif mulai diterapkan oleh sejumlah bank sentral dunia. Sebut saja Bank Sentral Eropa (ECB) dan Bank of Japan (BOJ).
Menurut David Hussey, Manulife Asset Management's head of Europe, Autralasia, and Far East equities, ECB memang membutuhkan sejumlah kebijakan untuk menggairahkan kembali perekonomian. Namun, kebijakan suku bunga negatif bukan salah satu di antaranya.
"Menjelang pertemuan pimpinan ECB pada 10 Maret mendatang, Presiden ECB Mario Draghi harus memastikan market bahwa dia bisa mendorong kembali perekonomian Eropa," jelas Hussey. Apalagi, saat ini tingkat inflasi berada di level terendah dalam beberapa tahun terakhir akibat anjloknya harga minyak dan jatuhnya harga komoditas.
Namun, lanjut Hussey, kebijakan suku bunga negatif -atau pemangkasan lebih dalam lagi bunga deposito ke level negatif dari posisi saat ini negatif 0,3%- bukan merupakan pilihan baik.
"Ini kebijakan yang sangat mengerikan. Parahnya, ini menurunkan kepercayaan market. Kebijakan ini buruk bagi perbankan, buruk bagi modal perbankan. Selain itu, buruk juga bagi kredit. Itu sebabnya, kebijakan ini buruk untuk perekonomian," tandasnya.
Kebijakan suku bunga negatif secara efektif membebankan kepada para depositor yang memarkirkan dana tunai mereka di bank. Beberapa waktu terakhir, kebijakan ini mulai menarik kembali perhatian investor setelah Bank of Japan mengekor langkah ECB dan Swiss National Bank, yakni dengan memangkas suku bunga acuan di bawah level nol pada awal tahun ini.
Dengan prospek ekonomi global yang masih lemah, ada spekulasi kebijakan ini akan diikuti pula oleh bank sentral lainnya. Sebagai contoh, Chief Economist Bank of England pada tahun lalu mengatakan suku bunga negatif mungkin saja dibutuhkan untuk mendongkrak kembali perekonomian.
Kebenaran pendapat mereka tentu saja masih diperdebatkan. Saat suku bunga negatif telah menyebabkan tingkat yield obligasi melorot di sejumlah negara Eropa, namun, ekonomi gagal mendaki. Bahkan margin perbankan semakin tertekan.
Hal ini pula yang mendasari Hussey dalam menyusun portofolionya.
"Jika Anda melihat aset pasar di seluruh dunia, dan Anda melihat yield properti atau obligasi, pada umumnya mereka negatif. Padahal, bagi investor, mereka meinginkan yield atau income. Lalu apa yang akan dilakukan? Anda harus membeli saham," urainya.

0 Response to ""Kebijakan bunga negatif = kebijakan mengerikan""

Posting Komentar