Senin, 25 Januari 2016
Keselamatan jiwa penumpang kok buat coba-coba.
Untuk urusan teknologi apalagi terkait safety kenapa milih CHINA? Kenapa tidak milih JEPANG?
Kereta cepat China sangat mengkhawatirkan, sudah berapa kali kejadian membuktikan.
Salah satunya ini.
Hujan Lebat dan Konstruksi Buruk, Rel Kereta Cepat Cina Runtuh
BEIJING - Satu lagi masalah baru menghantam industri kereta api China. Saat para pekerja berupaya memperbaiki jalur baru kereta api berkecepatan tinggi yang runtuh di Cina Tengah, jalur itu kembali ambruk akibat hujan deras. Kemungkinan besar konstruksi buruk ikut berperan, kata media lokal.
Kementerian Kereta Api Cina telah diganggu oleh sejumlah skandal dan keputusan yang salah. Sebuah kecelakaan kereta api cepat pada Juli 2011 menewaskan 40 orang. Muncul kekhawatiran tentang keamanan atas pertumbuhan cepat jaringan kereta di negara itu serta rencana untuk mengekspor teknologi itu keluar.
Hujan deras pada Jumat lalu membuat runtuh bagian dari rel lintasan di kilometer 291 (mil ke 180). Jalu itu merupakan bagian dari jaringan rel kereta api cepat di China tengah, yang dibuka pada bulan Mei, kata Kantor Berita Xinhua, Senin (12/3), mengutip pihak berwenang lokal.
Tidak ada laporan tentang adanya korban cedera dari peristiwa itu, kata Xinhua. Kereta api di Provinsi Hubei akan menghubungkan ibukota Provinsi Wuhan dan Kota Yichang. Time-Weekly, sebuah surat kabar setengah resmi, pada awal Maret mengutip seorang "whistle-blower", Ni Hongjun, dan mengatakan bahwa ia telah mencoba memperingatkan Kementerian Kereta Api pada tahun 2010 bahwa jalur kereta api Wuhan-Yichang beresiko runtuh bila hujan lebat.
Dia mengatakan perusahaan konstruksi membangun jalur kereta api kecepatan tinggi dengan tanah sebagai pengganti kerikil. Metoda itu dianggap berisiko tinggi karena tanah dapat melunak ketika hujan lebat terjadi dan mengancam keamanan kereta api.
Kabinet China mengkritik Kementerian Kereta APi pada Desember lalu atas standar keamanan yang lemah dan penanganan yang buruk dari kecelakaan Juli 2010. Namun, kabinet juga tetap berkomitmen untuk merealisasi program kereta api cepat.
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/03/12/m0rw7x-hujan-lebat-dan-konstruksi-buruk-rel-kereta-cepat-cina-runtuh
Makanya, dulu saat pemerintah Indonesia akhirnya memutuskan memilih China untuk proyek kereta cepat, surat kabar di Jepang, Harian Yomiuri, edisi Sabtu (3/10/2015), memajang foto Menteri BUMN Rini Sumarno dengan judul Headline: 'Indonesia Lebih Memilih Uang daripada Teknologi'.
Berbicara tentang teknologi tentunya berbicara tentang masalah safety, keselamatan. Memang Cina menawarkan harga yang lebih murah, namun apakah sebanding dengan teknologi dan faktor keselamatan penumpangnya? Saya rasa tidak.
Faktanya, teknologi kendaraan roda dua saja, dulu sempat Indonesia dibanjiri motor buatan Cina. Apa kabar? Sedangkan teknologi kendaraan roda dua buatan Jepang bahkan teknologi 'usang' tahun 1970-an saja sampai sekarang masih bisa berjalan dan dipergunakan di jalan raya. Teknologi bus misalnya, bus buatan Jepang tahun 1990-an sampai sekarang masih bisa beroperasi dengan baik. Bagaimana dengan bus TransJakarta buatan Cina yang masuk di tahun 2009? Kita tahu sendiri nasibnya.
Memang, it's all about money. It's not about cost efficiency. It's not about safety.
