Sabtu, 06 Februari 2016 / 10:03 WIB
Amazon, Netflix, Adobe, Priceline, Twitter dan Facebook semua merosot
lebih dari 5% menarik indeks komposit Nasdaq kembali ke tingkat yang
terakhir terlihat pada Oktober 2014.
Saham-saham unggulan indeks Dow pun terkena pukulan, seperti Nike, turun 5,0%, dan McDonald kehilangan 4,4%, di tengah kekhawatiran akan terpengaruh perlambatan ekonomi global.
Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir turun 211,61 poin (1,29 %) menjadi 16.204,97. Indeks S&P 500 kehilangan 35,40 (1,85 %) menjadi ditutup pada 1.880,05, sementara indeks komposit Nasdaq jatuh 146,42 (3,25 %) menjadi 4.363,14.
Laporan ketenagakerjaan Januari oleh Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan perlambatan dalam perekrutan tetapi tingkat pengangguran AS turun menjadi 4,9 % dan pertumbuhan upah meningkat moderat. Kedua data menunjukkan dukungan terhadap kebijakan pengetatan lebih lanjut The Fed di bulan-bulan mendatang.
“Angka-angka bisa mendukung keputusan potensial The Fed untuk melanjutkan kenaikan suku bunga pada 2016. Menanggapi ketidakpastian ini atas masa depan potensi suku bunga fed fund, pasar ekuitas telah dilanda aksi jual," kata Briefing.com.
Aksi jual membuat beberapa saham rusak. Alphabet, induk dari Google, kehilangan 3,5 % dan Apple merosot 2,7 %. Starbucks jatuh 6,8 %, Microsoft turun 3,8 %, dan ConocoPhillips menukik 6,9 %.
LinkedIn, situs jejaring pekerjaan, anjlok 43,6 % setelah memberikan perkiraan suram untuk tahun ini. Perusahaan mengalahkan perkiraan untuk kuartal keempat tahun lalu, tetapi memperkirakan pendapatan dan laba kuartal pertama 2016 jauh di bawah yang para analis harapkan, menyalahkan sebagian tekanan dari perlambatan pertumbuhan global.
Salah satu dari beberapa pencetak kenaikan besar adalah Tyson Foods, perusahaan pengolah ayam besar dan babi, melonjak 9,9 % karena laba kuartal keempatnya dengan mudah mengalahkan perkiraan, pada 1,15 dolar AS per saham dibandingkan dengan prediksi 89 sen. Tetapi pendapatannya di 9,2 miliar dollar AS, turun 15,4 % dari setahun lalu.
Alan Skrainka dari Cornerstone Wealth Management mengatakan ia terkejut melihat reaksi terhadap apa yang ada dari semua sisi lapor ketenagakerjaan yang moderat.
Dia mengatakan bahwa hal itu menampakkan pasar percaya The Fed "berkomitmen untuk menaikkan suku bunga sementara ekonomi menunjukkan sedikit pelemahan dan orang-orang khawatir itu akan melempar dirinya ke dalam resesi." Penjualan berat di perusahaan-perusahaan teknologi kemungkinan merupakan pergeseran konservatif dari "pertumbuhan" saham ke "nilai" saham, tambahnya.
"Kami sangat yakin bahwa pertumbuhan bekerja .... Kami mulai melihat hari ini -- LinkedIn memiliki beberapa berita yang mengecewakan -- bahwa pertumbuhann saham-saham dinilai terlalu tinggi dan pasar akan segera bertransisi kembali ke nilai," ujarnya.
Saham-saham unggulan indeks Dow pun terkena pukulan, seperti Nike, turun 5,0%, dan McDonald kehilangan 4,4%, di tengah kekhawatiran akan terpengaruh perlambatan ekonomi global.
Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir turun 211,61 poin (1,29 %) menjadi 16.204,97. Indeks S&P 500 kehilangan 35,40 (1,85 %) menjadi ditutup pada 1.880,05, sementara indeks komposit Nasdaq jatuh 146,42 (3,25 %) menjadi 4.363,14.
Laporan ketenagakerjaan Januari oleh Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan perlambatan dalam perekrutan tetapi tingkat pengangguran AS turun menjadi 4,9 % dan pertumbuhan upah meningkat moderat. Kedua data menunjukkan dukungan terhadap kebijakan pengetatan lebih lanjut The Fed di bulan-bulan mendatang.
“Angka-angka bisa mendukung keputusan potensial The Fed untuk melanjutkan kenaikan suku bunga pada 2016. Menanggapi ketidakpastian ini atas masa depan potensi suku bunga fed fund, pasar ekuitas telah dilanda aksi jual," kata Briefing.com.
Aksi jual membuat beberapa saham rusak. Alphabet, induk dari Google, kehilangan 3,5 % dan Apple merosot 2,7 %. Starbucks jatuh 6,8 %, Microsoft turun 3,8 %, dan ConocoPhillips menukik 6,9 %.
LinkedIn, situs jejaring pekerjaan, anjlok 43,6 % setelah memberikan perkiraan suram untuk tahun ini. Perusahaan mengalahkan perkiraan untuk kuartal keempat tahun lalu, tetapi memperkirakan pendapatan dan laba kuartal pertama 2016 jauh di bawah yang para analis harapkan, menyalahkan sebagian tekanan dari perlambatan pertumbuhan global.
Salah satu dari beberapa pencetak kenaikan besar adalah Tyson Foods, perusahaan pengolah ayam besar dan babi, melonjak 9,9 % karena laba kuartal keempatnya dengan mudah mengalahkan perkiraan, pada 1,15 dolar AS per saham dibandingkan dengan prediksi 89 sen. Tetapi pendapatannya di 9,2 miliar dollar AS, turun 15,4 % dari setahun lalu.
Alan Skrainka dari Cornerstone Wealth Management mengatakan ia terkejut melihat reaksi terhadap apa yang ada dari semua sisi lapor ketenagakerjaan yang moderat.
Dia mengatakan bahwa hal itu menampakkan pasar percaya The Fed "berkomitmen untuk menaikkan suku bunga sementara ekonomi menunjukkan sedikit pelemahan dan orang-orang khawatir itu akan melempar dirinya ke dalam resesi." Penjualan berat di perusahaan-perusahaan teknologi kemungkinan merupakan pergeseran konservatif dari "pertumbuhan" saham ke "nilai" saham, tambahnya.
"Kami sangat yakin bahwa pertumbuhan bekerja .... Kami mulai melihat hari ini -- LinkedIn memiliki beberapa berita yang mengecewakan -- bahwa pertumbuhann saham-saham dinilai terlalu tinggi dan pasar akan segera bertransisi kembali ke nilai," ujarnya.
0 Response to "Bursa AS jatuh pasca rilis data tenaga kerja"
Posting Komentar