Jumat, 19 Februari 2016 / 14:20 WIB
Pasalnya, bank berkode saham BNLI ini mencatat penurunan kredit sebesar 3% menjadi Rp 128 triliun pada tahun 2015.
Ini pula yang menyebabkan penyusutan nilai aset sebesar 1% menjadi Rp 183 triliun.
Direktur Utama PT Bank Permata Tbk Roy A. Arfandy mengatakan, penurunan kredit terjadi pada segmen usaha kecil dan menengah (UKM) dan pinjaman dalam mata uang asing.
“Karena bank secara proaktif berusaha untuk mengurangi eksposur ke sektor-sektor industri yang terkena dampak perlambatan ekonomi secara umum,” papar Roy, kemarin.
Sedangkan, likuiditas tetap terjaga tercermin dari rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) sebesar 88% di akhir tahun 2015.
Selain itu, perusahaan mengurangi biaya pendanaan dengan meningkatkan porsi giro dan tabungan sebesar 8% dan mengurangi pertumbuhan deposito sebanyak 7% sehingga rasio CASA meningkat menjadi 38% pada 2015 dibandingkan dengan 35% pada periode yang sama tahun sebelumnya
Ini pula yang menyebabkan penyusutan nilai aset sebesar 1% menjadi Rp 183 triliun.
Direktur Utama PT Bank Permata Tbk Roy A. Arfandy mengatakan, penurunan kredit terjadi pada segmen usaha kecil dan menengah (UKM) dan pinjaman dalam mata uang asing.
“Karena bank secara proaktif berusaha untuk mengurangi eksposur ke sektor-sektor industri yang terkena dampak perlambatan ekonomi secara umum,” papar Roy, kemarin.
Sedangkan, likuiditas tetap terjaga tercermin dari rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) sebesar 88% di akhir tahun 2015.
Selain itu, perusahaan mengurangi biaya pendanaan dengan meningkatkan porsi giro dan tabungan sebesar 8% dan mengurangi pertumbuhan deposito sebanyak 7% sehingga rasio CASA meningkat menjadi 38% pada 2015 dibandingkan dengan 35% pada periode yang sama tahun sebelumnya
0 Response to "Kredit Bank Pertama 2015 turun, aset ikut luruh"
Posting Komentar