– Pada bulan Juli 1997 seorang pejabat militer Yugoslavia,
Serka Milan Gunj menerima panggilan telepon penting di rumahnya di
Beograd. Ada sesuatu yang penting dan tak biasa sedang terjadi di
lapangan, sehingga ia dibutuhkan dengan segera.
Tugas Sersan Kepala Gunj bisa dikatakan sebagai seorang “manajer
hotel” militer bagi Beograd. Di dunia militer karirnya terus naik
bermula dari menjadi seorang juru masak dan bos katering di barak
militer hingga naik ke posisi yang agak lumayan sebagai pengawas
sejumlah vila yang biasa disediakan bagi para petinggi militer
Yugosalvia saat menikmati liburan.
Orang yang meneleponnya itu adalah seorang tentara yang ditempatkan di salah satu vila di daerah pedesaan yang mayoritas masih berupa perbukitan dan hutan di desa bernama Rajac, Serbia bagian tengah. Beberapa tamu tak diundang sudah berada di lokasi. Tentara itu memintanya untuk tidak usah banyak bicara dulu lewat telepon, namun terus mendesak supaya Gunj bisa datang sesegera mungkin.
Tak lama kemudian ia menerima panggilan telepon yang kedua. Kali ini datang dari seorang ajudan di kantor Kepala Staf Umum militer Yugoslavia yang meminta Gunj untuk segera datang ke Rajac menemui tamu-tamunya tadi. Ia akan diberitahu lebih lanjut mengenai hal-hal yang dibutuhkan saat tiba nanti, Sersan Gunj pun segera meluncur ke selatan dengan mobilnya.
Dua jam kemudian, saat setelah maghrib menjelang malam Gunj tiba di Rajac dan ia melihat sudah ada belasan orang bersenjata dengan berpakaian sipil sedang berkerumun di pintu masuk. Seseorang lalu muncul dan terlihat sangat arogan melangkah keluar dari lobi vila seolah-olah ia adalah orang yang berkuasa di tempat itu.
Secara jelas terlihat sosok yang memiliki dada melingkar seperti galon dengan wajah bengis memerah yang sudah ratusan kali pernah dilihat oleh Gunt dalam berita perang Bosnia, dialah Jenderal Ratko Mladic.
“Saya agak kaget, takut, dan juga bingung atas apa yang terjadi,” kata Gunj mengenang peristiwa itu.
“Pertama, karena itu terjadi di kompleks lingkungan saya, dan sebelumnya tidak ada pemberitahuan apapun mengenai apa dan siapa mereka. Kedua, saya tahu bahwa Jenderal Ratko Mladic didakwa atas kasus tertentu oleh Pengadilan Internasional di Den Haag. Jadi saat itu saya berada dalam situasi panik.”
Kejahatan Mladic: Mengepung Sarajevo (10.000 tewas), Menyerbu Sebrenica (8.000 dibantai)
Gunj tidak sendirian mengalami perasaan teror dengan kedatangan Mladic. Jenderal itu didakwa telah melakukan kejahatan terbesar yang pernah disaksikan Eropa sejak era Nazi Jerman. Jenderal Serbia Bosnia ini memimpin pengepungan Sarajevo selama tiga tahun, termasuk melakukan pembantaian dan penghancuran setiap hari terhadap penduduknya dengan menggunakan bom-bom artileri dan tembakan sniper.
Mladic juga terlibat saat daerah konsentrasi Muslim Sebrenica diserbu oleh pasukannya pada bulan Juli 1995. Dengan mengklaim dirinya sebagai aparat hukum, Mladic mendeklarasikan bahwa pembantaian dan penjarahan di Srebrenica sebagai balas dendam terhadap “Turki” yang menurut pandangannya secara pribadi pernah membantai orang-orang Serbia di masa Ottoman.
