Entah karena kehabisan bahan atau obyek olok-olokan, nampaknya begitu, kali ini tim kepresidenan mengunjungi kompleks Wisma Atlet Hambalang. (Jumat, 18-3-2016)
Sayangnya, ketika berada di lokasi, sang presiden yang menjadi pujaan bagi segelintir orang itu cuma bisa bergeleng-geleng kepala. Suasana menjadi semakin dramatis, manakala sang presiden melintas di tengah-tengah rumput-rumput yang sudah tinggi, seolah mengesankan tempat yang tidak terurus.
Saya tidak mengerti apakah maksud-maksudnya, apakah tujuan-tujuannya yang tergambar di Hambalang.
Tetapi disinilah menjadi soal-soalnya ujian kenegarawanan seorang presiden, sebagai ujian-ujiannya seorang pemimpin.
Apakah di dalam kunjungan yang politis tersebut hendak memberikan pesan mengajak masyarakat MELIHAT KE DEPAN, ataukah hanya mau membuat bahan olok-olokan (sindiran) bagi presiden sebelumnya?
Hukum lama akan bekerja, kalau pekerjaan itu diawali dan dimulai dengan sesuatu niat yang baik dan mulia, niscaya dan Inshaa Allah hasilnya akan baik pula. Sebaliknya, kalau niatnya sudah kotor, niscaya hasilnya pun nantinya itu lagi dan itu lagi. (Leo Kusuma)
***
Komentar Romli Atmasasmita (Ahli Hukum):
"Presiden Joko Widodo menyesalkan kondisi Hambalang. Inilah akibat Gakkum (penegakkan hukum) KPK yang tidak perhatikan dampaknya sedangkan negara sudah keluar duit trilyunan.
Proyek hambalang dihentikan karena keterlibatan PA, KPA dan PPK Kemenpora untuk proyek tersebut. Persoalan Hambalang yang mangkrak adalah barang sitaan KPK yang tidak boleh digunakan kecuali ada perintah pengadilan."
Nah begitu duduk persoalannya, pak Presiden.
0 Response to " UJIAN POLITIK DI HAMBALANG"
Posting Komentar