Kantor berita Reuters pada hari Minggu (26/6) menukil dari seorang pejabat Zionis yang mengumumkan penandatanganan perjanjian rekonsiliasi Turki-Israel.
Di saat yang sama saluran TV CNN Turki mengutip dari sumber-sumber pemerintah bahwa PM Turki Binali Yildirim akan mengumumkan penandatanganan perjanjian rekonsiliasi dalam konferensi pers hari Senin siang.
Dengan penandatanganan perjanjian ini maka berakhirlah pemutusan hubungan diplomatik Turki atas Israel yang sudah berlangsung selama enam tahun pasca penembakan pasukan Israel atas kapal Mavi Marmara yang mengangkut konvoi bantuan kemanusiaan ke Gaza pada Tahun 2010.
Pada hari Ahad (26/6) dua delegasi pemerintah Turki dan pemerintah Zionis bertemu di ibukota Italia Roma dalam sesi perundingan terakhir untuk mengembalikan normalisasi hubungan. Delegasi Turki dipimpin oleh penasehat Kementerian Luar Negeri Turki dan mantan duta besar Turki untuk "Israel" Feridun Sinarla Ihsanoglu. Sementara delegasi Zionis dipimpin oleh Joseph Checanovr, utusan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Tel Aviv setuju memenuhi tiga tuntutan Turki.
Setelah pada tahun 2013 Netanyahu meminta maaf kepada para korban serangan Israel pada kapal Mavi Marmara Turki yang berusaha menembus blokade ke Jalur Gaza, pemerintah Zionis juga menyetujui membayar ganti rugi senilai 20 juta dolar kepada keluarga korban dan meringankan blokade atas Jalur Gaza. Sementara itu pihak Turki mencabut semua penuntutan yang diajukan di pengadilan-pengadilan Turki dan negara terhadap para komandan dan pejabat Zionis.
“Israel sudah
menawarkan permintaan maaf dan untuk
serangan mematikan terhadap kapal aktivis Mavi Marmara, Israel setuju
untuk membayar $20 juta sebagai biaya konspensasi uang berduka dan
korban terluka,” kata pejabat Israel, dikutip Reuters.
Pejabat Israel mengatakan, uang itu akan dibayarkan setelah parlemen Turki mengeluarkan undang-undang tentang masalah ini. Presiden Turki Tayyip Erdogan menyatakan dirinya merupakan pengawal kepentingan Palestina dan terlibat pro Hamas, faksi yang mengontrol Gaza dan di blacklist teroris oleh Israel dan negara-negara Barat.
Sebelumnya surat kabar oposisi Turki "Hurriyet" telah menegaskan, Senin pekan lalu, bahwa dalam konteks pelonggaran blokade di Jalur Gaza, pemerintah Israel telah setuju untuk mengakhiri prosedur khusus untuk membangun sebuah rumah sakit guna melayani warga Gaza. Pemerintah Israel tidak akan menghambat kedatangan peralatan, obat-obatan dan tenaga kesehatan Turki ke Jalur Gaza. Sedangkan Jerman dan Turki akan bekerja untuk membangun stasiun pembangkit listrik guna memenuhi kekurangan listrik yang sangat besar di Gaza. Turki akan membangun pabrik untuk desalinasi (penyulingan) air laut di Jalur Gaza, dan semua bantuan Turki akan sampai melalui pelabuhan Ashdod "Israel".
Retaknya hubungan diplomatik kedua negara terjadi pasca penyerangan AL Israel pada konvoi kapal kemanusiaan untuk menembus blokade laut wilayah Gaza, pada 31 Mei 2010.
Saat itu di perairan internasional, militer Zionis mencegat konvoi 'Fredoom Flotila' dan menyerbu ke kapal Turki, Mavi Marmara. Kemudian tentara Israel menembaki para aktivis kemanusiaan sehingga membunuh 9 orang, 8 warga Turki dan 1 warga Amerika. Serta puluhan lainnya luka-luka.
Pemerintah Turki berang dan membekukan hubungan diplomatik dengan Israel pada 2011 setelah mengusir dubesnya. Turki juga memperkarakan kasus ini sebagai kejahatan kriminal internasional.
(Baca: Inilah Kisah Detil Penyergapan Tentara Israel di Atas Kapal Mavi Marmara)
0 Response to " Penuhi Persyaratan, Turki Normalisasi Hubungan Dengan Israel"
Posting Komentar