Dalam satu peristiwa, Mladic menipu dan membohongi para tawanan wanita Muslim yang dalam keadaan panik bahwa orang-orang (anggota keluarga) mereka yang mereka cintai akan aman. Sementara di waktu yang sama, pasukan Mladic terus mengepung dan membantai sedikitnya 8.000 para suami dan anak-anak mereka. Dan ternyata, perwira bermuka merah yang muncul dan memaksa mau tinggal di rumah peristirahatan Gunj itu adalah orang yang paling dicari di dunia.
Dari Rajac Pindah Ke Stragari
Mladic bersama para pengiringnya itu tinggal di Rajac selama sebulan sebelum akhirnya ia pergi seperti biasa di saat tengah malam menuju resort militer lainnya di Stragari yang dekat dengan kota Kragujevac.
Tempat persembunyiannya kali ini dilengkapi dengan lapangan olah raga, kolam renang, dan meja pingpong. Bagi yang hobi berburu, di sekitar hutan Stragari ini juga terdapat rusa dan kambing liar jenis Mouflon yang bertanduk melengkung.
Jenderal Djordje Ćurčin, kawan lama keluarga Mladic, menggambarkan hari-harinya bersama sang buron tersebut, “Kami santai mengobrol, berjalan-jalan ke hutan, dan main catur. Kami juga bermain kartu dan pingpong. Kami sempat makan siang bersama lalu kembali jalan-jalan”.
Hal seperti itu merupakan tugas Staf Jenderal Yugoslavia itu untuk memastikan Mladic tetap dalam keadaan nyaman dan tersembunyi di mana seluruh departemen di satuan Pusat Personal (semacam Kostrad) Ke-30 pada dasarnya ditugaskan untuk mengawasi kesejahteraan sosial para mantan perwira Serbia Bosnia. Termasuk, ia juga berkewajiban menjaga Mladic, untuk itu sebuah unit pasukan perlindungan personal dibentuk.
Mendapat Fasilitas Dan Perlindungan Dari Militer Beograd
Seorang perwira mantan komandan pasukan pengaman Mladic, Jovo Djogo mengatakan, “Kepala Mladic dihargai 5 juta USD, sehingga saat itu dianggap perlu membentuk satu unit pasukan yang akan melindungi dirinya dari para pemburu hadiah senilai 5 juta USD dan dari penjahat lainnya. Unit pasukan berkekuatan 100 orang ini menginduk di bawah satuan Pusat Personil Ke-30 di Beograd yang terdiri dari para anggota militer Republika Srpska.”
Pemerintah Yugoslavia di bawah Slobodan Milošević dengan keras mengelak dari tanggung jawab atas pembantaian masal yang dilakukan oleh militer Serbia Bosnia. Namun sejumlah tindakan tertentu dan rumit yang telah diambil di Beograd dalam rangka menjaga keamanan dan kenyamanan Mladic pasca perang merupakan bukti adanya keterkaitan yang sangat erat.
Di samping memiliki pasukan pengawal yang kuat, Mladic juga punya seorang sopir, juru masak pribadi, bahkan pelayan yang akan menemaninya kembali ke Rajac di akhir musim dingin setiap tahunnya. Ketika musim sudah berlalu dan para pemburu rusa sudah pergi, maka rombongan itu akan kembali datang seperti sebuah istana berjalan.
Selama masa itu, Mladic juga menghabiskan momen-momen pentingnya di Beograd, di rumah keluarganya di jalan Blagoja Parovića di kompleks elit pinggiran Košutnjak. Ia juga bisa pergi makan di restoran dan nonton pertandingan bola di ibukota Serbia. Sebuah video menunjukkan bagaimana Mladic melewati hari-harinya dengan santai dan bermain tenis meja di Stragari termasuk ikut memimpin acara-acara pesta di keluarganya. Terkuaknya fakta-fakta ini secara dramatis sangat disayangkan betapa selama ini ada sesuatu yang lolos di luar perhatian kita.
