Sabtu, 13 Februari 2016 / 10:00 WIB
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di akhir
pekan terkoreksi 61.47 poin atau sebesar 1.29% di level 4714.39 dengan
volume yang moderat. Penurunan itu juga akibat tekanan dari pergerakan
bursa global yang terlalu kuat untuk dilawan oleh sentimen positif
domestik.
Bagi Lanjar Nafi, analis Reliance Sekuritas, koreksi tersebut masih cukup wajar melihat pergerakan IHSG sudah cukup tinggi sejak awal bulan. Investor asing juga masih terlihat mencatatkan beli bersih Rp 24.26 miliar Jumat ini sehingga total dana asing yang masuk sepekan ini mencapai Rp 1,1 triliun. Saat ini, imbuh Lanjar, investor sedang menanti data neraca perdagangan yang akan dirilis minggu depan setelah data neraca pembayaran keluar cukup baik pada Jumat.
Berikut pergerakan IHSG selama sepekan:
Selasa (9/1), IHSG dibuka di zona merah pada akhir libur Imlek. Berdasarkan data RTI, pada pukul 09.10 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,52% menjadi 4.773,77.
Sesi I, IHSG semakin tertekan pada akhir sesi. Berdasarkan data RTI, pada pukul 12.00 WIB, indeks tercatat turun 0,93% menjadi 4.754,42. siang ini nilai penjualan bersih (net sell) investor asing di seluruh pasar senilai Rp 26,2 miliar. Adapun net sell asing di pasar reguler mencapai Rp 37,6 miliar.
Sesi II, IHSG memerah pascalibur Imlek di tengah aksi jual global. Mengacu data RTI, indeks berakhir terkoreksi 0,63% atau 30,32 poin ke level 4.768,62. Ada 162 saham bergerak turun, 102 saham bergerak naik, dan 89 saham stagnan. Pada perdagangan hari ini melibatkan 1,91 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,84 triliun.
Rabu (10/2), IHSG dibuka di dua zona pada transaksi perdagangan hari ini (10/2). Meski sempat dibuka dengan penurunan tipis, namun pada pukul 09.27 WIB, indeks tercatat naik 0,18% menjadi 4.777,41.
Sesi I, IHSG mengakhiri sesi dengan suram. Mengutip data RTI, pada pukul 12.00 WIB, indeks ditutup turun 0,69% menjadi 4.735,91. Ada 139 saham yang tertekan. Sementara itu, jumlah saham yang naik sebanyak 111 saham dan 69 saham lainnya tak berubah posisi. Adapun volume transaksi siang ini melibatkan 2,059 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,294 triliun.
Sesi II, IHSG kembali memerah pada penutupan perdagangan. Mengacu data RTI, indeks berakhir terkoreksi 0,76% atau 36,142 poin ke level 4.732,48. Ada 115 saham bergerak naik, 143 saham bergerak turun, dan 93 saham stagnan. Perdagangan hari ini melibatkan 3,94 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 4,49 triliun.
Kamis (11/2), IHSG berhasil dibuka di zona positif pada transaksi pagi ini. Berdasarkan data RTI, pada pukul 09.29 WIB, indeks mencatatkan kenaikan 0,25% menjadi 4.744,21.
Sesi I, IHSG konsisten di zona hijau di sepanjang sesi I. Hingga akhirnya, pada pukul 12.00 WIB, indeks ditutup pada level 4.772,31 atau melaju 0,84%. Jumlah saham yang naik siang ini sebanyak 140 saham. Sementara, jumlah saham yang turun sebanyak 96 saham dan 87 saham lainnya diam di tempat. Volume transaksi siang ini melibatkan 2,057 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,956 triliun.
Sesi II, IHSG rebound pasca-memerah dalam dua hari pada perdagangan. Mengacu data RTI, indeks berakhir naik 0,92% atau 43,377 poin ke level 4.775,86. Tercatat 147 saham bergerak naik, 111 saham bergerak turun, dan 104 saham stagnan. Perdagangan hari ini melibatkan 4,65 miliar dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,931 triliun.
Jumat (12/2), IHSG memerah mengikuti penurunan bursa global. Mengacu data RTI, indeks terkoreksi 0,30% atau 14,26 poin ke level 4.761,4 pukul 09:11 WIB. Tercatat 74 saham bergerak naik, 63 saham turun, dan 51 saham stagnan. Perdagangan pagi ini melibatkan 355 juta lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 642 miliar.
Sesi I, IHSG masih berada di zona merah di perdagangan sesi I. Mengacu data RTI, indeks terkoreksi 0,82% atau 39,29 poin ke level 4.736,56 pukul 11.30 WIB. Tercatat 138 saham turun, 94 saham naik, 74 saham stagnan. Perdagangan sepanjang pagi ini melibatkan 1,80 miliar dengan nilai transaksi mencapai Rp 3,01 triliun.
