Sabtu, 13 Februari 2016 / 20:52 WIB
Jakarta. Kabar mencuatnya nama Tan Siok Tjien
yang mendapatkan tambahan kekayaan US$ 992 juta sepanjang tahun ini,
dinilai tidak terlalu mengejutkan.
Kekayaan pemilik 31% saham perusahaan rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) itu memang seharusnya meningkat seiring melejitnya saham GGRM.
Dalam setahun terakhir, saham GGRM meningkat 11,80% dari 54.950 ke 61.000 pada penutupan hari ini.
Dalam lima tahun terakhir, pergerakan saham GGRM mengalami peningkatan hampir dua kali lipat.
Pada Februari 2012 harga saham GGRM hanya 36.050.
Reza Priyambada, Kepala Riset NH Korindo Securities mengatakan bahwa industri rokok memang terus mengalami pertumbuhan seiring demand dari masyarakat yang sangat tinggi.
Kendati pemerintah telah membatasi ruang gerak dari promosi emiten rokok, nyatanya sektor ini bisa terus bertumbuh.
"Tahun ini industri rokok masih memungkinkan tumbuh diatas 5%, karena rokok itu sudah jadi konsumsi primer bagi masayarakat. Walaupun sudah banyak aturan yang melarang iklan di jam tertentu, dilarang iklan terbuka dan mensponsori kegiatan umum, namun industri rokok tetap tumbuh," uja Reza kepada KONTAN, Jumat (12/2).
Menurutnya tahun ini prospek industri rokok masih bagus, bahkan dalam jangka pendek dan menengah industri rokok belum akan mengalami titik jenuh.
Penyebabnya, industri rokok sudah memiliki penikmatnya sendiri-sendiri, walaupun persaingat ketat.
"Saya belum melihat ada titik jenuh di industri rokok, karena memang demand-nya masih sangat tiggi. Walaupun dia mengeluarkan berbagai macam produk dan persaingan dengan produk lain yang juga ketat, tapi masing-masing rokok cukup banyak diminati dan memiliki konsumer setia di masyarakat," lanjutnya.
Kondisi ini akan membuat sulit bagi taipan yang bergerak di industri rokok untuk diversifikasi usahanya.
Pasalnya hanya dengan mengandalkan industri rokok saja pundi-pundi uang mereka sudah gembung, mungkin niatan untuk diversifikasi usaha akan berkurang.
"Buat sebagian orang diversifikasi itu bukan hal yang mudah, apalagi taipan pemilik GGRM, mungkin akan mikir dari bisnis rokok saja sudah kaya buat apa nambah bisnis yang bikin pusing? seperti itu kan balik lagi ke personal dari taipan tersebut," kata Reza.
Kalau pun ada keinginan untuk diversifikasi, Reza menerka bahwa diversifikasi produk akan lebih dipilih oleh taipan tersebut.
Pasalnya saat ini untuk menciptakan pasar baru dan memenangkan persaingan di industri rokok.
Menurutnya, sebagai pengusaha tentu mereka akan berpikir untuk mengenmbangkan bisnsi yang mereka geluti untuk lebih besar, walaupun tidak menutup kemungkinan untuk melakukan diversifikasi usaha.
"Paling yang dilakukan itu ya diversifikasi produk rokoknya, ubah-ubah kandungannya nikotinnya, dikurangi dan sebagainya. Paling diotak-atik divversifikasi dari produk tersebut untuk menagkan persiangan, sebenarnya kalau dia mau bisa saja bikin properti, beli lahan dan bangun hotel kan? tapi belum tentu," tutupnya.
Kekayaan pemilik 31% saham perusahaan rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) itu memang seharusnya meningkat seiring melejitnya saham GGRM.
Dalam setahun terakhir, saham GGRM meningkat 11,80% dari 54.950 ke 61.000 pada penutupan hari ini.
Dalam lima tahun terakhir, pergerakan saham GGRM mengalami peningkatan hampir dua kali lipat.
Pada Februari 2012 harga saham GGRM hanya 36.050.
Reza Priyambada, Kepala Riset NH Korindo Securities mengatakan bahwa industri rokok memang terus mengalami pertumbuhan seiring demand dari masyarakat yang sangat tinggi.
Kendati pemerintah telah membatasi ruang gerak dari promosi emiten rokok, nyatanya sektor ini bisa terus bertumbuh.
"Tahun ini industri rokok masih memungkinkan tumbuh diatas 5%, karena rokok itu sudah jadi konsumsi primer bagi masayarakat. Walaupun sudah banyak aturan yang melarang iklan di jam tertentu, dilarang iklan terbuka dan mensponsori kegiatan umum, namun industri rokok tetap tumbuh," uja Reza kepada KONTAN, Jumat (12/2).
Menurutnya tahun ini prospek industri rokok masih bagus, bahkan dalam jangka pendek dan menengah industri rokok belum akan mengalami titik jenuh.
Penyebabnya, industri rokok sudah memiliki penikmatnya sendiri-sendiri, walaupun persaingat ketat.
"Saya belum melihat ada titik jenuh di industri rokok, karena memang demand-nya masih sangat tiggi. Walaupun dia mengeluarkan berbagai macam produk dan persaingan dengan produk lain yang juga ketat, tapi masing-masing rokok cukup banyak diminati dan memiliki konsumer setia di masyarakat," lanjutnya.
Kondisi ini akan membuat sulit bagi taipan yang bergerak di industri rokok untuk diversifikasi usahanya.
Pasalnya hanya dengan mengandalkan industri rokok saja pundi-pundi uang mereka sudah gembung, mungkin niatan untuk diversifikasi usaha akan berkurang.
"Buat sebagian orang diversifikasi itu bukan hal yang mudah, apalagi taipan pemilik GGRM, mungkin akan mikir dari bisnis rokok saja sudah kaya buat apa nambah bisnis yang bikin pusing? seperti itu kan balik lagi ke personal dari taipan tersebut," kata Reza.
Kalau pun ada keinginan untuk diversifikasi, Reza menerka bahwa diversifikasi produk akan lebih dipilih oleh taipan tersebut.
Pasalnya saat ini untuk menciptakan pasar baru dan memenangkan persaingan di industri rokok.
Menurutnya, sebagai pengusaha tentu mereka akan berpikir untuk mengenmbangkan bisnsi yang mereka geluti untuk lebih besar, walaupun tidak menutup kemungkinan untuk melakukan diversifikasi usaha.
"Paling yang dilakukan itu ya diversifikasi produk rokoknya, ubah-ubah kandungannya nikotinnya, dikurangi dan sebagainya. Paling diotak-atik divversifikasi dari produk tersebut untuk menagkan persiangan, sebenarnya kalau dia mau bisa saja bikin properti, beli lahan dan bangun hotel kan? tapi belum tentu," tutupnya.
0 Response to "Sudah kaya, bos GGRM tak butuh usaha baru"
Posting Komentar