Kata bahaya
dalam judul tidak pake tanda kutip, karena memang jelas dan bisa
dipastikan untuk mendapatkan perhatian serius. Bahwa ada pendidikan
moral yang keliru dan salah kaprah, bahkan bisa tertanam di mindset
bernuansa negatif untuk para penggemarnya.
Ditulis oleh : Hendrik Riyanto
Sumber : http://www.kompasiana.com/heryanto123/uttaran-di-antv-tontonan-bahaya-bagi-mindset-anak_568c33bd3dafbddc1648a066
Mungkin bagi tingkatan orangtua yang menonton, bisa melihat serta
menilai dari berbagai sudut pandang sosial, tapi akan lain lagi bila untuk para
ABG yg masih labil! Berawal dari kesukaan anak perempuan saya ( fans film
India), setiap pulang sekolah langsung standy by selama 2,5 jam (senin-jumat) dan 3 jam
(sabtu-minggu).
Bayangkan penayangan yang begitu lamanya, setiap hari tanpa ada
jeda waktu yang terlewati. Sehingga saya penasaran, seperti apakah film
tersebut? dan akhirnya saya turut mendampingi beberapa episode, dan kalau tidak
nonton maka anak menceritakan seperti apa jalan ceritanya.
Dan atas apa yang
saya saksikan, sungguh sebuah tayangan yang miris. Berikut sedikit
Kesimpulannya:
1. Pada awal tayang menceritakan kisah tentang anak mungil dari
kampung (icha kecil) dengan berbagai alur ceritanya. Mungkin bisa dibilang itu
pas untuk ditonton anak disaat pulang sekolah. Bahkan Icha kecil mempunyai
impian ingin menjadi orang besar, tapi tiba-tiba jalan cerita begitu mudah
dibalikan menjadi kisah tentang Icha dewasa. lalu apa sisi negatifnya? Jika
dilihat kelanjutannya, Icha hanya penuh kerumitan tentang cinta segitiganya.
Lalu impiannya hanya dianggap angin lalu, yang mana dampaknya : penonton
tingkat anak/ remaja yg labil, bisa saja "mengikuti" bagaimana tokoh
utama yang begitu mudah melepas masa depan hanya demi keinginan semu?
2. Icha
kecil merupakan gadis penurut dan pintar, tapi disaat dewasa menjadi gadis yang
"ditokohkan" alim tapi keras kepala. Ibunya yang begitu baik
seringkali ditentang dan dibantah, dan ayah angkatnya yang begitu bijaksana pun
sering kali tak dianggap (bahkan dibohongi dari belakang dalam kisah pernikahan
palsunya). terlepas dari apapun tujuan
dan maksud seorang anak, tetap saja orangtua ingin yg terbaik bagi masa
depannya. Selain itu, sebuah kesalahan (dosa besar) bila menentang orangtua
yang membesarkan dengan susah payah, lalu hanya demi cinta keluarga dilawan!
Bahkan, ibunya beberapa kali harus tunduk atas "permintaan bodoh"
anaknya, jika tidak dituruti memberikan ancaman akan kabur. Dampaknya: penonton anak/remaja bisa saja
mengikuti cara seperti itu, karena dianggap cara bagus untuk mewujudkan hasrat/keinginan.
3. Tokoh Tapasya ( anak dari bapak angkatnya), merencanakan pembunuhan untuk
Icha dengan memanfaatkan mantan pacarnya. Bayangkan saja, demi perasaan yang
berlebihan sehingga menghalakan segala cara walau harus menghilangkan nyawa
saudara angkatnya? Sebuah peringatan keras atas apa yang ditayangkan film
serial tersebut. Dampaknya: bisa saja anak/remaja yang menonton mempunyai
tanggapan, bahwa membunuh merupakan cara terbaik menyelesaikan dendam/ cemburu/
sakit hati/ atau hal negatif lainnya.
