Obay 'Gitaris FRONTAL’: Mendapat Hidayah Setelah Mabuk Berat dan Muntah Darah


Siapa sangka di kota Bandung ada band hardcore metal yang personelnya relijius banget gaya hidupnya. FRONTAL namanya. Band ini dibentuk pada tahun 2003 dengan pengaruh secara musikal dari NUEVAETICA.

Sang gitaris, Obay, mengaku bahwa band ini memiliki misi menyebarkan pesan-pesan kebaikan kepada penggemarnya, sekaligus agar penggemar bisa mengenal apa itu Islam.

Sebagai pendiri band ini, Obay punya banyak cerita menarik tentang kehidupan masa lalunya yang rusak hingga akhirnya dia taubat dan kembali ke jalan Allah Swt. Bagaimana itu bisa terjadi? Bagaimana respon teman-temannya? Bagaimana kehidupan Obay saat ini setelah hijrah?

Berikut obrolan redaksi Punk Muslim dengan Obay:

Kang Obay ini nama lengkapnya siapa sih? Kenapa dipanggil Obay?

Nama lengkap saya Sandi Ahmad Sobar. Saya dipanggil Obay awalnya sih dulu kalo di rumah pas saya masih Sekolah Dasar ibu saya suka kesal sama saya. Hehe. Jadinya ibu kalo kesal sering panggil nama belakang saya aja. Sobar. Nah dari situ ada keponakan yang baru bisa bicara trus ikutan manggil nama belakang saya dengan lafal yang nggak jelas, hehehe, akhirnya nyebut nama belakang saya yang harusya “Sobar” jadi “Obay”. Hehe. Agak lucu juga sih, tapi dari situ Ibu saya juga ngikut sampe sekarang.

Nah, gini Bay. Sebenernya kami tertarik denger cerita tentang kehidupan relijius kamu. Gimana dulu ceritanya kok bisa berubah jadi lebih relijius? Emangnya siapa yang mempengaruhi atau ngajakin?

Kalo tentang kehidupan relijius saya sih gimana yah kalo dulu tuh..nggak tau…karena saya ikut-ikutan atau karena kemauan saya sendiri buat ninggalin maksiat dan hal negatif lainnya. Kehidupan saya dulu itu jauh dari kata positif. Dari mulai mabuk-mabukan, maksiat, dan hal negatif lain, bahkan sering saya melakukan beberapa kali aksi brutal. Saya sering kalau teman saya dulu pulang digebukin orang, saya suka balas perbuatan mereka. Saya samperin mereka yang udah nggebugin temen saya itu, saya datangin mereka dengan tangan yang nggak kosong. Sering banget saya berkelahi sambil bawa barang atau senjata tajam. Saya ngelakuin itu hampir tiap hari tiap malam. Astagfirullah. Saya juga pernah bikin gempar warga sekampung gara-gara saya bawa besi sepanjang satu meter buat ngeroyok orang.

Trus kehidupan itu bergulir. Hari demi hari saya semakin brutal, sampai saya nggak hiraukan orang sekitar. Sampai saya akhirnya menemukan satu titik cahaya yang Allah berikan kepada saya dan saya merasa tertampar saat itu.

Ceritanya pas ada event pagelaran musik underground di Bandung di sekitaran Bandung Timur. Saya tuh nggak henti-hentinya dari siang, sore, sampai malam saya mabuk dan saya mengalami batuk yang sangat hebat. Sampai-sampai malam itu saya mengeluarkan darah di mulut yang terus menerus. Tapi saya masih mbandel, disitu saya masih belum juga berhenti mabuk. Akibatnya batuk saya malah bertambah parah, sampai saya memutuskan untuk pamit ke temen yang kumpul-kumpul bareng saya waktu itu untuk pulang. Saya pulang aik sepeda motor waktu itu sambil diperjalanan menuju rumah saya nggak henti-hentinya menangis sambil mengoreksi diri saya. Ada apa sebetulnya dalam diri saya ini sampai-sampai saya berani mendustakan agama saya sampai sejauh ini. Sampai di rumah saya pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu lalu saya melakukan shalat taubat dua rakaat. Saya berdoa memohon ampun kepada Allah. Doa saya waktu itu, “Ya Rabb janganlah matikan hamba dalam keadaan hina, ampunilah dosa yang sudah hamba perbuat. Hamba sudah berprilaku seperti binatang. Apa yang hamba bisa perbuat selain berserah diri kepada Engkau ya Rabb”

Subhanallah. Bener-bener pengalaman yang bisa dijadikan perlajaran buat teman-teman yang lain yang masih belum juga mentas dari kebiasaan jahiliyah mereka. Lalu apa yang sekarang jadi beda dari diri Obay sendiri, kalau dibandingkan dengan jaman dulu ketika belum berhijrah?