Sesi II, IHSG tiarap di akhir pekan ini. Indeks ditutup dengan pelemahan 1,29% atau 61,47 poin ke level 4.714,39.
Rupiah
Di akhir pekan rupiah ditutup melemah 0,2% ke level Rp 13.490. Pekan ini rupiah kita memang agak melempem. Pada hari pertama pekan ini rupiah sudah melemah cukup besar pada pembukaan di level Rp 13.686 dan hanya sempat menguat tipis (0,11%) pada penutupan (Rp 13.612). Menurut Ekonom PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual, pelemahan kali ini dipengaruhi oleh sentimen global. "Volume perdagangan saat ini cenderung tipis lantaran libur hari raya Imlek di sebagian wilayah Asia," paparnya.
Bukan hanya untuk hari itu, berikutnya rupiah juga terus melempem laksana kerupuk yang kedinginan akibat hujan Imlek. Hari Selasa si rupiah sempat menguat hingga 1,15% ke level Rp 13.455. Menurut Josua Pardede, Ekonom Bank Permata, penguatan itu terjadi karena memang dollar AS tengah melemah signifikan. Namun, sesudah itu rupiah terus melempem.
Berikut pergerakan rupiah selama sepekan:
Selasa (9/1), rupiah di pasar spot pagi ini melemah. Berdasarkan dataBloomberg, pada pukul 11.02 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot berada di level Rp 13.686 per dollar AS. Pagi ini, kurs JISDOR rupiah berada di level Rp 13.689 per dollar AS, melemah 0,26% dibandingkan dengan posisi akhir pekan di level 13.653 per dollar AS.
Namun, sore hari di pasar spot nilai tukar rupiah di hadapan dollar AS melemah tipis 0,11% ke level Rp 13.612 dibandingkan dengan sehari sebelumnya. Sementara itu, di kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah tergerus 0,26% ke level Rp 13.689 per dollar AS dibandingkan dengan posisi akhir pekan lalu.
Rabu (10/2), rupiah terbang tinggi memanfaatkan sikap pasar yang sedang wait and see menanti testimoni yang akan disampaikan Janet Yellen, Gubernur The Fed. Di pasar spot. nilai tukar rupiah melesat 1,15% ke level Rp 13.455 per dollar AS dibandingkan dengan hari sebelumnya. Ini merupakan level paling perkasa sejak 4 November lalu. Sejalan, di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah melambung 1,10% di level Rp 13.538 per dollar AS.
Kamis (11/2), nilai tukar rupiah sedikit melemah di hadapan dollar AS. Mengacu data Bloomberg, di pasar spot rupiah berada di level Rp 13.463 per dollar melemah 0,06% dari sebelumnya Rp 13.455 per dollar AS. Tadi pagi, pukul 08.55 WIB, nilai tukar rupiah sempat kokoh di posisi 13.380 atau perkasa 0,6%. Sekaligus menempatkan rupiah pada posisi paling mata uang paling kokoh di Asia Tenggara.
Jumat (12/2), di pasar spot valuasi rupiah melemah 0,2% ke level Rp 13.490 per dollar AS dibandingkan dengan hari sebelumnya. Namun, dalam sepekan terakhir rupiah sudah terangkat 0,98%. Di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah merosot 0,76% di level Rp 13.471 per dollar AS dengan penguatan 1,33% dalam sepanjang pekan ini.
Emas
Harga emas pada pekan ini tampaknya mengalami kenaikan cukup besar. Lihat saja emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange melonjak pada Jumat pagi, karena ekuitas AS mengalami penurunan tajam dalam bereaksi terhadap kemerosotan harga minyak. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman April melonjak 53,2 dolar AS atau 4,45 persen, menjadi menetap di 1.247,80 dolar AS per ounce. Penutupan ini merupakan tingkat tertinggi kontrak emas berjangka sejak 5 Februari 2015. Emas Antam agaknya merespon kenaikan ini dengan cukup baik. Emas Antam pada Jumat mengalami kenaikan hingga Rp 12.000. itu artinya selama seminggu emas Antam mengalami kenaikan Rp 9.000. Berikut pergerakan emas Antam selama sepekan:
Selasa (9/1), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 564.000. Angka ini naik Rp 12.000 dari posisi harga Jumat (5/2).
Rabu (10/2), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 562.000. Angka ini turun Rp 2.000 dari posisi harga Selasa (9/2).
Kamis (11/2), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 561.000. Angka ini turun Rp 1.000 dari posisi harga Rabu (10/2).
Jumat (12/2), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 573.000. Angka ini naik Rp 12.000 dari posisi harga Kamis (11/2).