4. Tokoh Icha yang begitu menyayangi
saudarinya Tapasha (walau bertepuk sebelah tangan), begitu mudah menurut dan
patuh, dijodohkan dengan pemabuk manggut-manggut saja walau ibunya menentang (tapi gagal ), lalu
detik-detik akan dinikahkan dengan pria idamannya, malah mau juga digantikan
oleh Tapsya padahal ibunya memohon bertekuk lutut jangan dilakukan. Kemudian
yang terbaru dijodohkan dengan pecandu narkoba juga mau, padahal ibunya
bersedih karena tidak setuju (ntah apa kelanjutannya ). Yang membuat bingung
adalah, Icha sebagai gadis baik tapi ibu sendiri (meski seorang pembantu) tidak
dihargai dan dihormati sama sekali? dampaknya: anak/remaja yang menonton bisa
saja memikirkan bahwa, toh gadis baik-baik juga membenarkan untuk melawan ibu
kandungnya? Bukankah dalam ajaran agama manapun, seorang ibu sangat tinggi
kedudukannya!
5. Tokoh Icha kerap kali membohongi dan menutupi segala kejadian
dari orangtuanya, padahal yang terkena dampaknya ialah semua keluarga. Yang
kita ketahui dalam dunia realita, anak yang yg benar-benar baik dan alim,
senantiasa mengutamakan kejujuran walau sepahit apapun, serta selalu terbuka
atas segala masalah kepada kepada orangtua. Dampaknya: anak/remaja yang
menonton bisa beranggapan bahwa, bohong dan tertutup merupakan sikap yang tepat
dalam menjalani kehidupan!
6. Tokoh
Tapasya mencoba bunuh diri dengan berusaha memotong urat nadi, karena ada
keinginan yang tidak bisa didapatkannya yaitu cinta seorang lelaki. dan tokoh
Frans mencoba bunuh diri dengan meloncat dari atas rumah, alasannya pun sama
karena khawatir gagal mendapatkan cinta seorang wanita. Dampaknya: Upaya bunuh
diri bisa dianggap sebagai solusi jitu menekan orangtua, karena dalam film
uttaran memperlihatkan "keberhasilan" dengan cara seperti demikian
7. Film serial Uttaran tidak mendapatkan
label khusus 17 tahun keatas, atau mendapatkan peringatan wajib didampingi
orangtua. padahal jika disimak dalam film tersebut, yang namanya label bukan
untuk sekedar adegan bersifat seksual semata (sensor dada), tapi tentang
prilaku kekerasan (pembunuhan, mabuk2an, narkoba) dan pendidikan moral yang
keliru pun harus diperhatikan! Apalagi Uttaran berawal untuk anak-anak kemudian
meloncat jadi tayangan film dewasa..
-- Dari apa yang saya sampaikan diatas,
maka saya secara pribadi langsung menyuruh anak tidak lagi menonton film
tersebut. Kemudian memberikan bimbingan untuk meluruskan apa saja yang salah
selama penayangan, sehingga jangan sampai mempengaruhi pola pikirnya! Apalagi
namanya anak/remaja mempunyai daya ingat kuat, dalam menyerap apapun yang
dilihat serta didengarnya..
Sungguh
peran penting orangtua dalam memantau apa yang dilakukan/ dikerjakan anak,
haruslah jadi prioritas utama dalam pendidikan dirumah. Karena tayangan
televisi serta internet sudah semakin sulit diawasi oleh pihak-pihak terkait,
apalagi pihak pengelola siaran mengutamakan bisnis dan rating, tapi sering
sekali mengesampingkan efek negatif dari apa yang ditampilkan.
-- Note: Pihak sensor yang paling terbaik
untuk anak, bukanlah Menkominfo dan ataupun media. Melainkan kita sebagai
orangtua, yang wajib dan ekstra ketat dalam menjaga mata dan telinga anak dari
segala sesuatu yang ditontonnya..
Ditulis oleh : Hendrik Riyanto
Sumber : http://www.kompasiana.com/heryanto123/uttaran-di-antv-tontonan-bahaya-bagi-mindset-anak_568c33bd3dafbddc1648a066
0 Response to " Wahai Para Orang Tua, Waspada Akan Bahaya "Uttaran" di ANTV!"
Posting Komentar