Dianggap Legenda Pahlawan Serbia
Semua orang laki-laki dan perempuan yang ikut membantu melindungi jenderal buronan ini menganggapnya sebagai pahlawan nasional, yang menjelma menjadi legenda pejuang Serbia dari zaman lain. Di dalam imajinasi orang-orang itu, di balik sosok Mladic yang berwajah lugu dan kasar itu terdapat semangat kepahlawanan Serbia di masanya.
Tetapi dalam kondisi tertentu, ketika loyalitas mereka sedang goyah, mereka diancam dengan ditunjukkan foto anak-anak mereka sebagai peringatan bahwa itu adalah harga yang harus dibayar jika sampai mereka menjual informasi tentang keberadaan Mladic.
Dalam masa pelariannya selama 14 tahun, Mladic sangat bergantung pada suksesi atau orang-orang yang berikutnya menguasai pemerintahan dan kelompok-kelompok yang melindungi dirinya. Pertama, institusi militer Serbia, kemudian para rekan sejawat dari kalangan perwira Serbia Bosnia di masa perang.
Dan yang terakhir, apabila beberapa lapis lingkar dalam orang-orang yang melindunginya itu rapuh, maka keluarganya berada dalam masalah. Namun faktor umum bagi Mladic dan jaringannya adalah timbulnya perasaan takut.
Ikuti Jejak Sang Ayah
Mladic lahir pada tahun 1943 di saat konflik. Ia merupakan anak dari sebuah keluarga Partisan yang mengalami masa perang di pegunungan tenggara Sarajevo. Ayahnya, Nedja, terbunuh pada tahun 1945 dalam sebuah pertempuran dengan kelompok perlawanan Kroasia yang didukung Nazi. Setelah magang sebentar sebagai tukang patri, Mladic mengikuti jejak ayahnya bergabung dengan militer, mengikuti pendidikan perwira, lalu memimpin satuan-satuan militer Yugoslavia di Macedonia dan Kosovo.
Saat negara mengalami disintegrasi pada tahun 1991, Mladic yang berpangkat kolonel itu ditugaskan untuk berperang di pihak militer Yugoslavia melawan pasukan separatis Kroasia yang membuat reputasinya naik dan dikenal pemberani cenderung nekad. Sebagai contoh, Mladic pernah memimpin sendiri sejumlah ekspedisi pembersihan ranjau.
Ketika eskalasi perang meluas ke Bosnia pada tahun berikutnya, Mladic bersama anggota-anggotanya para perwira Serbia Bosnia berganti seragam militer sekaligus lencana satuannya. Malam itu juga ia dan kolega-koleganya secara resmi mengalihkan kesetiaan mereka yang semula loyal kepada Yugoslavia dialihkan kepada Republika Srpska.
Meski demikian, misi dan pucuk pimpinan mereka masih tetap sama, yaitu menaklukkan wilayah untuk cita-cita mendirikan Serbia Raya di bawah garis komando yang ujung-ujungnya adalah President Milošević di Beograd.
Sarajevo Dikepung, Bombardir Dimulai
Sebagai jenderal yang baru saja lulus, Mladic ikut membantu memutus jalur keluar masuk dan juga ikut membombardir bekas tetangganya di Sarajevo pada bulan Mei 1992, termasuk melakukan pengepungan terhadap kota Muslim di Balkan tersebut yang tercatat sebagai pengepungan paling lama dalam sejarah perang modern. Tiga setengah tahun kemudian, 10.000 penduduk kota Sarajevo dilaporkan tewas.
Sementara, Radovan Karadžić sendiri sebagai kepala pasukan Serbia Bosnia memimpin kampanye atau operasi militer brutal yang bertujuan membagi-bagi wilayah Bosnia serta mendirikan negara Republika Srpska yang murni berbasis etnis.
