Minggu, 21 Februari 2016 | 08:32 WIB
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham "Lulung" Lunggana (pakai kemeja
hijau) dan Mohamad Taufik saat bertemu perwakilan warga Kalijodo di
Gedung DPRD DKI Jakarta, Jumat (19/2/2016).
JAKARTA,Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham "Lulung" Lunggana menyebut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tengah menjauhkan kepolisian serta TNI dari warga.
Salah satu buktinya, Ahok selalu menempatkan polisi dan TNI sebagai garda terdepan dalam pembongkaran permukiman warga.
"Saya sangat prihatin ketika rakyat tidak dipedulikan, dan pemimpinnya hanya mengutamakan kegaduhan. Saya sudah bilang, terutama kepolisian, jangan mau ikuti syahwatnya Ahok," kata Lulung kepada wartawan, beberapa waktu lalu.
Ia mengimbau pihak kepolisian dan TNI untuk selalu profesional serta independen. Selain itu, ia juga meminta kepolisian untuk selalu berpihak pada keamanan dan ketertiban masyarakat.
Lulung menyebut, Ahok kini sedang membentuk opini agar rakyat semakin jauh dengan TNI dan Polri.
"Saya sedih, sekarang lewat Tanah Abang selalu ada pasukan Brimob bersenjata. Dulu enggak pernah ada. Ada apa republik ini? Siapa yang sakit?" kata Lulung.
Lulung menyebut, penertiban Kalijodo hanya memerlukan bantuan polsek dan polres setempat, tidak perlu sampai ke Polda Metro Jaya, bahkan hingga TNI.
Warga Kalijodo, kata Lulung, melawan untuk mempertahankan hak mereka, bukan untuk memberontak.
"Saya katakan, saya dukung Ahok menertibkan prostitusi, tetapi jangan prostitusinya pindah ke Bongkaran, gue yang pusing nanti. Ahok jangan menistakan Kalijodo dan memuliakan Alexis," kata Lulung. (Baca: Kalijodo Bukan soal Prostitusi, melainkan tentang Ruang Terbuka Hijau)
Selain itu, Lulung juga bertanya-tanya, mengapa Ahok selalu bersembunyi ketika melaksanakan tugasnya, terutama penertiban kawasan kumuh.
"Hati-hati dengan pihak kepolisian dan TNI, ini adalah cara Ahok membentuk opini agar TNI dan Polri menjauh dengan rakyat. Kemarin saya dengar, polisi bilang enggak takut sama preman sana. Kenapa polisi begini nih sekarang?" kata Lulung.
Salah satu buktinya, Ahok selalu menempatkan polisi dan TNI sebagai garda terdepan dalam pembongkaran permukiman warga.
"Saya sangat prihatin ketika rakyat tidak dipedulikan, dan pemimpinnya hanya mengutamakan kegaduhan. Saya sudah bilang, terutama kepolisian, jangan mau ikuti syahwatnya Ahok," kata Lulung kepada wartawan, beberapa waktu lalu.
Ia mengimbau pihak kepolisian dan TNI untuk selalu profesional serta independen. Selain itu, ia juga meminta kepolisian untuk selalu berpihak pada keamanan dan ketertiban masyarakat.
Lulung menyebut, Ahok kini sedang membentuk opini agar rakyat semakin jauh dengan TNI dan Polri.
"Saya sedih, sekarang lewat Tanah Abang selalu ada pasukan Brimob bersenjata. Dulu enggak pernah ada. Ada apa republik ini? Siapa yang sakit?" kata Lulung.
Lulung menyebut, penertiban Kalijodo hanya memerlukan bantuan polsek dan polres setempat, tidak perlu sampai ke Polda Metro Jaya, bahkan hingga TNI.
Warga Kalijodo, kata Lulung, melawan untuk mempertahankan hak mereka, bukan untuk memberontak.
"Saya katakan, saya dukung Ahok menertibkan prostitusi, tetapi jangan prostitusinya pindah ke Bongkaran, gue yang pusing nanti. Ahok jangan menistakan Kalijodo dan memuliakan Alexis," kata Lulung. (Baca: Kalijodo Bukan soal Prostitusi, melainkan tentang Ruang Terbuka Hijau)
Selain itu, Lulung juga bertanya-tanya, mengapa Ahok selalu bersembunyi ketika melaksanakan tugasnya, terutama penertiban kawasan kumuh.
"Hati-hati dengan pihak kepolisian dan TNI, ini adalah cara Ahok membentuk opini agar TNI dan Polri menjauh dengan rakyat. Kemarin saya dengar, polisi bilang enggak takut sama preman sana. Kenapa polisi begini nih sekarang?" kata Lulung.
0 Response to "Lulung: Polisi Bilang Enggak Takut Preman Kalijodo, Kenapa Polisi Begini Sekarang?"
Posting Komentar