Dengan jumlah penduduk Islam terbesar, Indonesia diklaim berpengaruh.
Rabu, 2 Maret 2016 | 18:49 WIB
Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan
Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut
Binsar Pandjaitan menegaskan bahwa Indonesia tidak akan bergabung dengan
Aliansi Militer Negara-negara Islam yang digawangi oleh Arab Saudi.
Meskipun, sejumlah negara yang tergabung dalam Organisasi Konferensi
Islam (OKI) turut dalam aliansi itu.
"Sudah banyak yang klaim. Sikap kita jelas. Kita tak ada alasan (untuk bergabung). Kita bisa punya pengaruh dan mengajak mereka negara-negara Timur Tengah," kata Luhut di Pangkalan Angkatan Udara Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau, Rabu 2 Maret 2016.
Indonesia, kata Luhut, tidak ingin mengikuti ke salah sejumlah pihak dalam hal menangani masalah radikalisme seperti Daulah Islamiyah (ISIS) dengan cara-cara kekerasan. Pendekatan lunak lebih diprioritaskan.
"Jadi, kita tetap menggunakan cara-cara lunak, soft approach, misalnya pendekatan agama dan budaya," tuturnya.
Luhut menilai, di antara negara-negara OKI, Indonesia dianggap sebagai negara paling besar. Mulai dari sektor ekonominya, pula jumlah penduduknya. Oleh karena itu, sudah waktunya bagi Indonesia untuk menentukan sikap dengan mengutamakan adanya perdamaian antara Iran dan Arab Saudi. Selain itu, Indonesia akan aktif menggalang perdamaian bagi Palestina.
"Makanya kita itu tidak ada alasan untuk ikut sana ikut sini. Negara lain harus ikut kita (Indonesia), karena kita negara dengan jumlah penduduk Islam (terbesar) di dunia," kata dia.
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Konferensi Islam (OKI) akan digelar pada 6 hingga 7 Maret 2016 di Jakarta. Sejumlah negara OKI juga diketahui bergabung dengan Aliansi Militer yang diklaim Arab Saudi didukung 34 negara Islam tersebut. Tujuan Aliansi Militer tak lain adalah untuk perang menggempur melawan ISIS.
0 Response to "Indonesia Tak Bakal Gabung Aliansi Militer Negara Islam"
Posting Komentar