Rabu, 24 Februari 2016 / 11:50 WIB
KUALA
LUMPUR. Bursa saham negara berkembang Asia (emerging market) dan mata
uang jatuh untuk hari kedua dipicu penurunan minyak dan langkah investor
menghindar dari aset berisiko.
Bursa saham Filipina paling dalam dua pekan dan semua 10 kelompok industri dalam indeks MSCI menurun, dengan saham industri dan energi memimpin penurun.
Ringgit Malaysia merosot keempat pekan terseret harga minyak mentah yang berkurang daya tariknya. Yuan China turun untuk hari keempat menyusul langkah bank sentral (PBOC) kembali memangkas acuan harian yuan.
Minyak mentah di New York bertahan di bawah US$ 32 per barel setelah meluncur di sesi terakhir pasca komentar Menteri Minyak Iran yang menegaskan upaya pembekuan produksi minyak yang digagas Arab Saudi dan Rusia adalah konyol.
Hari ini, Indeks MSCI Emerging Markets turun 0,7 % menjadi 739,53 pukul 12:11 di Hong Kong. Indeks telah turun 6,9 % tahun ini.
Saham Kepco Plant Service & Engineering Co merosot 21 %. Saham Samsung Electronics Co turun 0,7 % dan indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,1 %.
Saham China perdagangan di Hong Kong meluncur paling dalam hampir dua pekan, dengan Indeks Hang Seng China Enterprises turun 2 % setelah penurunan 0,6 % Selasa (23/2). PetroChina Co turun 2,7 %, menghentikan muka dua hari. Indeks Shanghai Composite turun 0,2 % setelah melompat sebanyak 0,7 %.
Indeks Komposit Filipina turun 1,3 %, terbesar sejak 9 Februari, sedangkan alat pengukur ekuitas di Malaysia, Indonesia, India dan Vietnam menurun setidaknya 0,3 %.
Kurs mata uang
Pengukuran 20 mata uang negara berkembang mundur 0,1 % menyusul penurunan 0,4 % Selasa (23/2). Ringgit Malaysia paling melemah, jatuh 1%.
Won Korea Selatan turun 0,3 % karena upaya AS untuk menggelar sistem pertahanan rudal di negeri itu memicu kekhawatiran memanaskan hubungan ekonomi dengan China. Rupiah Indonesia tergelincir 0,2 % sementara yuan turun 0,1 %.
Bursa saham Filipina paling dalam dua pekan dan semua 10 kelompok industri dalam indeks MSCI menurun, dengan saham industri dan energi memimpin penurun.
Ringgit Malaysia merosot keempat pekan terseret harga minyak mentah yang berkurang daya tariknya. Yuan China turun untuk hari keempat menyusul langkah bank sentral (PBOC) kembali memangkas acuan harian yuan.
Minyak mentah di New York bertahan di bawah US$ 32 per barel setelah meluncur di sesi terakhir pasca komentar Menteri Minyak Iran yang menegaskan upaya pembekuan produksi minyak yang digagas Arab Saudi dan Rusia adalah konyol.
Hari ini, Indeks MSCI Emerging Markets turun 0,7 % menjadi 739,53 pukul 12:11 di Hong Kong. Indeks telah turun 6,9 % tahun ini.
Saham Kepco Plant Service & Engineering Co merosot 21 %. Saham Samsung Electronics Co turun 0,7 % dan indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,1 %.
Saham China perdagangan di Hong Kong meluncur paling dalam hampir dua pekan, dengan Indeks Hang Seng China Enterprises turun 2 % setelah penurunan 0,6 % Selasa (23/2). PetroChina Co turun 2,7 %, menghentikan muka dua hari. Indeks Shanghai Composite turun 0,2 % setelah melompat sebanyak 0,7 %.
Indeks Komposit Filipina turun 1,3 %, terbesar sejak 9 Februari, sedangkan alat pengukur ekuitas di Malaysia, Indonesia, India dan Vietnam menurun setidaknya 0,3 %.
Kurs mata uang
Pengukuran 20 mata uang negara berkembang mundur 0,1 % menyusul penurunan 0,4 % Selasa (23/2). Ringgit Malaysia paling melemah, jatuh 1%.
Won Korea Selatan turun 0,3 % karena upaya AS untuk menggelar sistem pertahanan rudal di negeri itu memicu kekhawatiran memanaskan hubungan ekonomi dengan China. Rupiah Indonesia tergelincir 0,2 % sementara yuan turun 0,1 %.
0 Response to "Minyak bikin bursa dan mata uang di Asia muram"
Posting Komentar