Sabtu, 27 Februari 2016 / 16:38 WIB
JAKARTA.
Tekanan inflasi tahun ini diperkirakan akan rendah dan berada di bawah
level 4% jika pemerintah menurunkan harga bahan bakar minyak (BBM) pada
Maret mendatang. Tidak hanya itu, penurunan harga BBM juga harus diikuti
dengan penurunan tarif angkutan, sehingga efeknya menurunkan inflasi
inti atau core inflation.
Tren inflasi rendah sebenarnya sudah terlihat di awal tahun. Survei harga-harga yang dilakukan Bank Indonesia (BI) pada pekan ketiga Februari 2016 ini menunjukkan, adanya deflasi sebesar 0,13%. Angka itu lebih rendah dibandingkan hasil survei pekan sebelumnya yang menunjukkan adanya deflasi 0,15%.
Survei inilah yang membuat BI semakin yakin terjadinya deflasi pada Februari 2016. Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengatakan, deflasi yang terjadi didorong adanya stabilnya harga di kelompok bahan makanan. Selain itu, siklus Februari memang dalam tren inflasi rendah.
Agar inflasi terus rendah di sepanjang tahun ini, kuncinya adalah langkah pemerintah dalam menjaga pasokan pangan di pasar. "Maret kalau pasokan tetap terjaga, maka bisa melanjutkan tren inflasi rendah," kata Juda, Jumat (26/2). Dengan perkiraan inflasi bulanan pada Februari sebesar 0,13% artinya secara tahunan (year on year) berada di kisaran 4,38%.
BI sendiri memperkirakan inflasi sepanjang tahun 2016 berada di level 4% plus minus 1%. Untuk mencapai level bawah, tekanan inflasi masih tergantung fluktuasi harga minyak dunia. Asumsi inflasi 4% diperkirakan BI dengan asumsi harga minyak dunia sebesar US$ 37 per barrel. Jika harga minyak lebih rendah, inflasi bisa saja lebih baik dari perkiraan. Namun dengan catatan ada penyesuaian harga BBM oleh pemerintah.
Menurut Juda, penurunan harga BBM harus diikuti dengan perubahan tarif jasa transportasi. Sehingga dampaknya tidak hanya menurunkan harga kebutuhan pokok melainkan juga inflasi inti. Sebaliknya jika tarif angkutan tidak turun, dampaknya terhadap penurunan inflasi relatif rendah. Sebab kuncinya ada pada dampak lanjutan atau second-round effects bukan first round effects.
Pemerintah sendiri mentargetkan inflasi tahun ini di bawah 4%, lebih rendah dari asumsi APBN 2016 sebesar 4,7%. Pemerintah akan bekerja keras menjaga inflasi, karena inflasi rendah menjadi syarat agar target penurunan suku bunga kredit perbankan menjadi 9% tahun ini tercapai. Menteri Koordinator Ekonomi Darmin Nasution bilang berbagai langkah sudah disiapkan, terutama agar harga barang terkendali. Pemerintah akan memastikan jumlah pasokan yang tersedia sehingga harganya tidak bergejolak. "Inflasi rendah akan diupayakan terjadi dalam jangka menengah," katanya.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai target inflasi memang sudah saatnya direvisi. Dia memperkirakan laju inflasi ada pada kisaran 4% pada tahun ini.
Tren inflasi rendah sebenarnya sudah terlihat di awal tahun. Survei harga-harga yang dilakukan Bank Indonesia (BI) pada pekan ketiga Februari 2016 ini menunjukkan, adanya deflasi sebesar 0,13%. Angka itu lebih rendah dibandingkan hasil survei pekan sebelumnya yang menunjukkan adanya deflasi 0,15%.
Survei inilah yang membuat BI semakin yakin terjadinya deflasi pada Februari 2016. Direktur Eksekutif Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung mengatakan, deflasi yang terjadi didorong adanya stabilnya harga di kelompok bahan makanan. Selain itu, siklus Februari memang dalam tren inflasi rendah.
Agar inflasi terus rendah di sepanjang tahun ini, kuncinya adalah langkah pemerintah dalam menjaga pasokan pangan di pasar. "Maret kalau pasokan tetap terjaga, maka bisa melanjutkan tren inflasi rendah," kata Juda, Jumat (26/2). Dengan perkiraan inflasi bulanan pada Februari sebesar 0,13% artinya secara tahunan (year on year) berada di kisaran 4,38%.
BI sendiri memperkirakan inflasi sepanjang tahun 2016 berada di level 4% plus minus 1%. Untuk mencapai level bawah, tekanan inflasi masih tergantung fluktuasi harga minyak dunia. Asumsi inflasi 4% diperkirakan BI dengan asumsi harga minyak dunia sebesar US$ 37 per barrel. Jika harga minyak lebih rendah, inflasi bisa saja lebih baik dari perkiraan. Namun dengan catatan ada penyesuaian harga BBM oleh pemerintah.
Menurut Juda, penurunan harga BBM harus diikuti dengan perubahan tarif jasa transportasi. Sehingga dampaknya tidak hanya menurunkan harga kebutuhan pokok melainkan juga inflasi inti. Sebaliknya jika tarif angkutan tidak turun, dampaknya terhadap penurunan inflasi relatif rendah. Sebab kuncinya ada pada dampak lanjutan atau second-round effects bukan first round effects.
Pemerintah sendiri mentargetkan inflasi tahun ini di bawah 4%, lebih rendah dari asumsi APBN 2016 sebesar 4,7%. Pemerintah akan bekerja keras menjaga inflasi, karena inflasi rendah menjadi syarat agar target penurunan suku bunga kredit perbankan menjadi 9% tahun ini tercapai. Menteri Koordinator Ekonomi Darmin Nasution bilang berbagai langkah sudah disiapkan, terutama agar harga barang terkendali. Pemerintah akan memastikan jumlah pasokan yang tersedia sehingga harganya tidak bergejolak. "Inflasi rendah akan diupayakan terjadi dalam jangka menengah," katanya.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai target inflasi memang sudah saatnya direvisi. Dia memperkirakan laju inflasi ada pada kisaran 4% pada tahun ini.
0 Response to "Harga BBM turun, syarat inflasi rendah"
Posting Komentar