Tetapi Jenderal Mladic tidak pernah sesibuk sebagaimana dalam perang tersebut di mana ia tidak bisa mengambil cuti akhir pekan untuk sekedar bermain game atau bersantai dengan istri dan kedua anaknya yang sedang tumbuh – Darko dan Ana –, yang tinggal dengan aman di kota Beograd.
Kisah Tragis Keluarga Mladic
Suatu hari di rumah keluarga Mladic, di saat orang-orang sedang bersantai dan bermain, tak seorangpun diperbolehkan bicara soal politik maupun perang, namun tetap saja hal itu tidak bisa menghentikan konflik akan menyebabkan perpecahan sebuah keluarga. Saat itu Ana menginjak usia 20-an tahun jatuh cinta dengan seorang dokter muda yang juga seorang aktifis kemanusiaan.
Dokter muda itu meyakini bahwa bakal mertuanya adalah seorang penjahat perang. Dan ia akan menikahi Ana jika Ana bersedia meninggalkan ayahnya. Karena merasa tidak akan mampu memenuhi permintaan itu dan harus mengubur mimpinya akan cinta dan pernikahan, maka selesai bermain game semalaman Ana lalu mengambil pistol ayahnya . Peristiwa itu terjadi pada bulan Februari 1994 di mana Ana menggunakan pistol kesayangan ayahnya itu untuk menembak dirinya sendiri.
Mladic tidak bisa menerima fakta bahwa anak perempuannya telah bunuh diri. Ia pun menemukan teori konspirasi untuk menghibur diri dengan menimpakan kesalahan pada musuh-musuhnya. Diyakini bahwa peristiwa itu membuat Mladic merasa sangat bersalah serta semakin memupuk kebenciannya terhadap orang-orang non-Serbia.
Mimpi Serbia Raya Akhirnya Pupus, Sisakan Kemiskinan
Para jenderal Serbia di institusi militer Yugoslavia siap melindungi Mladic, tak peduli sejahat apapun tindakan yang didakwakan kepadanya. Namun seiring dengan perubahan millennium, Serbia sendiri mengalami perubahan secara cepat. Milošević kalah di Slovenia, Kroasia, dan Bosnia, termasuk kekalahannya pada tahun 1999 di Kosovo yang notabene dianggap sebagai tempat kelahiran peradaban Serbia. Mimpi akan sebuah negara Serbia Raya pun akhirnya pupus di tengah jalan dan hanya menyisakan kemiskinan di mana-mana.
Milošević lengser dari kekuasaan pada tanggal 5 Oktober 2000. Pengirimannya ke Den Haag pada bulan Juni berikutnya menjadikan posisi Mladic terjepit. Mladic sendiri bukanlah pengagum Milosevic, namun saat berkuasa rezim Milosevic memberikan bantuan dan perlindungan kepada Mladic, dan pada akhirnya semua (perlindungan) itu berakhir.
Ćurčin kembali mengenang bahwa di malam hari ketika Milosevic ditangkap, Mladic sedang berada di rumahnya sendiri, di apartemennya sendiri, dan malam itu juga ia pergi. Ketika kemudian saya (Curcin) bertemu dan berbicara dengan Mladic, ia nampak begitu khawatir terhadap keselamatannya dan juga keselamatan orang-orang dekatnya. Dan jenderal penjagal itu bertekad untuk tidak menyerah dalam keadaan hidup.
Fasilitas & Dukungan Militer Berakhir
Mladic cukup cerdik menyadari bahwa ia tidak bisa lagi mengandalkan pemerintah Beograd untuk melindunginya. Dengan segera ia pindah kamp ke lokasi lain di Krčmar dekat Valjevo, sebuah lokasi pengungsian di era Tito yang disulap menjadi seperti tempat persembunyian Mladic sebelumnya di Stragari, namun dilengkapi dengan sistem pertahanan yang lebih kuat dan bungker bawah tanah.
