Minggu, 28 Februari 2016 / 11:47 WIB
JAKARTA.
Harga gas alam berhasil menutup akhir pekan dengan rebound dari level
terendah selama 17 tahun terakhir. Tekanan yang tinggi dari permintaan
dan pasokan yang tidak seimbang masih membayangi pergerakan harga.
Mengutip Bloomberg, Jumat (26/2) harga gas alam kontrak pengiriman April 2016 di New York Mercantile Exchange terangkat 0,33% ke level US$ 1,791 per mmbtu dibanding hari sebelumnya. Meski demikian, harga sudah tergerus 4,07% dalam sepekan terakhir.
Pemaparan Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka rebound ini terdukung faktor teknikal. Pelaku pasar melakukan aksi bargain hunting karena dalam beberapa hari terakhir harga gas alam turun signifikan. Selain itu, rebound yang terjadi pada harga minyak pun menjadi faktor yang mengangkat harga gas alam.
“Ada juga karena antisipasi data China dan keputusan lanjutan dari FOMC dan European Central Bank (ECB) pada awal bulan Maret 2016 nanti,” ujar Ibrahim.
Memasuki bulan Maret 2016 ketidakpastian akan semakin tinggi, maka fluktuasi harga pun kian tajam. Jadi penguatan saat ini terbilang wajar sebagai bagian dari upaya mencari keseimbangan harga.
Ditambah lagi ada laporan dari MDA Weather Services bahwa hingga 8 Maret 2016 nanti cuaca akan lebih dingin di 48 negara bagian Amerika Serikat. “Sehingga memunculkan spekulasi permintaan akan kembali meningkat,” tutur Ibrahim.
Memang kenaikan harga juga didukung oleh laporan Energy Information Administration (EIA) bahwa stok mingguan AS kembali melanjutkan penurunan cadangan ke level minus 117 miliar kaki kubik. Hanya saja penurunan pekan ini tidak sedalam pekan sebelumnya yakni minus 158 miliar kaki kubik.
Prediksi Senin (29/2) harga gas alam masih akan mampu mempertahankan kenaikan tipis. “Tidak bisa signifikan dan rawan koreksi. Bergantung juga dari harga minyak. Kalau naik lagi bisa dukung harga gas alam pun ikut naik,” jelas Ibrahim.
Mengutip Bloomberg, Jumat (26/2) harga gas alam kontrak pengiriman April 2016 di New York Mercantile Exchange terangkat 0,33% ke level US$ 1,791 per mmbtu dibanding hari sebelumnya. Meski demikian, harga sudah tergerus 4,07% dalam sepekan terakhir.
Pemaparan Ibrahim, Direktur PT Garuda Berjangka rebound ini terdukung faktor teknikal. Pelaku pasar melakukan aksi bargain hunting karena dalam beberapa hari terakhir harga gas alam turun signifikan. Selain itu, rebound yang terjadi pada harga minyak pun menjadi faktor yang mengangkat harga gas alam.
“Ada juga karena antisipasi data China dan keputusan lanjutan dari FOMC dan European Central Bank (ECB) pada awal bulan Maret 2016 nanti,” ujar Ibrahim.
Memasuki bulan Maret 2016 ketidakpastian akan semakin tinggi, maka fluktuasi harga pun kian tajam. Jadi penguatan saat ini terbilang wajar sebagai bagian dari upaya mencari keseimbangan harga.
Ditambah lagi ada laporan dari MDA Weather Services bahwa hingga 8 Maret 2016 nanti cuaca akan lebih dingin di 48 negara bagian Amerika Serikat. “Sehingga memunculkan spekulasi permintaan akan kembali meningkat,” tutur Ibrahim.
Memang kenaikan harga juga didukung oleh laporan Energy Information Administration (EIA) bahwa stok mingguan AS kembali melanjutkan penurunan cadangan ke level minus 117 miliar kaki kubik. Hanya saja penurunan pekan ini tidak sedalam pekan sebelumnya yakni minus 158 miliar kaki kubik.
Prediksi Senin (29/2) harga gas alam masih akan mampu mempertahankan kenaikan tipis. “Tidak bisa signifikan dan rawan koreksi. Bergantung juga dari harga minyak. Kalau naik lagi bisa dukung harga gas alam pun ikut naik,” jelas Ibrahim.
0 Response to "Ada peluang harga gas lama naik lagi"
Posting Komentar