BELAJAR dari Kisah Mangkrak "Railbus Solo-Wonogiri" Era Walikota Jokowi



Oleh: Tara Palasara

[Pengantar:]

Oleh loyalis Pak Jokowi, saya dicap sebagai hater karena aktivitas menulis saya dengan tema seputar Pemerintahan Pak Jokowi. Padahal bagi yang cermat membaca, tidak sekalipun saya membuat fitnah atas diri Pak Jokowi karena yang saya soroti adalah Kebijakan Pemerintah.

Tulisan pada status ini mengunjukkan fakta, bahwa saya itu pada dasarnya respek dan apresiasi kepada diri Pak Jokowi sebagai inisiator dan eksekutor yang hebat!!! (Y)

Mungkin yang perlu dilengkapkan pada diri Pak Jokowi adalah Tim Work yang bekerja atas dasar ketulusan nurani [disamping pastinya profesionalisme yang mumpuni ] sehingga, program-program yang dilaksanakan betul-betul berkemanfaatan untuk jangka panjang DAN BUKAN “TERKESAN” UNTUK PENCITRAAN SESAAT!!!

[Isi]

Pada tanggal 26 JULI 2011, Menteri Perhubungan [waktu itu] Freddy Numberi -secara resmi- meresmikan pengoperasian railbus Batara Kresna jurusan Solo (Stasiun Purwosari) -Wonogiri.

http://news.detik.com/berita/1689376/menhub-resmikan-pengoperasian-railbus-solo-wonogiri

Sebagaimana Railbus Solo – Jogjakarta, Railbus Batara Kresna Solo – Wonogiri, salah satu inisiatornya adalah Pemerintah Kota Solo yang saat itu dipimpin oleh Pak Joko Widodo sebagai Wali Kota Solo.

http://finance.detik.com/read/2012/08/14/095348/1990614/4/siapakah-perintis-railbus-solo-yogyakarta

SEBAGAIMANA UMUMNYA, PADA AWAL-AWAL PROGRAM.... PENGOPERASIAN RAILBUS SOLO – WONOGIRI BERJALAN LANCAR DAN PENUMPANG CUKUP ANTUSIAS!

Namun demikian, dalam perjalanannya ternyata Railbus ini MANGKRAK!!!!
Dan berhenti beroperasi DIANTARANYA ADALAH KARENA FAKTOR KEUANGAN !!!!

Baca Ini :

Merugi, Railbus Solo-Wonogiri yang Diinisiasi Jokowi Dihentikan

http://nasional.news.viva.co.id/news/read/519059-merugi--railbus-solo-wonogiri-yang-diinisiasi-jokowi-dihentikan

Kutipan berita:

Direktur Utama PT KAI [ waktu itu ] Ignasius Jonan (Menhub sekarang) menyatakan, instansinya tak bisa berbuat banyak soal berhenti beroperasinya railbus. “Dalam satu rangkaian railbus hanya ada 75 seat. Kalau tidak ada public service obligation (PSO), maka harga tiketnya akan sangat mahal. Harga tiketnya bisa sampai Rp30-40 ribu per kursi,” ujar Jonan di sela pengecekan persiapan angkutan lebaran di Stasiun Balapan Solo, Sabtu 5 Juli 2014.

KAI menyatakan tak akan menyiapkan kereta pengganti paska railbus tersebut mangkrak. Jonan justru mempertanyakan kenapa moda transportasi tersebut dibuat.

“Coba saja tanya yang bikin, kenapa dulu ada railbus. Dulu itu waktu bikin railbus dipikir nggak perencanannya? Waktu itu kan saya belum ada (menjabat). Lagipula itu juga masih aset dari Kemenhub,” ujar Jonan.

[note: perhatikan kritikan yang amat sangat keras dan pedas dari Pak Jonan di atas!]