Sejak saat itulah, Mladic betul-betul dalam keadaan terasing secara terus menerus. Ketika pemerintahan pasca Milosevic di Beograd menegaskan kekuasaan mereka terhadap aparatur keamanan negara, secara resmi mereka mengumumkan pemberhentian Mladic dari dinas militer pada Maret 2002.
Orang yang meneleponnya itu adalah seorang tentara yang ditempatkan di salah satu vila di daerah pedesaan yang mayoritas masih berupa perbukitan dan hutan di desa bernama Rajac, Serbia bagian tengah. Beberapa tamu tak diundang sudah berada di lokasi. Tentara itu memintanya untuk tidak usah banyak bicara dulu lewat telepon, namun terus mendesak supaya Gunj bisa datang sesegera mungkin.
Tak lama kemudian ia menerima panggilan telepon yang kedua. Kali ini datang dari seorang ajudan di kantor Kepala Staf Umum militer Yugoslavia yang meminta Gunj untuk segera datang ke Rajac menemui tamu-tamunya tadi. Ia akan diberitahu lebih lanjut mengenai hal-hal yang dibutuhkan saat tiba nanti, Sersan Gunj pun segera meluncur ke selatan dengan mobilnya.
Dua jam kemudian, saat setelah maghrib menjelang malam Gunj tiba di Rajac dan ia melihat sudah ada belasan orang bersenjata dengan berpakaian sipil sedang berkerumun di pintu masuk. Seseorang lalu muncul dan terlihat sangat arogan melangkah keluar dari lobi vila seolah-olah ia adalah orang yang berkuasa di tempat itu.
Secara jelas terlihat sosok yang memiliki dada melingkar seperti galon dengan wajah bengis memerah yang sudah ratusan kali pernah dilihat oleh Gunt dalam berita perang Bosnia, dialah Jenderal Ratko Mladic.
“Saya agak kaget, takut, dan juga bingung atas apa yang terjadi,” kata Gunj mengenang peristiwa itu.
“Pertama, karena itu terjadi di kompleks lingkungan saya, dan sebelumnya tidak ada pemberitahuan apapun mengenai apa dan siapa mereka. Kedua, saya tahu bahwa Jenderal Ratko Mladic didakwa atas kasus tertentu oleh Pengadilan Internasional di Den Haag. Jadi saat itu saya berada dalam situasi panik.”
Kejahatan Mladic: Mengepung Sarajevo (10.000 tewas), Menyerbu Sebrenica (8.000 dibantai)
Gunj tidak sendirian mengalami perasaan teror dengan kedatangan Mladic. Jenderal itu didakwa telah melakukan kejahatan terbesar yang pernah disaksikan Eropa sejak era Nazi Jerman. Jenderal Serbia Bosnia ini memimpin pengepungan Sarajevo selama tiga tahun, termasuk melakukan pembantaian dan penghancuran setiap hari terhadap penduduknya dengan menggunakan bom-bom artileri dan tembakan sniper.
Mladic juga terlibat saat daerah konsentrasi Muslim Sebrenica diserbu oleh pasukannya pada bulan Juli 1995. Dengan mengklaim dirinya sebagai aparat hukum, Mladic mendeklarasikan bahwa pembantaian dan penjarahan di Srebrenica sebagai balas dendam terhadap “Turki” yang menurut pandangannya secara pribadi pernah membantai orang-orang Serbia di masa Ottoman.
Dalam satu peristiwa, Mladic menipu dan membohongi para tawanan wanita Muslim yang dalam keadaan panik bahwa orang-orang (anggota keluarga) mereka yang mereka cintai akan aman. Sementara di waktu yang sama, pasukan Mladic terus mengepung dan membantai sedikitnya 8.000 para suami dan anak-anak mereka. Dan ternyata, perwira bermuka merah yang muncul dan memaksa mau tinggal di rumah peristirahatan Gunj itu adalah orang yang paling dicari di dunia.
