Selasa, 16 Februari 2016 / 22:21 WIB
NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat (AS)
dibuka naik, menyusul reli terbesar di saham China dalam tiga bulan
terakhir. Minyak berayun antara keuntungan dan kerugian, karena pedagang
yang masih mempertimbangkan kesepakatan yang dibuat oleh dua produsen
minyak terbesar dunia Arab Saudi dan Rusia untuk menahan produksinya.
Indeks Standard & Poor 500 naik 1 % menjadi 1.883,70 pada 09:33 pagi di New York, Selasa (16/2) menyusul reli terbesar dalam dua pekan pada hari Jumat. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate sedikit berubah, berfluktuasi antara keuntungan dan kerugian setelah dua produsen minyak mentah terbesar di dunia - Arab Saudi dan Rusia - mengatakan mereka akan terus menahan produksinya seperti pada level di bulan Januari.
Kekhawatiran tentang terjadinya segala sesuatu dari penurunan harga minyak, dan apakah pada pertumbuhan China bank sentral telah kehilangan potensi mereka sehingga telah memicu volatilitas di pasar keuangan tahun ini.
Minyak mentah telah mengalami penurunan lebih dari 40 % selama tahun lalu dan telah menahan pertumbuhan di negara-negara berkembang yang kaya minyak dan kepekaan yang meningkat terhadap tanda-tanda kesediaan Arab Saudi, yang secara de facto merupakan pemimpin OPEC, untuk membahas pengurangan produksi yang terkoordinasi.
Selain itu, volatilitas di pasar China telah mendorong untuk memantau apakah bank sentral negara itu akan meningkatkan upaya untuk memulihkan stabilitas mata uang dan ekonomi.
Indeks Standard & Poor 500 naik 1 % menjadi 1.883,70 pada 09:33 pagi di New York, Selasa (16/2) menyusul reli terbesar dalam dua pekan pada hari Jumat. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate sedikit berubah, berfluktuasi antara keuntungan dan kerugian setelah dua produsen minyak mentah terbesar di dunia - Arab Saudi dan Rusia - mengatakan mereka akan terus menahan produksinya seperti pada level di bulan Januari.
Kekhawatiran tentang terjadinya segala sesuatu dari penurunan harga minyak, dan apakah pada pertumbuhan China bank sentral telah kehilangan potensi mereka sehingga telah memicu volatilitas di pasar keuangan tahun ini.
Minyak mentah telah mengalami penurunan lebih dari 40 % selama tahun lalu dan telah menahan pertumbuhan di negara-negara berkembang yang kaya minyak dan kepekaan yang meningkat terhadap tanda-tanda kesediaan Arab Saudi, yang secara de facto merupakan pemimpin OPEC, untuk membahas pengurangan produksi yang terkoordinasi.
Selain itu, volatilitas di pasar China telah mendorong untuk memantau apakah bank sentral negara itu akan meningkatkan upaya untuk memulihkan stabilitas mata uang dan ekonomi.
0 Response to "Bursa AS ikut sumringah seiring rekor saham China"
Posting Komentar