Jangan Salah Pilih Pasangan, Chemistry Itu Penting Setelah Agamanya yang Baik

 

by Irfan Noviandana

Sering kali dikalangan ikhwan dan akhwat menentukan pilihan pasangan dengan mensyaratkan yang penting baik agamanya, yang penting sholeh, apalagi kalau hafidz qur'an plus hafalan kitab-kitab hadits berasa ini adalah jaminan kebahagiaan.

Syarat ini sama sekali tidak salah, sudah seharusnya agama yang baik itu syarat utama dalam menentukan pasangan. Tapi kadang ada yang terlalu yakin tanpa mengenal pribadinya, tanpa melihat sosoknya, tanpa tau kesehariannya berasa agama yang baik jaminan rumah tangganya akan bahagia. Saking yakinnya gak pake nadhar (melihat) langsung terima, langsung khitbah atau bahkan pasrah karena yakin bakal bahagia. Padahal jaman sahabat juga gak gitu-gitu amat, makanya disyariatkannya nadhar.

Ada satu kisah shahabiyah yang menggugat cerai suaminya karena merasa tidak sanggup mencintainya, tidak ada chemistry dalam rumah tangganya. Padahal sahabat itu tidak diragukan kesalehannya, kurang saleh gimana dia adalah Tsabit bin Qais sahabat yang termasuk dijamin masuk surga. Ilmu agamanya juga tidak diragukan, beliau adalah juru bicara Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwasanya Jamilah, saudari Abdullah bin Ubay bin Salul, yaitu istri Tsabit bin Qais bin Syammas pernah mendatangi Nabi shallallahu alaihi wasallam, seraya berkata kepadanya: “Tsabit bin Qais (suamiku), aku tidak mencela prilaku atau agamanya, namun aku tidak sanggup hidup bersamanya bukan karena aku tidak suka kepadanya, namun aku sangat tidak suka berbuat durhaka di dalam Islam ini.” Nabi bersabda, “Apakah kamu akan mengembalikan kebunnya?” (Kebun itu dahulu adalah maharnya). Jamilah menjawab: “Ya.”, lalu Nabi bersabda: “Terimalah (wahai Tsabit) kebun itu dan talaklah (ceraikanlah) istrimu talak satu.” (HR. Bukhari)

Dan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pun menerima permintaan shahabiyah tersebut dan menyuruh mengembalikan maharnya sebagai syarat khuluw atau cerai.

Ternyata menentukan pasangan yang harus ada chemistry itu penting, tergantung seleranya masing-masing. Ada yang syaratnya selain agamanya baik; yang penting komunikasi nyambung, atau yang penting pinter karena ada meme yang populer "seorang anak lebih membutuhkan ibu yang pintar daripada ibu yang cantik", ikhwan lainnya lebih memilih "yang penting cantik soal pinter saya yang take over".

Soal chemistry ini pasti relatif, beda-beda kebutuhan masing-masing individu, kalau saya yang penting wangi, karena idung saya sensitif gak suka yang bau-bau :)

Soal chemistry ini juga diperkuat dengan kisah shahabiyah yang menolak tiga lamaran sahabat terbaik yaitu ‘Umar bin Khaththab, ‘Ali bin Abi Thalib, dan Zubair bin Awwam, mereka ditolak seorang shahabiyah karena tidak ada chemistry.[]

0 Response to " Jangan Salah Pilih Pasangan, Chemistry Itu Penting Setelah Agamanya yang Baik "

Posting Komentar