Jumat, 19 Februari 2016 / 06:16 WIB
WASHINGTON.
Para petinggi Bank Sentral Amerika Serikat (AS) sepertinya mulai
sepakat untuk menunda kenaikan suku bunga. The Federal Reserve khawatir
perlambatan ekonomi global ikut berimbas ke ekonomi domestik AS.
Ada
beberapa sebab yang membuat pejabat The Fed berubah pikiran. Salah
satunya adalah perlambatan ekonomi China. Kondisi ekonomi China, menurut
pejabat The Fed, menjadi sumber terbesar perlambatan ekonomi di negara
mitra dagang Negeri Paman Sam seperti Meksiko dan Kanada.
Apalagi The Fed belum memiliki gambaran kondisi ekonomi China saat pertemuan yang dilakukan pada bulan depan. Pejabat The Fed akan kembali mengadakan pertemuan pada 15-16 Maret.
Faktor lain, volatilitas pasar keuangan global. Pembuat kebijakan The Fed menilai, ketidakpastian pasar saham terjadi sejak Desember 2015 pasca bunga The Fed naik.
"Peserta Federal Open Market Committee (FOMC) melihat implikasi kenaikan suku bunga bisa meningkatkan ketidakpastian aktivitas ekonomi domestik," tulis FOMC seperti dilansir Bloomberg, Rabu (17/2I.
Selain itu, kenaikan suku bunga juga memperlebar spread bunga kredit. Tak hanya itu, harga minyak yang terus jatuh disinyalir karena likuiditas yang ketat dan perlambatan ekonomi.
Sejumlah pejabat The Fed mulai merasa perkiraan inflasi AS bakal susah tercapai. Sejak Desember 2015, The Fed memperkirakan inflasi bisa 2% hingga akhir 2017. Namun jika masih mempertahankan kenaikan inflasi 2% maka jalur yang digunakan The Fed bukan dengan cara menaikkan bunga.
"Peristiwa-peristiwa global terbaru membuat target inflasi 2 % akan sulit tercapai secepat proyeksi awal," kata Presiden Fed Boston Eric Rosengre.
Sebelumnya, Gubernur The Fed Janet Yellen mengatakan kepada Kongres AS akan menunda kenaikan suku bunga. Tapi, dia juga menegaskan bahwa bank sentral masih akan menaikkan suku bunga pada tahun ini.
Tapi dengan kondisi perlambatan ekonomi yang terjadi belakangan ini kembali muncul potensi bahwa The Fed justru akan menurunkan suku bunga.
Apalagi The Fed belum memiliki gambaran kondisi ekonomi China saat pertemuan yang dilakukan pada bulan depan. Pejabat The Fed akan kembali mengadakan pertemuan pada 15-16 Maret.
Faktor lain, volatilitas pasar keuangan global. Pembuat kebijakan The Fed menilai, ketidakpastian pasar saham terjadi sejak Desember 2015 pasca bunga The Fed naik.
"Peserta Federal Open Market Committee (FOMC) melihat implikasi kenaikan suku bunga bisa meningkatkan ketidakpastian aktivitas ekonomi domestik," tulis FOMC seperti dilansir Bloomberg, Rabu (17/2I.
Selain itu, kenaikan suku bunga juga memperlebar spread bunga kredit. Tak hanya itu, harga minyak yang terus jatuh disinyalir karena likuiditas yang ketat dan perlambatan ekonomi.
Sejumlah pejabat The Fed mulai merasa perkiraan inflasi AS bakal susah tercapai. Sejak Desember 2015, The Fed memperkirakan inflasi bisa 2% hingga akhir 2017. Namun jika masih mempertahankan kenaikan inflasi 2% maka jalur yang digunakan The Fed bukan dengan cara menaikkan bunga.
"Peristiwa-peristiwa global terbaru membuat target inflasi 2 % akan sulit tercapai secepat proyeksi awal," kata Presiden Fed Boston Eric Rosengre.
Sebelumnya, Gubernur The Fed Janet Yellen mengatakan kepada Kongres AS akan menunda kenaikan suku bunga. Tapi, dia juga menegaskan bahwa bank sentral masih akan menaikkan suku bunga pada tahun ini.
Tapi dengan kondisi perlambatan ekonomi yang terjadi belakangan ini kembali muncul potensi bahwa The Fed justru akan menurunkan suku bunga.
0 Response to "Pejabat Fed sepakat menunda kenaikan suku bunga"
Posting Komentar