Senin, 15 Februari 2016 / 21:43 WIB
JAKARTA. Kondisi perekonomian nasional 2015
seolah masih menjadi mimpi buruk hingga awal tahun 2016. Namun, acara
yang dihelat PT. Bank ANZ Indonesia seolah menjadi jam weker. Mengusung
tema "Menuju Perekonomian yang Lebih Baik", para pembicara yang hadir
memiliki misi untuk membangkitkan kepercayaan diri Indonesia menghadapi
kondisi ekonomi global.
Tony Prasetiantono, Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada sekaligus sebagai salah satu pembicara bilang, perekonomian Indonesia rebound. Alasannya, kebijakan Presiden Joko Widodo yang mendorong infrastruktur serta suku bunga yang berangsur turun.
Hal ini menurutnya sudah cukup untuk menahan tekanan suku bunga The Fed yang terus naik dan melambatnya perekonomian China. "Adanya kepercayaan diri dibuktikan dengan kemampuan Indonesia melewati masa kritis kurs rupiah," ujar Tony, Senin (15/1).
Bukan hanya faktor ekonomi, kondisi politik pun diyakini mengambil peran besar. Seperti disampaikan oleh Yunarto Wijaya, Direktur Eksekutif Charta Politik. Menurutnya, politik dalam negeri masih membawa visi dan alasan politis yang berbeda.
Adanya kubu berbasis emosi Pemilu Presiden menjadi gambaran nyata pemerintahan saat ini. "Pendukung dan lawan Presiden Jokowi memang menjadi satu kubu tapi memiliki tujuan berbeda," paparnya.
Yunarto menambahkan, Pemilu kemarin menjadi salah satu pesta demokrasi dengan euforia terbesar sepanjang sejarah. Hal tersebut menimbulkan ekspektasi berlebih.
Lain halnya dengan pandangan Ajay Mathur, Wakil Presiden Direktur - Perbankan Konsumen ANZ Indonesia. Dalam acara yang dihadiri ratusan nasabah ANZ tersebut ia menyampaikan pendapat bernada optimisme.
Ajay bilang, pertumbuhan ekonomi yang menguat pada akhir tahun lalu memberikan sinyal bahwa perlambatan ekonomi Indonesia mulai pudar. Ditambah lagi, komitmen pemerintah Indonesia terhadap pengembangan infrastruktur dan investasi menguatkan sinyal positif. "Indonesia tetap menjadi tujuan menarik bagi para investor dan nasabah," imbuhnya.
Pembicara lainnya yang hadir, Doddy Zulverdi, Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia menambahkan, sebagai bank sentral berprinsip untuk menjalankan mandat sesuai Undang-undang selama tidak ada perubahan.
Tak lupa sinergitas antara pemerintahan, investor, bank, dan seluruh komponen perekonomian. Ia menegaskan harus menanamkan sikap optimis karena kondisi perekonomian nasional Indonesia masih menunjukkan prospek pertumbuhan.
Sementara, Robert Pakpahan, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, sebagai pembicara pembuka pun menyampaikan data-data pertumbuhan ekonomi yang cenderung ke arah positif. "Sejauh ini gerakan pertumbuhan masih terpantau stabil," kata Robert.
Tony Prasetiantono, Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada sekaligus sebagai salah satu pembicara bilang, perekonomian Indonesia rebound. Alasannya, kebijakan Presiden Joko Widodo yang mendorong infrastruktur serta suku bunga yang berangsur turun.
Hal ini menurutnya sudah cukup untuk menahan tekanan suku bunga The Fed yang terus naik dan melambatnya perekonomian China. "Adanya kepercayaan diri dibuktikan dengan kemampuan Indonesia melewati masa kritis kurs rupiah," ujar Tony, Senin (15/1).
Bukan hanya faktor ekonomi, kondisi politik pun diyakini mengambil peran besar. Seperti disampaikan oleh Yunarto Wijaya, Direktur Eksekutif Charta Politik. Menurutnya, politik dalam negeri masih membawa visi dan alasan politis yang berbeda.
Adanya kubu berbasis emosi Pemilu Presiden menjadi gambaran nyata pemerintahan saat ini. "Pendukung dan lawan Presiden Jokowi memang menjadi satu kubu tapi memiliki tujuan berbeda," paparnya.
Yunarto menambahkan, Pemilu kemarin menjadi salah satu pesta demokrasi dengan euforia terbesar sepanjang sejarah. Hal tersebut menimbulkan ekspektasi berlebih.
Lain halnya dengan pandangan Ajay Mathur, Wakil Presiden Direktur - Perbankan Konsumen ANZ Indonesia. Dalam acara yang dihadiri ratusan nasabah ANZ tersebut ia menyampaikan pendapat bernada optimisme.
Ajay bilang, pertumbuhan ekonomi yang menguat pada akhir tahun lalu memberikan sinyal bahwa perlambatan ekonomi Indonesia mulai pudar. Ditambah lagi, komitmen pemerintah Indonesia terhadap pengembangan infrastruktur dan investasi menguatkan sinyal positif. "Indonesia tetap menjadi tujuan menarik bagi para investor dan nasabah," imbuhnya.
Pembicara lainnya yang hadir, Doddy Zulverdi, Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia menambahkan, sebagai bank sentral berprinsip untuk menjalankan mandat sesuai Undang-undang selama tidak ada perubahan.
Tak lupa sinergitas antara pemerintahan, investor, bank, dan seluruh komponen perekonomian. Ia menegaskan harus menanamkan sikap optimis karena kondisi perekonomian nasional Indonesia masih menunjukkan prospek pertumbuhan.
Sementara, Robert Pakpahan, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, sebagai pembicara pembuka pun menyampaikan data-data pertumbuhan ekonomi yang cenderung ke arah positif. "Sejauh ini gerakan pertumbuhan masih terpantau stabil," kata Robert.
0 Response to "Perekonomian Indonesia mulai bangkit"
Posting Komentar