Jumat, 19 Februari 2016 / 14:25 WIB
Fasilitas kredit dari Indonesia Eximbank, PT Bank ICBC Indonesia, dan PT Bank Permata Tbk.
William Surnata, Direktur PSAB mengatakan, perjanjian fasilitas kredit diteken pada 17 Februari 2016 bersama anak-anak usaha PSAB.
Anak usaha itu diantaranya, PT J Resources Nusantara, PT J Resources Bolaang Mongondow, PT Sago Prima Pratama, PT Gorontalo Sejahtera Mining, PT Arafura Surya Alam, J Resources Netherland BV, J Resources Gold Ltd dan Spesific Resources Sdn. Bhd.
Nantinya, fasilitas sindikasi untuk mengembangkan empat aset tambang perseroan, yang selama ini belum dibiayai dalam fasilitas sindikasi tahun 2013 lalu.
"Kami berharap salah satu diantara empat aset tambang itu bisa berproduksi tahun 2017 mendatang," ujar William dalam keterangan resmi, Jumat (19/2).
Sebagai informasi, pada 14 November 2013 lalu, PSAB memperoleh pinjaman sindikasi dari enam bank sebesar US$ 275 juta.
Jangka waktu pinjaman itu hingga 30 Desember 2017 mendatang.
Pinjaman itu digunakan untuk membayar utang, modal kerja dan pembangunan infrastruktur beberapa proyek tambang PSAB.
Saat ini, jumlah sisa hutang dan perjanjian fasilitas sindikasi tahun 2013 itu tinggal US$ 160 juta.
"Kami juga akan terus melakukan ekspor produk kami berupa logam mulia," ujarnya.
Sebelumnya, PSAB memang berencana membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) emas di dua lokasi tambang miliknya di Sulawesi pada tahun ini.
Smelter yang dikembangkan khususnya untuk tambang Doup dan Pani di Sulawesi.
Pada Kuartal III-2015, total liabilitas PSAB mencapai US$ 513,4 juta.
Sementara ekuitasnya sebesar US$ 319 juta.
Pada periode itu, kinerja J Resources Asia Pasific masih terbilang baik.
Ini terlihat dari laba bersih yang mencapai US$ 29,07 juta atau naik 139,62% year on year, yang hanya US$ 12,14 juta.
Pendapatan pun meningkat, dari US$ 202,45 juta menjadi US$ 230,23 juta.
William Surnata, Direktur PSAB mengatakan, perjanjian fasilitas kredit diteken pada 17 Februari 2016 bersama anak-anak usaha PSAB.
Anak usaha itu diantaranya, PT J Resources Nusantara, PT J Resources Bolaang Mongondow, PT Sago Prima Pratama, PT Gorontalo Sejahtera Mining, PT Arafura Surya Alam, J Resources Netherland BV, J Resources Gold Ltd dan Spesific Resources Sdn. Bhd.
Nantinya, fasilitas sindikasi untuk mengembangkan empat aset tambang perseroan, yang selama ini belum dibiayai dalam fasilitas sindikasi tahun 2013 lalu.
"Kami berharap salah satu diantara empat aset tambang itu bisa berproduksi tahun 2017 mendatang," ujar William dalam keterangan resmi, Jumat (19/2).
Sebagai informasi, pada 14 November 2013 lalu, PSAB memperoleh pinjaman sindikasi dari enam bank sebesar US$ 275 juta.
Jangka waktu pinjaman itu hingga 30 Desember 2017 mendatang.
Pinjaman itu digunakan untuk membayar utang, modal kerja dan pembangunan infrastruktur beberapa proyek tambang PSAB.
Saat ini, jumlah sisa hutang dan perjanjian fasilitas sindikasi tahun 2013 itu tinggal US$ 160 juta.
"Kami juga akan terus melakukan ekspor produk kami berupa logam mulia," ujarnya.
Sebelumnya, PSAB memang berencana membangun pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) emas di dua lokasi tambang miliknya di Sulawesi pada tahun ini.
Smelter yang dikembangkan khususnya untuk tambang Doup dan Pani di Sulawesi.
Pada Kuartal III-2015, total liabilitas PSAB mencapai US$ 513,4 juta.
Sementara ekuitasnya sebesar US$ 319 juta.
Pada periode itu, kinerja J Resources Asia Pasific masih terbilang baik.
Ini terlihat dari laba bersih yang mencapai US$ 29,07 juta atau naik 139,62% year on year, yang hanya US$ 12,14 juta.
Pendapatan pun meningkat, dari US$ 202,45 juta menjadi US$ 230,23 juta.
0 Response to "PSAB diguyur kredit hampir Rp 3 triliun"
Posting Komentar