Dari Rajac Pindah Ke Stragari
Mladic bersama para pengiringnya itu tinggal di Rajac selama sebulan sebelum akhirnya ia pergi seperti biasa di saat tengah malam menuju resort militer lainnya di Stragari yang dekat dengan kota Kragujevac.
Tempat persembunyiannya kali ini dilengkapi dengan lapangan olah raga, kolam renang, dan meja pingpong. Bagi yang hobi berburu, di sekitar hutan Stragari ini juga terdapat rusa dan kambing liar jenis Mouflon yang bertanduk melengkung.
Jenderal Djordje Ćurčin, kawan lama keluarga Mladic, menggambarkan hari-harinya bersama sang buron tersebut, “Kami santai mengobrol, berjalan-jalan ke hutan, dan main catur. Kami juga bermain kartu dan pingpong. Kami sempat makan siang bersama lalu kembali jalan-jalan”.
Hal seperti itu merupakan tugas Staf Jenderal Yugoslavia itu untuk memastikan Mladic tetap dalam keadaan nyaman dan tersembunyi di mana seluruh departemen di satuan Pusat Personal (semacam Kostrad) Ke-30 pada dasarnya ditugaskan untuk mengawasi kesejahteraan sosial para mantan perwira Serbia Bosnia. Termasuk, ia juga berkewajiban menjaga Mladic, untuk itu sebuah unit pasukan perlindungan personal dibentuk.
Mendapat Fasilitas Dan Perlindungan Dari Militer Beograd
Seorang perwira mantan komandan pasukan pengaman Mladic, Jovo Djogo mengatakan, “Kepala Mladic dihargai 5 juta USD, sehingga saat itu dianggap perlu membentuk satu unit pasukan yang akan melindungi dirinya dari para pemburu hadiah senilai 5 juta USD dan dari penjahat lainnya. Unit pasukan berkekuatan 100 orang ini menginduk di bawah satuan Pusat Personil Ke-30 di Beograd yang terdiri dari para anggota militer Republika Srpska.”
Pemerintah Yugoslavia di bawah Slobodan Milošević dengan keras mengelak dari tanggung jawab atas pembantaian masal yang dilakukan oleh militer Serbia Bosnia. Namun sejumlah tindakan tertentu dan rumit yang telah diambil di Beograd dalam rangka menjaga keamanan dan kenyamanan Mladic pasca perang merupakan bukti adanya keterkaitan yang sangat erat.
Di samping memiliki pasukan pengawal yang kuat, Mladic juga punya seorang sopir, juru masak pribadi, bahkan pelayan yang akan menemaninya kembali ke Rajac di akhir musim dingin setiap tahunnya. Ketika musim sudah berlalu dan para pemburu rusa sudah pergi, maka rombongan itu akan kembali datang seperti sebuah istana berjalan.
Selama masa itu, Mladic juga menghabiskan momen-momen pentingnya di Beograd, di rumah keluarganya di jalan Blagoja Parovića di kompleks elit pinggiran Košutnjak. Ia juga bisa pergi makan di restoran dan nonton pertandingan bola di ibukota Serbia. Sebuah video menunjukkan bagaimana Mladic melewati hari-harinya dengan santai dan bermain tenis meja di Stragari termasuk ikut memimpin acara-acara pesta di keluarganya. Terkuaknya fakta-fakta ini secara dramatis sangat disayangkan betapa selama ini ada sesuatu yang lolos di luar perhatian kita.
Dianggap Legenda Pahlawan Serbia
Semua orang laki-laki dan perempuan yang ikut membantu melindungi jenderal buronan ini menganggapnya sebagai pahlawan nasional, yang menjelma menjadi legenda pejuang Serbia dari zaman lain. Di dalam imajinasi orang-orang itu, di balik sosok Mladic yang berwajah lugu dan kasar itu terdapat semangat kepahlawanan Serbia di masanya.
