Senin, 13 April 2015 16:08
Merdeka.com - Pilot pesawat Boeing 737-400 milik TNI
Angkatan Udara yang mengangkut WNI dari Yaman, Letkol Penerbang I Gede
Putu Setia menceritakan pengalamannya membantu evakuasi WNI di Yaman.
Dia berhasil ditemui para awak media di Bandar Udara Halim Perdana
Kusuma pagi tadi (13/4).
"Wilayah udara Yaman itu sudah berada di bawah Saudi. Jadi, segala izin masuk ya harus lewat Saudi," katanya memulai cerita.
Dia mengatakan, setelah izin diberikan, rupanya tak bisa begitu saja masuk ke wilayah Yaman. Semua harus diperhitungkan lantaran kedua negara tengah bersitegang.
"Kami masuk dari wilayah Jizan, itu ada diperbatasan antara Yaman dan Saudi. Normalnya dari Oman ke Salalah itu hanya 2,5 jam, tapi karena beberapa wilayah dijadikan basis menyerang oleh Saudi, maka kita memutar perjalanan dan memakan waktu sampai 4 jam," kata dia.
Dia mengaku berkomunikasi dengan pihak Saudi menggunakan kode, untuk menghindari serangan udara. Dari ceritanya, sempat ada zona tanpa penerbangan pada Sabtu kemarin.
"Rencana awal kita mau ke Al-Hudaidah. Memang, biasanya zona terbang itu diberikan tengah malam, biasanya kita izinnya dari pagi atau siang, sehingga dapatnya jam 2 atau 3 pagi. Namun Sabtu kita sempat gak diizinkan terbang sesuai jadwal yang diberikan karena mereka (Saudi) akan menyerang wilayah Yaman pukul 10 pagi (waktu setempat)," terangnya.
Dia sendiri mengatakan tak punya rencana cadangan bila terkena misil nyasar karena merasa sudah memberikan kode jika ingin melewati wilayah udara daerah konflik tersebut.
"Kalau memang kita mengganggu pergerakan mereka, kita akan diarahkan, kemarin bahkan ada yang dipaksa untuk mendarat di sebuah tempat yang memungkinkan," jelasnya.
Letkol Penerbangan I Gede Putu Setia mengatakan, evakuasi kali ini memakan waktu sembilan jam. Dia sendiri bersedia membantu apabila kembali ditugaskan untuk melakukan evakuasi lagi.
Pesawat TNI AU ini diberangkatkan sekitar sepuluh hari lalu. Mereka khusus diberangkatkan untuk mengangkut para WNI yang masih berada di Yaman. Hari ini, 91 WNI berhasil dipulangkan ke Tanah Air dengan pesawat tersebut.
"Wilayah udara Yaman itu sudah berada di bawah Saudi. Jadi, segala izin masuk ya harus lewat Saudi," katanya memulai cerita.
Dia mengatakan, setelah izin diberikan, rupanya tak bisa begitu saja masuk ke wilayah Yaman. Semua harus diperhitungkan lantaran kedua negara tengah bersitegang.
"Kami masuk dari wilayah Jizan, itu ada diperbatasan antara Yaman dan Saudi. Normalnya dari Oman ke Salalah itu hanya 2,5 jam, tapi karena beberapa wilayah dijadikan basis menyerang oleh Saudi, maka kita memutar perjalanan dan memakan waktu sampai 4 jam," kata dia.
Dia mengaku berkomunikasi dengan pihak Saudi menggunakan kode, untuk menghindari serangan udara. Dari ceritanya, sempat ada zona tanpa penerbangan pada Sabtu kemarin.
"Rencana awal kita mau ke Al-Hudaidah. Memang, biasanya zona terbang itu diberikan tengah malam, biasanya kita izinnya dari pagi atau siang, sehingga dapatnya jam 2 atau 3 pagi. Namun Sabtu kita sempat gak diizinkan terbang sesuai jadwal yang diberikan karena mereka (Saudi) akan menyerang wilayah Yaman pukul 10 pagi (waktu setempat)," terangnya.
Dia sendiri mengatakan tak punya rencana cadangan bila terkena misil nyasar karena merasa sudah memberikan kode jika ingin melewati wilayah udara daerah konflik tersebut.
"Kalau memang kita mengganggu pergerakan mereka, kita akan diarahkan, kemarin bahkan ada yang dipaksa untuk mendarat di sebuah tempat yang memungkinkan," jelasnya.
Letkol Penerbangan I Gede Putu Setia mengatakan, evakuasi kali ini memakan waktu sembilan jam. Dia sendiri bersedia membantu apabila kembali ditugaskan untuk melakukan evakuasi lagi.
Pesawat TNI AU ini diberangkatkan sekitar sepuluh hari lalu. Mereka khusus diberangkatkan untuk mengangkut para WNI yang masih berada di Yaman. Hari ini, 91 WNI berhasil dipulangkan ke Tanah Air dengan pesawat tersebut.
[ard]
0 Response to "Cara pilot TNI AU hindari jet Saudi saat evakuasi WNI di Yaman"
Posting Komentar