26 Februari 2016 | 06:41 WIB
HOUSTON,Menteri Perminyakan Arab
Saudi Ali Al-Naimi pada Selasa (23/2/2016) waktu setempat secara percaya
diri mengatakan akan lebih banyak negara yang bergabung dalam pakta
penahanan produksi minyak yang digagas Arab Saudi dan Rusia beberapa
waktu lalu.
Namun, sang Menteri juga mengesampingkan dulu pemotongan produksi dalam waktu dekat.
Dua pernyataan ini membuat harga minyak jatuh sebesar 4 persen dan membuat saham Wall Street dan Eropa memerah pada Rabu pagi ini (WIB).
Pernyataan Al-Naimi diucapkan pada pertemuan tahunan IHS CERAWeek di Houston, AS. Al-Naimi mengatakan bahwa eksekutif energi global mendukung langkah penahanan produksi minyak sehingga demand akan menguat dalam beberapa waktu, yang akan mendorong harga minyak kembali naik setelah mencapai titik terendah dalam satu dekade.
"Penahanan produksi hanyalah satu proses awal. Jika kita bisa merangkul semua produsen top dunia untuk setuju tidak menambah ekstra-barrel, stok minyak yang tinggi ini akan menurun seiring berjalannya waktu," kata dia.
Namun, dia juga menambahkan bahwa pasar jangan melihat perjanjian yang baru saja muncul sebagai sebuah persetujuan untuk memangkas produksi minyak. Sebab, kata dia, tidak cukup sebuah kesepakatan untuk mencapai tahap tersebut.
"(Kesepakatan) itu tidak akan terjadi karena banyak negara akan tetap berproduksi," kata Al-Naimi dalam sesi tanya jawab setelah pidatonya.
Hal ini membuat banyak pihak bertanya-tanya mengapa Arab Saudi tetap mempertahankan produksi minyaknya walau tahu harga minyak terus melorot.
"Bahkan, bila mereka bilang akan memotong produksi minyaknya, mereka tidak akan melakukannya. Tidak usah buang waktu untuk mencari pemotongan produksi. Itu tidak akan terjadi," kata dia.
Para pedagang bursa sebelumnya sudah skeptis bahwa upaya penahanan produksi minyak ini akan mendorong pasar dan harga minyak kembali naik setelah turun 4 persen pasca-komentar Al-Naimi.
Namun, sang Menteri juga mengesampingkan dulu pemotongan produksi dalam waktu dekat.
Dua pernyataan ini membuat harga minyak jatuh sebesar 4 persen dan membuat saham Wall Street dan Eropa memerah pada Rabu pagi ini (WIB).
Pernyataan Al-Naimi diucapkan pada pertemuan tahunan IHS CERAWeek di Houston, AS. Al-Naimi mengatakan bahwa eksekutif energi global mendukung langkah penahanan produksi minyak sehingga demand akan menguat dalam beberapa waktu, yang akan mendorong harga minyak kembali naik setelah mencapai titik terendah dalam satu dekade.
"Penahanan produksi hanyalah satu proses awal. Jika kita bisa merangkul semua produsen top dunia untuk setuju tidak menambah ekstra-barrel, stok minyak yang tinggi ini akan menurun seiring berjalannya waktu," kata dia.
Namun, dia juga menambahkan bahwa pasar jangan melihat perjanjian yang baru saja muncul sebagai sebuah persetujuan untuk memangkas produksi minyak. Sebab, kata dia, tidak cukup sebuah kesepakatan untuk mencapai tahap tersebut.
"(Kesepakatan) itu tidak akan terjadi karena banyak negara akan tetap berproduksi," kata Al-Naimi dalam sesi tanya jawab setelah pidatonya.
Hal ini membuat banyak pihak bertanya-tanya mengapa Arab Saudi tetap mempertahankan produksi minyaknya walau tahu harga minyak terus melorot.
"Bahkan, bila mereka bilang akan memotong produksi minyaknya, mereka tidak akan melakukannya. Tidak usah buang waktu untuk mencari pemotongan produksi. Itu tidak akan terjadi," kata dia.
Para pedagang bursa sebelumnya sudah skeptis bahwa upaya penahanan produksi minyak ini akan mendorong pasar dan harga minyak kembali naik setelah turun 4 persen pasca-komentar Al-Naimi.
0 Response to "Komentar Menteri Saudi Ini Bikin Bursa AS dan Eropa Jeblok"
Posting Komentar