PADA KELANJUTANNYA,

Pemerintah Pusat AKHIRNYA turun tangan [karena faktor politis?] hingga Rabu, 11 Maret 2015 Menhub Jonan Luncurkan Railbus Peninggalan Pak Jokowi.

Menhub (Kembali) Luncurkan Railbus 'Batara Kresna' Rute Solo-Wonogiri

http://finance.detik.com/read/2015/03/11/101301/2855284/4/menhub--kembali--luncurkan-railbus-batara-kresna-rute-solo-wonogiri

dan TAHUKAH ANDA???

Untuk bisa agar Railbus tersebut layak jangkau, maka Pemerintah MENSUBSIDI dengan Dana PSO (Public Service Obligation atau kewajiban BUMN melayani kebutuhan publik) sekitar Rp 9 Miliar, sampai dengan Desember 2015, sehingga bisa diberikan harga TIKET ke penumpang sekitar Rp 4.000 –an.

INTINYA APA???

Iya, Pemerintah PUSAT Akhirnya TURUN TANGAN untuk menyelamatkan program mangkrak terbengkalai, YANG “UNTUNGNYA” [dalam Kasus Railbus Bathara Kresna] MEMANG BAGUS UNTUK RAKYAT.

-----

LALU BAGAIMANA DENGAN PROGRAM KERETA CEPAT JAKARTA–BANDUNG???


Sudah menjadi rahasia umum bahwa Menteri Jonan, pada dasarnya “MENOLAK” rencana pembangunan KA Cepat, walau belakangan ada eufemisme setuju asal tidak pakai APBN.

Bentuk penolakan halus Menteri Jonan terlihat dari ketidakhadirannya waktu Grounbreaking hingga hari ini Ijin Pembangunan KA CEPAT belum juga dikeluarkan KARENA MASIH BANYAK HAL YANG BELUM DIBERESKAN OLEH INVESTOR.

Dalam berbagai kesempatan, setiap kali ditanya soal kelayakan secara bisnis dari KA CEPAT dengan tangkas Menteri Jonan selalu mengelak dan menyuruh untuk tanya ke Menteri BUMN/Investornya. Sebuah tindakan cerdas karena memang bukan domainnya, apalagi dia tahu itu memang proyek rugi.

Menhub Jonan: Jika Dana Jebol, Tutup Saja Proyek Kereta Cepat

http://bisnis.liputan6.com/read/2309137/menhub-jonan-jika-dana-jebol-tutup-saja-proyek-kereta-cepat

Menhub Jonan: Jakarta-Bandung Tak Perlu Kereta Cepat

http://bisnis.liputan6.com/read/2309140/menhub-jonan-jakarta-bandung-tak-perlu-kereta-cepat

[Penutup]

Nah... penutup dari MATERI status ini adalah bahwa point yang hendak disuarakan oleh Kaum “PENOLAK” Kereta Cepat itu lebih pada: JANGAN SAMPAI pada Akhirnya Pemerintah hanya Menjadi Tempat Sampah Masalah APABILA terjadi kegagalan Pembangunan Kereta Api Cepat.

Saat ini Pemerintah selalu gembar-gembor bahwa KA CEPAT adalah tanpa APBN dan Penjaminan, tapi kita harus waspadai karena faktanya ada penggunaan APBN secara tidak langsung!

Siapalah saya dan orang-orang yang aktif menyuarakan penolakan, jika pada akhirnya Pemerintah “TETAP MEMBERI RESTU” atas pembangunan KA CEPAT?!

MAKA... kami akan suarakan penolakan atas program ini, ‘toh kami masih dalam koridor hukum [tidak melakukan sabotase proyek dan atau menghasut dengan berita fitnah].

*Sumber: fb Tara Palasara (Senin, 1/2/2016)
https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=485341061655783&id=100005396809370

0 Response to "BELAJAR dari Kisah Mangkrak "Railbus Solo-Wonogiri" Era Walikota Jokowi"

Posting Komentar