Tetapi dalam kondisi tertentu, ketika loyalitas mereka sedang goyah, mereka diancam dengan ditunjukkan foto anak-anak mereka sebagai peringatan bahwa itu adalah harga yang harus dibayar jika sampai mereka menjual informasi tentang keberadaan Mladic.
Dalam masa pelariannya selama 14 tahun, Mladic sangat bergantung pada suksesi atau orang-orang yang berikutnya menguasai pemerintahan dan kelompok-kelompok yang melindungi dirinya. Pertama, institusi militer Serbia, kemudian para rekan sejawat dari kalangan perwira Serbia Bosnia di masa perang.
Dan yang terakhir, apabila beberapa lapis lingkar dalam orang-orang yang melindunginya itu rapuh, maka keluarganya berada dalam masalah. Namun faktor umum bagi Mladic dan jaringannya adalah timbulnya perasaan takut.
Ikuti Jejak Sang Ayah
Mladic lahir pada tahun 1943 di saat konflik. Ia merupakan anak dari sebuah keluarga Partisan yang mengalami masa perang di pegunungan tenggara Sarajevo. Ayahnya, Nedja, terbunuh pada tahun 1945 dalam sebuah pertempuran dengan kelompok perlawanan Kroasia yang didukung Nazi. Setelah magang sebentar sebagai tukang patri, Mladic mengikuti jejak ayahnya bergabung dengan militer, mengikuti pendidikan perwira, lalu memimpin satuan-satuan militer Yugoslavia di Macedonia dan Kosovo.
Saat negara mengalami disintegrasi pada tahun 1991, Mladic yang berpangkat kolonel itu ditugaskan untuk berperang di pihak militer Yugoslavia melawan pasukan separatis Kroasia yang membuat reputasinya naik dan dikenal pemberani cenderung nekad. Sebagai contoh, Mladic pernah memimpin sendiri sejumlah ekspedisi pembersihan ranjau.
Ketika eskalasi perang meluas ke Bosnia pada tahun berikutnya, Mladic bersama anggota-anggotanya para perwira Serbia Bosnia berganti seragam militer sekaligus lencana satuannya. Malam itu juga ia dan kolega-koleganya secara resmi mengalihkan kesetiaan mereka yang semula loyal kepada Yugoslavia dialihkan kepada Republika Srpska.
Meski demikian, misi dan pucuk pimpinan mereka masih tetap sama, yaitu menaklukkan wilayah untuk cita-cita mendirikan Serbia Raya di bawah garis komando yang ujung-ujungnya adalah President Milošević di Beograd.
Sarajevo Dikepung, Bombardir Dimulai
Sebagai jenderal yang baru saja lulus, Mladic ikut membantu memutus jalur keluar masuk dan juga ikut membombardir bekas tetangganya di Sarajevo pada bulan Mei 1992, termasuk melakukan pengepungan terhadap kota Muslim di Balkan tersebut yang tercatat sebagai pengepungan paling lama dalam sejarah perang modern. Tiga setengah tahun kemudian, 10.000 penduduk kota Sarajevo dilaporkan tewas.
Sementara, Radovan Karadžić sendiri sebagai kepala pasukan Serbia Bosnia memimpin kampanye atau operasi militer brutal yang bertujuan membagi-bagi wilayah Bosnia serta mendirikan negara Republika Srpska yang murni berbasis etnis.
Tetapi Jenderal Mladic tidak pernah sesibuk sebagaimana dalam perang tersebut di mana ia tidak bisa mengambil cuti akhir pekan untuk sekedar bermain game atau bersantai dengan istri dan kedua anaknya yang sedang tumbuh – Darko dan Ana –, yang tinggal dengan aman di kota Beograd.
