5 Maret 2016
JAKARTA.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan akan cenderung melemah
pada perdagangan awal pekan. Pasalnya, indikator teknikal indeks
menunjukkan sinyal negatif.
Lanjar Nafi, analis Reliance Sekuritas menjelaskan, secara teknikal, IHSG membentuk pola two star in the north dari candlestick pattern dengan potensi koreksi yang cukup besar.
Indikator stochastic dead-cross dengan momentum flat pada area osilator jenuh beli. "Kami perkirakan IHSG masih akan bergerak tertahan cenderung melemah di kisaran 4.780-4.900." kata Lanjar dalam riset yang diterima KONTAN, Jumat (4/3).
Pada perdagangan hari ini, IHSG cenderung melemah namun berhasil ditutup menguat tipis pasca pre clossing 6.84 poin sebesar 0.14% dilevel 4850.88 dengan volume yang cukup tinggi.
Lanjar bilang, pada perdagangan hari ini, investor banyak melakukan aksi profit taking. Namun, investor asing justru kembali net buy sebesar Rp 306,86 miliar seiring penguatan rupiah yang menguat ke level tertinggi sembilan bulan terakhir. Sehingga total capital inflow pada minggu ini sebesar Rp 2,26 triliun. Nilai ini terbilang cukup besar dan awal yang baik pada bulan ini.
Bursa Asia mayoritas bergerak cenderung tertahan diwarnai aksi profit taking, namun berhasil ditutup positif. Faktor pendorongnya berasal dari China yang melakukan intervensi untuk mendukung pasar saham dengan menyetujui rencana lima tahunan bagi prekonomiannya pada Kongres Rakyat Nasional pada hari Minggu nanti.
Langkah tersebut adalah upaya pemerintah China untuk menarik kembali investor setelah outlook peringkat utang mereka dipangkas ke level negatif.
Adapun bursa Eropa dibuka tertahan karena investor cenderung menunggu laporan data tingkat pengangguran AS dan kemungkinan langkah stimulus lebih lanjut dari pertemuan tahunan legislatif nasional China.
Lanjar bilang, data nonfarm payrolls AS hari ini akan memberikan signal lebih lanjut kondisi kesehatan ekonomi AS. Investor juga menunggu arahan kebijakan moneter bulan ini, di mana ECB dijadwalkan mengumumkan keputusannya pada tanggal 10 Maret dan The Fed pada tanggal 16 Maret.
Lanjar Nafi, analis Reliance Sekuritas menjelaskan, secara teknikal, IHSG membentuk pola two star in the north dari candlestick pattern dengan potensi koreksi yang cukup besar.
Indikator stochastic dead-cross dengan momentum flat pada area osilator jenuh beli. "Kami perkirakan IHSG masih akan bergerak tertahan cenderung melemah di kisaran 4.780-4.900." kata Lanjar dalam riset yang diterima KONTAN, Jumat (4/3).
Pada perdagangan hari ini, IHSG cenderung melemah namun berhasil ditutup menguat tipis pasca pre clossing 6.84 poin sebesar 0.14% dilevel 4850.88 dengan volume yang cukup tinggi.
Lanjar bilang, pada perdagangan hari ini, investor banyak melakukan aksi profit taking. Namun, investor asing justru kembali net buy sebesar Rp 306,86 miliar seiring penguatan rupiah yang menguat ke level tertinggi sembilan bulan terakhir. Sehingga total capital inflow pada minggu ini sebesar Rp 2,26 triliun. Nilai ini terbilang cukup besar dan awal yang baik pada bulan ini.
Bursa Asia mayoritas bergerak cenderung tertahan diwarnai aksi profit taking, namun berhasil ditutup positif. Faktor pendorongnya berasal dari China yang melakukan intervensi untuk mendukung pasar saham dengan menyetujui rencana lima tahunan bagi prekonomiannya pada Kongres Rakyat Nasional pada hari Minggu nanti.
Langkah tersebut adalah upaya pemerintah China untuk menarik kembali investor setelah outlook peringkat utang mereka dipangkas ke level negatif.
Adapun bursa Eropa dibuka tertahan karena investor cenderung menunggu laporan data tingkat pengangguran AS dan kemungkinan langkah stimulus lebih lanjut dari pertemuan tahunan legislatif nasional China.
Lanjar bilang, data nonfarm payrolls AS hari ini akan memberikan signal lebih lanjut kondisi kesehatan ekonomi AS. Investor juga menunggu arahan kebijakan moneter bulan ini, di mana ECB dijadwalkan mengumumkan keputusannya pada tanggal 10 Maret dan The Fed pada tanggal 16 Maret.
0 Response to "Waspada, IHSG diramal tertekan awal pekan depan"
Posting Komentar