Ngasih sedekah kepada fakir miskin, lalu wajahnya sontak berseri-seri, ada bintang-bintang di matanya, lalu lisannya terucap memuji Allah Ta'ala, "Alhamdulillah", berterimakasih berulang kali. Lalu kita jadi terharu, senang, ikut bersyukur.
Biasa.
Yang ngga biasa itu jika kita sedekah kepada fakir miskin,
lalu... orangnya mencibir (padahal
kita tulus), tatapan meremehkan (padahal uang besar), membuang pemberian
(padahal kue bikinan kita sendiri), malah ngomongin kita dengan
sebutan-sebutan buruk di belakang. ^__^
Allahul musta'an.
Semoga yang ngga biasa-ngga biasa begini makin menguatkan niat kita untuk siapa kita beramal shalih (dalam hal ini tentang sedekah).
Dari Ibnu Jawari dari buku yang ditulis Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Al Abdul Lathif, ditanya Sahl bin Abdullah At-Tusturi, Apa yang paling berat bagi nafsu? Dia menjawab: "Ikhlas, karena dengan demikian nafsu tidak memiliki tempat dan bagian lagi."
Berkata Sufyan Ats-Tsauri: "Tidak ada yang paling berat untuk kuobati daripada niatku, karena ia selalu berubah-ubah."
(Ardian Candra)
Allahul musta'an.
Semoga yang ngga biasa-ngga biasa begini makin menguatkan niat kita untuk siapa kita beramal shalih (dalam hal ini tentang sedekah).
Dari Ibnu Jawari dari buku yang ditulis Dr. Abdul Aziz bin Muhammad Al Abdul Lathif, ditanya Sahl bin Abdullah At-Tusturi, Apa yang paling berat bagi nafsu? Dia menjawab: "Ikhlas, karena dengan demikian nafsu tidak memiliki tempat dan bagian lagi."
Berkata Sufyan Ats-Tsauri: "Tidak ada yang paling berat untuk kuobati daripada niatku, karena ia selalu berubah-ubah."
(Ardian Candra)
0 Response to "Apa yang Paling Berat Bagi Nafsu? : IKHLAS"
Posting Komentar