Proses saya mulai hijrah itu sekitar tahun 2009, dan dari semenjak itu saya memutuskan untuk berhenti dan terus memperbaiki diri. Saya juga memutuskan untuk menikah di tahun 2010. Sejujurnya perubahan ini membuat teman-teman saya heran. Ini karena perubahan saya saat itu nggak ada gradasi alias pelan-pelan, melainkan 180 derajat. Dan di tahun 2010 saya memutuskan untuk menikah karena harapan saya ingin terhindar dari maksiat. Gitu.

Gimana caranya tetap menjaga hubungan baik antara ente sama temen-temen yang mayoritas belum hijrah?

Empat tahun saya sakit, empat tahun juga darah itu terus keluar dari mulut. Alhamdullilah dari situ teman saya banyak yang menjauh dan Allah mempertemukan saya dengan orang-orang yang sangat berharga dalam hidup saya. Orang-orang yang tak tau awalnya dari mana dan orang inilah yang selalu mengajarkan saya apa itu arti Islam yang sebenarnya. Mereka membangun diri saya menjadi karakter yang insyaAllah lebih baik dari sebelumnya. Mereka juga mengajarkan saya bahwa Islam tidak hanya melakukan perihal shalat, tapi bahwa Islam adalah perjuangan yang tidak ada henti sampai akhir zaman. Alhamdullilah saya di dekatkan dengan orang-orang yang berjuang di jalan Allah. Sampai sekarang pertemanan ini memacu saya untuk terus beriman kepada Allah, beramal shaleh, mengingatkan kepada kebenaran dan kesabaran.

Hubungan baik tetap ada. Karena Islam mengajarkan kita untuk berbuat bijak. Mereka teman saya dan saya juga bertanggung jawab kelak di yaumil akhir kemana saja saya saat teman-teman saya sering melakukan hal-hal negatif.

Apa pendapat kamu soal gaya hidup straight edge, bay?

Straight edge yah, hehehe. Sangat bagus untuk hal positif tersebut namun kebagusan itu belum tentu baik menurut Allah. Karena kebaikan adalah HAQ mutlak yang datangnya dari Allah.

Hemm, gitu ya. Hehehe. Tapi banyak orang yang mengaitkan straight edge dengan ajaran agama tertentu, kalau di Indonesia bahkan ada yang merasa nggak ada bedanya antara straight edge sama Islam. Gimana menurut kamu soal ini?

Straight dengan Islam, saya sih kurang setuju yah kalo keduanya disamakan. Karena Islam itu sempurna 100%. Sedangkan menurut saya straight edge hanya 00000000000,1% nya dari itu. Jadi belum seberapa lah kalo berbicara kebaikan straight edge dengan kebaikan-kebaikan yang ada dalam gaya hidup yang diajarkan Islam.

Btw, kamu udah berkeluarga, Bay? Ceritakan sedikit dong soal keluarga kamu, anak-anak2 kamu atau kehidupan keseharian kamu bersama keluarga.

Allhamdullilah sudah. Saya belum merasakan sebahagia ini, diberikan karunia oleh Allah. Ketika saya berumah tangga, disitulah karunia Allah hadir kepada keluarga saya. Saya baru mempunyai satu anak yang kini berusia 5 tahun. Dia anak yang baik pintar dan selalu mengingatkan saya tentang shalat. Dan alhamdullilah sekarang istri saya sedang hamil lagi kandungan berusia 3 bulan jalan (saat wawancara ini dilakukan tanggal 25 Desember 2015-red). Semoga semua dilancarkan oleh Allah. Aminnn.

*Sumber: http://punkmuslim.org/wawancara-obay-frontal-mendapat-hidayah-setelah-mabuk-berat-dan-muntah-darah/

0 Response to "Obay 'Gitaris FRONTAL’: Mendapat Hidayah Setelah Mabuk Berat dan Muntah Darah"

Posting Komentar