Senin, 15 Februari 2016
Sekali lagi tentang Honorer K2 dan janji Jokowi untuk mengangkat mereka menjadi PNS.
Para pembela pengingkaran janji pengangkatan tersebut tidak usah-lah bersembunyi di balik prosedur, mesti ada tes-lah, anggaran pengangkatan ditolak-lah, dan lain-lain sebagainya. Sampai tega pula mengadili para Honorer di medsos dengan berbagai argumen yang intinya menjatuhkan mereka di mata publik. Yang harus diadili itu Jokowi, yang tempo hari pernah berjanji mengangkat mereka menjadi PNS.
Dalam Kampanye di Tegal, Jawa Tengah, pada 19 Juni 2014, Jokowi secara jelas mengatakan: "Meskipun akan diangkat tetap ada prosedur dan proses yang dilalui. Tapi tetap akan kita angkat". Situs berita Merdeka.Com merekam janji ini. Tengok link: http://www.merdeka.com/peristiwa/jokowi-janji-bantu-semua-guru-honorer-agar-diangkat-jadi-pns.html
[Kutipan:]
Seorang guru honorer di Tegal, Siti Saerullah, menyampaikan keluhannya kepada calon presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia mengatakan sudah menjadi guru selama sepuluh tahun, namun belum juga menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Mantan wali kota Solo ini menjanjikan akan membantu nasib guru honorer jika memang mendapatkan mandat dari rakyat. Walaupun begitu, Jokowi mengingatkan, bukan serta merta guru honorer diangkat, tetapi tetap melalui prosedur yang berlaku.
"Meskipun akan diangkat tetap ada prosedur dan proses yang dilalui. Tapi tetap akan kita angkat," tutupnya.
TETAP AKAN KITA ANGKAT. Itu jelas sebuah janji. Apa pun prosedur dan prosesnya, tetap akan di-ANGKAT. Ini bukan sembarang JANJI. Ini sebuah JANJI yang diberikan dalam rangka mendapat suara dari para pemilik HAK SUARA dalam kontestasi Pilpres. Artinya, Joko Widodo berkewajiban memenuhi JANJI tersebut karena kenyataan menunjukkan ia terpilih sebagai presiden (huruf kecil).
Seorang Pemimpin Sejati akan memenuhi janji. Seorang Pemimpin Sejati memberi arah, mendorong, dan menciptakan situasi sehingga JANJI-nya terpenuhi.
Untuk mewujudkan pengangkatan Honorer menjadi PNS tentu dibutuhkan perencanaan anggaran. Arahkan kebijakan anda ke sana! Karena anda sudah berjanji.
Anggaran lolos enggak ke dalam APBN? Dorong-lah Legislasi-nya dengan segala kekuatan anda sebagai presiden, termasuk dorong semua kekuatan politik pendukung anda di Parlemen. Hei, bukankah sekarang jelas kekuatan anda di Parlemen sudah melebihi kekuatan oposisi? Eh, bukankah pula kekuatan oposisi yang ada jauh-jauh hari sudah mengatakan akan mendukung kebijakan anda sepanjang itu memang pro-Rakyat? Lalu, apa yang menghambat anda hingga tak bisa mendorong kesuksesan Legislasi pengangkatan para Honorer yang kepada mereka sudah anda hantarkan JANJI?
Duit enggak ada untuk dimasukkan ke dalam pos anggaran pengangkatan mereka? Hei.... sudahlah, kita tidak perlu mengingatkan lagi bahwa dulu anda bilang "Dananya ada, dananya". Tidak, tidak usah kita ingatkan yang itu. Tapi, sebagai Pemimpin Sejati (kalau iya anda benar Pemimpin Sejati), anda harus bisa bergerak menciptakan situasi sehingga duit itu bisa ada. Itulah tugas Pemimpin Sejati. Kalau tidak bisa, berarti Pemimpi Sejati. Tanpa "n". Tutup KEBOCORAN agar duit kita tidak terbang ke luar, kuatkan KPK agar duit kita tidak digarong segelintir orang, ajak para penguasa Sumber Daya Alam kita untuk duduk bersama membicarakan kembali bagi hasil yang lebih menguntungkan bagi negeri yang sedang anda pimpin! Eh, sori, dulu bukan anda memang yang ngomong begini. Bukan anda.
Kalau saja anda berjanji di depan arisan, dan janji itu tidak dalam rangka memohon pemegang Hak Suara untuk memberikan suara mereka untuk memilih anda sebagai presiden, maka kita tidak akan menuntut anda memenuhi janji.
Dan kalian, para pencela demo Honorer di depan Istana, dengan segala macam dalih, GO TO HELL!
0 Response to "Ini BUKTI Omongan Jokowi Saat Kampanye Janji "Akan Angkat Semua Guru Honorer Jadi PNS""
Posting Komentar