Senin, 15 Februari 2016 / 19:37 WIB
JAKARTA. Pelemahan ekonomi dunia yang masih 
berlanjut rupanya membuat harga emas meningkat. Pasalnya, investor saat 
ini lebih menyukai instrumen emas dibandingkan saham dan bond, karena 
emas lebih bersifat saving dan antisipasi. Permintaan akan emas 
akhir-akhir ini meningkat sehingga menyebabkan supply berkurang membuat 
harga naik.
Hans Kwee, Direktur Investa Saran Mandiri mengatakan ada kemungkinan 
harga emas kembali turun pada Maret mendatang. Pasalnya, The Fed akan 
menaikkan suku bunga, dan sentimen tersebut itu akan membuat 
perekonomian dunia sedikit membaik dan membuat investor masuk lagi ke 
pasar saham dan bonds.
"Emas itu kan tadinya dari Rp 1.000 per gram terus naik ke Rp 1.200 per gram, tapi kan dulu berada di Rp 1.900. Kenaikan itu karena ekonomi dunia melambat, tapi kalau The Fed menaikkan suku bunga Maret mendatang harga emas akan turun lagi kok," ujarnya kepada KONTAN, Senin (15/2).
Ia melihat, emas sebenarnya bukan merupakan instrumen investasi karena tidak bisa memberikan yield. Berbeda dengan saham, dan bond yang bisa memberikan yield, dividen, dan interest. Menurutnya investor hanya bisa mengharapkan capital gain dan loss saja, sehingga masa resesi merupakan waktu terbaik untuk bisa mengoleksi emas.
David Sutianto, Analis First Asia Capital mengatakan peningkatan harga emas akhir-akhir ini lebih disebabkan kondisi ekonomi India yang melampaui China. Pasalnya, India merupakan negara yang banyak mengimpor emas sehingga permintaan emas meningkat.
"Emas naik karena dapat kabar India pertumbuhan ekonominya melampaui China, konsumsi emas terbanyak itu kan India. Mereka beli untuk nikah, lamaran dan investasi, itu orang akan expecting kalau India ekonominya bagus maka kebutuhan emas akan naik. Ini kan terkait supply and demand, tapi kalau dibilang emas akan bullish jangka panjang belum tentu," ujarnya.
"Emas itu kan tadinya dari Rp 1.000 per gram terus naik ke Rp 1.200 per gram, tapi kan dulu berada di Rp 1.900. Kenaikan itu karena ekonomi dunia melambat, tapi kalau The Fed menaikkan suku bunga Maret mendatang harga emas akan turun lagi kok," ujarnya kepada KONTAN, Senin (15/2).
Ia melihat, emas sebenarnya bukan merupakan instrumen investasi karena tidak bisa memberikan yield. Berbeda dengan saham, dan bond yang bisa memberikan yield, dividen, dan interest. Menurutnya investor hanya bisa mengharapkan capital gain dan loss saja, sehingga masa resesi merupakan waktu terbaik untuk bisa mengoleksi emas.
David Sutianto, Analis First Asia Capital mengatakan peningkatan harga emas akhir-akhir ini lebih disebabkan kondisi ekonomi India yang melampaui China. Pasalnya, India merupakan negara yang banyak mengimpor emas sehingga permintaan emas meningkat.
"Emas naik karena dapat kabar India pertumbuhan ekonominya melampaui China, konsumsi emas terbanyak itu kan India. Mereka beli untuk nikah, lamaran dan investasi, itu orang akan expecting kalau India ekonominya bagus maka kebutuhan emas akan naik. Ini kan terkait supply and demand, tapi kalau dibilang emas akan bullish jangka panjang belum tentu," ujarnya.
0 Response to "The Fed rate naik di Maret, emas bakal jatuh"
Posting Komentar