Aliran dana gelap jegal penerimaan pajak Indonesia


JAKARTA. Banjirnya aliran dana gelap dari Indonesia membuat kinerja ekonomi dalam negeri terhambat. Salah satunya, karena berdampak pada penerimaan pajak.
Menurut peneliti Senior Perkumpulan Prakarsa, Setyo Budiantoro, meningkatnya aliran dana gelap dari transaksi ilegal berdampak langsung pada penerimaan pajak.
"Potensi penerimaan pajak dari transaksi ekspor dan impor bisa hilang karena upaya penghindaran pajak ini," kata Setyo di Jakarta, Sabtu (20/2/2016).
Padahal, penerimaan pajak menjadi instrumen penopang utama penerimaan negara di Indonesia, yakni sekitar 84 persen.
Selain itu, aliran dana gelap juga akan mempengaruhi suki bunga dan nilai tukar. Melalui suku bunga, aliran masuk atau keluarnya dana dari satu negara ke negara lain bisa diatur.
Nilai tukar pun menjadi faktor lain yang menentukan ke mana bergeraknya aliran dana gelap.
"Semakin tinggi keuntungan dari selisih nilai tukar, maka makin banyak pula dana gelap yang mengalir ke sana," kata Setyo.
Dampak jangka panjangnya, menurut Setyo, akan menyebabkan krisis keuangan. Semakin besar dana spekulatif yang masuk ke pasar, makin rentan pasar tersebut.
Setyo mengatakan, dampaknya juga akan terlihat pada penanggulangan kemiskinan.
Akibat berkurangnya penerimaan pajak negara, maka berpengaruh pada kebijakn pemerintah dalam merancang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Misalnya, untuk pemberian subsidi.
Oleh karena itu, pemerintah Indonesia dituntut merebut kembali penerimaan pajak tersebut.
"Dengan kemampuan fiskal yang menguat, alokasi anggaran untuk penanggulan kemiskinan bisa ditingkatkan," kata dia. (Penulis    : Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

SUMBER : Kompas.com 

0 Response to "Aliran dana gelap jegal penerimaan pajak Indonesia"

Posting Komentar