Untuk urusan teknologi apalagi terkait safety kenapa milih CHINA? Kenapa tidak milih JEPANG?
Kereta cepat China sangat mengkhawatirkan, sudah berapa kali kejadian membuktikan.
Salah satunya ini.
Hujan Lebat dan Konstruksi Buruk, Rel Kereta Cepat Cina Runtuh
BEIJING - Satu lagi masalah baru menghantam industri kereta api China. Saat para pekerja berupaya memperbaiki jalur baru kereta api berkecepatan tinggi yang runtuh di Cina Tengah, jalur itu kembali ambruk akibat hujan deras. Kemungkinan besar konstruksi buruk ikut berperan, kata media lokal.
Kementerian Kereta Api Cina telah diganggu oleh sejumlah skandal dan keputusan yang salah. Sebuah kecelakaan kereta api cepat pada Juli 2011 menewaskan 40 orang. Muncul kekhawatiran tentang keamanan atas pertumbuhan cepat jaringan kereta di negara itu serta rencana untuk mengekspor teknologi itu keluar.
Hujan deras pada Jumat lalu membuat runtuh bagian dari rel lintasan di kilometer 291 (mil ke 180). Jalu itu merupakan bagian dari jaringan rel kereta api cepat di China tengah, yang dibuka pada bulan Mei, kata Kantor Berita Xinhua, Senin (12/3), mengutip pihak berwenang lokal.
Tidak ada laporan tentang adanya korban cedera dari peristiwa itu, kata Xinhua. Kereta api di Provinsi Hubei akan menghubungkan ibukota Provinsi Wuhan dan Kota Yichang. Time-Weekly, sebuah surat kabar setengah resmi, pada awal Maret mengutip seorang "whistle-blower", Ni Hongjun, dan mengatakan bahwa ia telah mencoba memperingatkan Kementerian Kereta Api pada tahun 2010 bahwa jalur kereta api Wuhan-Yichang beresiko runtuh bila hujan lebat.
Dia mengatakan perusahaan konstruksi membangun jalur kereta api kecepatan tinggi dengan tanah sebagai pengganti kerikil. Metoda itu dianggap berisiko tinggi karena tanah dapat melunak ketika hujan lebat terjadi dan mengancam keamanan kereta api.
Kabinet China mengkritik Kementerian Kereta APi pada Desember lalu atas standar keamanan yang lemah dan penanganan yang buruk dari kecelakaan Juli 2010. Namun, kabinet juga tetap berkomitmen untuk merealisasi program kereta api cepat.
http://www.republika.co.id/berita/internasional/global/12/03/12/m0rw7x-hujan-lebat-dan-konstruksi-buruk-rel-kereta-cepat-cina-runtuh
Makanya, dulu saat pemerintah Indonesia akhirnya memutuskan memilih China untuk proyek kereta cepat, surat kabar di Jepang, Harian Yomiuri, edisi Sabtu (3/10/2015), memajang foto Menteri BUMN Rini Sumarno dengan judul Headline: 'Indonesia Lebih Memilih Uang daripada Teknologi'.
Berbicara tentang teknologi tentunya berbicara tentang masalah safety, keselamatan. Memang Cina menawarkan harga yang lebih murah, namun apakah sebanding dengan teknologi dan faktor keselamatan penumpangnya? Saya rasa tidak.
Faktanya, teknologi kendaraan roda dua saja, dulu sempat Indonesia dibanjiri motor buatan Cina. Apa kabar? Sedangkan teknologi kendaraan roda dua buatan Jepang bahkan teknologi 'usang' tahun 1970-an saja sampai sekarang masih bisa berjalan dan dipergunakan di jalan raya. Teknologi bus misalnya, bus buatan Jepang tahun 1990-an sampai sekarang masih bisa beroperasi dengan baik. Bagaimana dengan bus TransJakarta buatan Cina yang masuk di tahun 2009? Kita tahu sendiri nasibnya.
Memang, it's all about money. It's not about cost efficiency. It's not about safety.
0 Response to "Ngeriii! Hujan Lebat dan Konstruksi Buruk, Rel Kereta Cepat Cina Runtuh "
Posting Komentar