Kisah Tragis Keluarga Mladic
Suatu hari di rumah keluarga Mladic, di saat orang-orang sedang bersantai dan bermain, tak seorangpun diperbolehkan bicara soal politik maupun perang, namun tetap saja hal itu tidak bisa menghentikan konflik akan menyebabkan perpecahan sebuah keluarga. Saat itu Ana menginjak usia 20-an tahun jatuh cinta dengan seorang dokter muda yang juga seorang aktifis kemanusiaan.
Dokter muda itu meyakini bahwa bakal mertuanya adalah seorang penjahat perang. Dan ia akan menikahi Ana jika Ana bersedia meninggalkan ayahnya. Karena merasa tidak akan mampu memenuhi permintaan itu dan harus mengubur mimpinya akan cinta dan pernikahan, maka selesai bermain game semalaman Ana lalu mengambil pistol ayahnya . Peristiwa itu terjadi pada bulan Februari 1994 di mana Ana menggunakan pistol kesayangan ayahnya itu untuk menembak dirinya sendiri.
Mladic tidak bisa menerima fakta bahwa anak perempuannya telah bunuh diri. Ia pun menemukan teori konspirasi untuk menghibur diri dengan menimpakan kesalahan pada musuh-musuhnya. Diyakini bahwa peristiwa itu membuat Mladic merasa sangat bersalah serta semakin memupuk kebenciannya terhadap orang-orang non-Serbia.
Mimpi Serbia Raya Akhirnya Pupus, Sisakan Kemiskinan
Para jenderal Serbia di institusi militer Yugoslavia siap melindungi Mladic, tak peduli sejahat apapun tindakan yang didakwakan kepadanya. Namun seiring dengan perubahan millennium, Serbia sendiri mengalami perubahan secara cepat. Milošević kalah di Slovenia, Kroasia, dan Bosnia, termasuk kekalahannya pada tahun 1999 di Kosovo yang notabene dianggap sebagai tempat kelahiran peradaban Serbia. Mimpi akan sebuah negara Serbia Raya pun akhirnya pupus di tengah jalan dan hanya menyisakan kemiskinan di mana-mana.
Milošević lengser dari kekuasaan pada tanggal 5 Oktober 2000. Pengirimannya ke Den Haag pada bulan Juni berikutnya menjadikan posisi Mladic terjepit. Mladic sendiri bukanlah pengagum Milosevic, namun saat berkuasa rezim Milosevic memberikan bantuan dan perlindungan kepada Mladic, dan pada akhirnya semua (perlindungan) itu berakhir.
Ćurčin kembali mengenang bahwa di malam hari ketika Milosevic ditangkap, Mladic sedang berada di rumahnya sendiri, di apartemennya sendiri, dan malam itu juga ia pergi. Ketika kemudian saya (Curcin) bertemu dan berbicara dengan Mladic, ia nampak begitu khawatir terhadap keselamatannya dan juga keselamatan orang-orang dekatnya. Dan jenderal penjagal itu bertekad untuk tidak menyerah dalam keadaan hidup.
Fasilitas & Dukungan Militer Berakhir
Mladic cukup cerdik menyadari bahwa ia tidak bisa lagi mengandalkan pemerintah Beograd untuk melindunginya. Dengan segera ia pindah kamp ke lokasi lain di Krčmar dekat Valjevo, sebuah lokasi pengungsian di era Tito yang disulap menjadi seperti tempat persembunyian Mladic sebelumnya di Stragari, namun dilengkapi dengan sistem pertahanan yang lebih kuat dan bungker bawah tanah.
Sejak saat itulah, Mladic betul-betul dalam keadaan terasing secara terus menerus. Ketika pemerintahan pasca Milosevic di Beograd menegaskan kekuasaan mereka terhadap aparatur keamanan negara, secara resmi mereka mengumumkan pemberhentian Mladic dari dinas militer pada Maret 2002.
0 Response to "14 Tahun Perburuan Ratko Mladic: Sang Penjagal Ribuan Nyawa Muslim Bosnia (Bag. 1)"
Posting Komentar