Intelijen Ungkap Teroris Berniat Racuni Makanan Polisi, Ini Instruksi Kapolri


Senin, 15 Februari 2016 | 22:01 WIB
AP / TATAN SYUFLANA Seorang anggota polisi memberi sinyal dengan tangan kepada rekannya, saat mengejar terduga pelaku ledakan yang menghantam kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, 14 Januari 2016. Serangkaian ledakan menewaskan sejumlah orang, terjadi baku tembak antara polisi dan beberapa orang yang diduga pelaku.

 
JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti menginstruksikan personelnya di lapangan untuk berhati-hati saat makan dan minum dalam menjalankan tugas.
Sebab, ada informasi intelijen yang menyebut bahwa kelompok teroris hendak mencelakai polisi dengan memasukkan unsur-unsur kimia berbahaya ke makanan atau minuman polisi.
"Dari informasi intelijen, waspadai makanan, di kantin, di mana pun, atau minuman. Itu haruslah diwaspadai," ujar Badrodin di Kompleks Mabes Polri, Senin (15/2/2016).
Badrodin juga menginstruksikan anggotanya menggunakan pola pengamanan satu sama lain dengan body system untuk mencegah aksi teroris tersebut.
"Body system itu adalah satu orang anggota mengawasi satu orang yang lainnya. Ini dalam konteks bertugas," ujar Badrodin.
Penggunaan unsur kimia, menurut Badrodin, bisa jadi terinspirasi dari kasus pembunuhan Mirna Salihin.
Namun, bisa juga unsur kimia itu dipakai lantaran pengetahuan teroris yang memang telah berkembang.
Salah satu contohnya adalah saat makanan personel Polsek Kemayoran diracun pada 2011 silam.
Selain itu, ada juga bom klorin di Depok yang gagal meledak, 2015 lalu.
"Ancaman terhadap Polri bukan hanya dengan bom atau senjata saja, saat ini. Tapi juga dengan racun itu," ujar Badrodin.

0 Response to "Intelijen Ungkap Teroris Berniat Racuni Makanan Polisi, Ini Instruksi Kapolri"

Posting Komentar