Bagi Lanjar Nafi, analis Reliance Sekuritas, koreksi tersebut masih cukup wajar melihat pergerakan IHSG sudah cukup tinggi sejak awal bulan. Investor asing juga masih terlihat mencatatkan beli bersih Rp 24.26 miliar Jumat ini sehingga total dana asing yang masuk sepekan ini mencapai Rp 1,1 triliun. Saat ini, imbuh Lanjar, investor sedang menanti data neraca perdagangan yang akan dirilis minggu depan setelah data neraca pembayaran keluar cukup baik pada Jumat.
Berikut pergerakan IHSG selama sepekan:
Selasa (9/1), IHSG dibuka di zona merah pada akhir libur Imlek. Berdasarkan data RTI, pada pukul 09.10 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,52% menjadi 4.773,77.
Sesi I, IHSG semakin tertekan pada akhir sesi. Berdasarkan data RTI, pada pukul 12.00 WIB, indeks tercatat turun 0,93% menjadi 4.754,42. siang ini nilai penjualan bersih (net sell) investor asing di seluruh pasar senilai Rp 26,2 miliar. Adapun net sell asing di pasar reguler mencapai Rp 37,6 miliar.
Sesi II, IHSG memerah pascalibur Imlek di tengah aksi jual global. Mengacu data RTI, indeks berakhir terkoreksi 0,63% atau 30,32 poin ke level 4.768,62. Ada 162 saham bergerak turun, 102 saham bergerak naik, dan 89 saham stagnan. Pada perdagangan hari ini melibatkan 1,91 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 2,84 triliun.
Rabu (10/2), IHSG dibuka di dua zona pada transaksi perdagangan hari ini (10/2). Meski sempat dibuka dengan penurunan tipis, namun pada pukul 09.27 WIB, indeks tercatat naik 0,18% menjadi 4.777,41.
Sesi I, IHSG mengakhiri sesi dengan suram. Mengutip data RTI, pada pukul 12.00 WIB, indeks ditutup turun 0,69% menjadi 4.735,91. Ada 139 saham yang tertekan. Sementara itu, jumlah saham yang naik sebanyak 111 saham dan 69 saham lainnya tak berubah posisi. Adapun volume transaksi siang ini melibatkan 2,059 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,294 triliun.
Sesi II, IHSG kembali memerah pada penutupan perdagangan. Mengacu data RTI, indeks berakhir terkoreksi 0,76% atau 36,142 poin ke level 4.732,48. Ada 115 saham bergerak naik, 143 saham bergerak turun, dan 93 saham stagnan. Perdagangan hari ini melibatkan 3,94 miliar lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 4,49 triliun.
Kamis (11/2), IHSG berhasil dibuka di zona positif pada transaksi pagi ini. Berdasarkan data RTI, pada pukul 09.29 WIB, indeks mencatatkan kenaikan 0,25% menjadi 4.744,21.
Sesi I, IHSG konsisten di zona hijau di sepanjang sesi I. Hingga akhirnya, pada pukul 12.00 WIB, indeks ditutup pada level 4.772,31 atau melaju 0,84%. Jumlah saham yang naik siang ini sebanyak 140 saham. Sementara, jumlah saham yang turun sebanyak 96 saham dan 87 saham lainnya diam di tempat. Volume transaksi siang ini melibatkan 2,057 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 2,956 triliun.
Sesi II, IHSG rebound pasca-memerah dalam dua hari pada perdagangan. Mengacu data RTI, indeks berakhir naik 0,92% atau 43,377 poin ke level 4.775,86. Tercatat 147 saham bergerak naik, 111 saham bergerak turun, dan 104 saham stagnan. Perdagangan hari ini melibatkan 4,65 miliar dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,931 triliun.
Jumat (12/2), IHSG memerah mengikuti penurunan bursa global. Mengacu data RTI, indeks terkoreksi 0,30% atau 14,26 poin ke level 4.761,4 pukul 09:11 WIB. Tercatat 74 saham bergerak naik, 63 saham turun, dan 51 saham stagnan. Perdagangan pagi ini melibatkan 355 juta lot saham dengan nilai transaksi mencapai Rp 642 miliar.
Sesi I, IHSG masih berada di zona merah di perdagangan sesi I. Mengacu data RTI, indeks terkoreksi 0,82% atau 39,29 poin ke level 4.736,56 pukul 11.30 WIB. Tercatat 138 saham turun, 94 saham naik, 74 saham stagnan. Perdagangan sepanjang pagi ini melibatkan 1,80 miliar dengan nilai transaksi mencapai Rp 3,01 triliun.
Sesi II, IHSG tiarap di akhir pekan ini. Indeks ditutup dengan pelemahan 1,29% atau 61,47 poin ke level 4.714,39.
