Terkait
- Mengapa Besaran APBD DKI 2015 Tak Sesuai Keinginan Ahok?
- Ahok Pangkas Poin Tunjangan dan Pembelian Tanah
- Ahok: Enggak Benar Isu Saya Mau Tutup "Car Free Day" Tiga Bulan
- Pertemuan Antara Jokowi, Ahok, dan Prasetio Diundur Hingga Esok Pagi
- Jika Ahok dan DPRD Harmonis, Pengesahan APBD Perubahan Bisa Gunakan Perda
JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang warga Cawang, Jakarta
Timur, Richie Dian Permana (31) mendatangi Balai Kota DKI Jakarta pada
Senin (13/4/2015). Ia ingin mengadukan masalah yang sedang dia hadapi
kepada Gubernur Basuki Tjahaja Purnama.
Richie mengaku sedang bingung karena tidak mampu membayar biaya persalinan anak keduanya di RS Ibu dan Anak Tambak, Jakarta Pusat, yang totalnya mencapai Rp 28 Juta.
"Ketika mau bawa isteri dan anak pulang, saya diminta bayar rincian administrasi sebesar Rp 28 juta. Saya berharap Pak Gubernur kiranya dapat bantu meringankan beban saya dan mendengarkan keluh kesah saya," ujar pria yang mengaku berprofesi sebagai surveyor dengan status outsourcing di salah satu bank swasta itu.
Richie mengungkapkan keputusannya membawa istrinya, Fenomena (33), menjalani persalinan di RSIA Tambak. Menurut dia, hal itu berawal saat air ketuban isterinya pecah pada Jumat (10/4/2015) pekan lalu.
Di tengah kepanikan, ia pun memutuskan mengantarkan istrinya itu ke RSIA Tambak, yang lokasinya tidak jauh dari lokasi tempat istrinya biasa melakukan pemeriksaan kandungan, yakni di Puskemas Bidara Cina.
"Karena panik, saya minta diantar ke rumah sakit terdekat sama orang puskesmas karena waktu itu situasi dan kondisinya mendesak," ujar dia.
Sampai saat ini, istri dan anak Richie, Axelle Arziki Otadan masih berada di RSIA Tambak. Pihak rumah sakit memintanya untuk bisa membayar minimal 50 persen dari total biaya persalinan secara caesar.
Richie mengaku belum memiliki asuransi kesehatan sampai dengan saat ini. "Istri dan anak saya masih di rumah sakit. Mereka meminta uang jaminan 50 persen dari total tagihan," ucap Richie.
Richie mengaku sedang bingung karena tidak mampu membayar biaya persalinan anak keduanya di RS Ibu dan Anak Tambak, Jakarta Pusat, yang totalnya mencapai Rp 28 Juta.
"Ketika mau bawa isteri dan anak pulang, saya diminta bayar rincian administrasi sebesar Rp 28 juta. Saya berharap Pak Gubernur kiranya dapat bantu meringankan beban saya dan mendengarkan keluh kesah saya," ujar pria yang mengaku berprofesi sebagai surveyor dengan status outsourcing di salah satu bank swasta itu.
Richie mengungkapkan keputusannya membawa istrinya, Fenomena (33), menjalani persalinan di RSIA Tambak. Menurut dia, hal itu berawal saat air ketuban isterinya pecah pada Jumat (10/4/2015) pekan lalu.
Di tengah kepanikan, ia pun memutuskan mengantarkan istrinya itu ke RSIA Tambak, yang lokasinya tidak jauh dari lokasi tempat istrinya biasa melakukan pemeriksaan kandungan, yakni di Puskemas Bidara Cina.
"Karena panik, saya minta diantar ke rumah sakit terdekat sama orang puskesmas karena waktu itu situasi dan kondisinya mendesak," ujar dia.
Sampai saat ini, istri dan anak Richie, Axelle Arziki Otadan masih berada di RSIA Tambak. Pihak rumah sakit memintanya untuk bisa membayar minimal 50 persen dari total biaya persalinan secara caesar.
Richie mengaku belum memiliki asuransi kesehatan sampai dengan saat ini. "Istri dan anak saya masih di rumah sakit. Mereka meminta uang jaminan 50 persen dari total tagihan," ucap Richie.
Penulis | : Alsadad Rudi |
Editor | : Kistyarini |
0 Response to "Tak Bisa Bayar Biaya Persalinan Istri, Warga Cawang Mau Mengadu ke Ahok"
Posting Komentar