Rupiah
Di akhir pekan rupiah ditutup melemah 0,2% ke level Rp 13.490. Pekan ini rupiah kita memang agak melempem. Pada hari pertama pekan ini rupiah sudah melemah cukup besar pada pembukaan di level Rp 13.686 dan hanya sempat menguat tipis (0,11%) pada penutupan (Rp 13.612). Menurut Ekonom PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual, pelemahan kali ini dipengaruhi oleh sentimen global. "Volume perdagangan saat ini cenderung tipis lantaran libur hari raya Imlek di sebagian wilayah Asia," paparnya.
Bukan hanya untuk hari itu, berikutnya rupiah juga terus melempem laksana kerupuk yang kedinginan akibat hujan Imlek. Hari Selasa si rupiah sempat menguat hingga 1,15% ke level Rp 13.455. Menurut Josua Pardede, Ekonom Bank Permata, penguatan itu terjadi karena memang dollar AS tengah melemah signifikan. Namun, sesudah itu rupiah terus melempem.
Berikut pergerakan rupiah selama sepekan:
Selasa (9/1), rupiah di pasar spot pagi ini melemah. Berdasarkan dataBloomberg, pada pukul 11.02 WIB, nilai tukar rupiah di pasar spot berada di level Rp 13.686 per dollar AS. Pagi ini, kurs JISDOR rupiah berada di level Rp 13.689 per dollar AS, melemah 0,26% dibandingkan dengan posisi akhir pekan di level 13.653 per dollar AS.
Namun, sore hari di pasar spot nilai tukar rupiah di hadapan dollar AS melemah tipis 0,11% ke level Rp 13.612 dibandingkan dengan sehari sebelumnya. Sementara itu, di kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah tergerus 0,26% ke level Rp 13.689 per dollar AS dibandingkan dengan posisi akhir pekan lalu.
Rabu (10/2), rupiah terbang tinggi memanfaatkan sikap pasar yang sedang wait and see menanti testimoni yang akan disampaikan Janet Yellen, Gubernur The Fed. Di pasar spot. nilai tukar rupiah melesat 1,15% ke level Rp 13.455 per dollar AS dibandingkan dengan hari sebelumnya. Ini merupakan level paling perkasa sejak 4 November lalu. Sejalan, di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah melambung 1,10% di level Rp 13.538 per dollar AS.
Kamis (11/2), nilai tukar rupiah sedikit melemah di hadapan dollar AS. Mengacu data Bloomberg, di pasar spot rupiah berada di level Rp 13.463 per dollar melemah 0,06% dari sebelumnya Rp 13.455 per dollar AS. Tadi pagi, pukul 08.55 WIB, nilai tukar rupiah sempat kokoh di posisi 13.380 atau perkasa 0,6%. Sekaligus menempatkan rupiah pada posisi paling mata uang paling kokoh di Asia Tenggara.
Jumat (12/2), di pasar spot valuasi rupiah melemah 0,2% ke level Rp 13.490 per dollar AS dibandingkan dengan hari sebelumnya. Namun, dalam sepekan terakhir rupiah sudah terangkat 0,98%. Di kurs tengah Bank Indonesia posisi rupiah merosot 0,76% di level Rp 13.471 per dollar AS dengan penguatan 1,33% dalam sepanjang pekan ini.
Emas
Harga emas pada pekan ini tampaknya mengalami kenaikan cukup besar. Lihat saja emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange melonjak pada Jumat pagi, karena ekuitas AS mengalami penurunan tajam dalam bereaksi terhadap kemerosotan harga minyak. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman April melonjak 53,2 dolar AS atau 4,45 persen, menjadi menetap di 1.247,80 dolar AS per ounce. Penutupan ini merupakan tingkat tertinggi kontrak emas berjangka sejak 5 Februari 2015. Emas Antam agaknya merespon kenaikan ini dengan cukup baik. Emas Antam pada Jumat mengalami kenaikan hingga Rp 12.000. itu artinya selama seminggu emas Antam mengalami kenaikan Rp 9.000. Berikut pergerakan emas Antam selama sepekan:
Selasa (9/1), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 564.000. Angka ini naik Rp 12.000 dari posisi harga Jumat (5/2).
Rabu (10/2), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 562.000. Angka ini turun Rp 2.000 dari posisi harga Selasa (9/2).
Kamis (11/2), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 561.000. Angka ini turun Rp 1.000 dari posisi harga Rabu (10/2).
Jumat (12/2), seperti dikutip dari situs Logam Mulia, harga pecahan 1 gram emas Antam Rp 573.000. Angka ini naik Rp 12.000 dari posisi harga Kamis (11/2).
0 Response to "Sepekan Investasi: IHSG tertekan bursa global "
Posting Komentar