Kamis, 4 Februari 2016 | 08:28 WIB
rupiah
Pada
transaksi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari
ini diperkirakan akan melanjutkan tren pelemahan akibat dari harga
minyak mentah dunia yang terus merosot.
Analis dari NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada,
menyampaikan harga minyak dunia menjadi sentimen positif bagi laju dolar
AS sebagai mata uang safe haven, sehingga kondisi ini kembali memicu
terciptanya pola depresiasi lanjutan pada rupiah.
"Kembali bergeraknya harga minyak mentah dunia di zona positif,
membuat mata uang safe haven kembali menunjukkan kekuatannya," ujarnya,
Kamis, 4 Februari 2016.
Reza mengatakan, pada transaksi kemarin di pasar uang, para pelaku
pasar tampak masih memanfaatkan celah penguatan lanjutan pada dolar AS,
setelah pada perdagangan sebelumnya berada di jalur apresiasi.
"Seperti yang kami duga sebelumnya, penguatan dolar AS masih dapat
berlanjut selama harga minyak masih menunjukkan pelemahan yang diikuti
dengan minimnya katalis positif terhadap mata uang negara berkembang,"
tuturnya.
Dengan demikian, kata Reza, ruang gerak rupiah terhadap dolar AS
tidak mampu bergerak menuju tren penguatan, sehingga berbalik
terdepresiasi. Pihaknya menyebut rupiah sempat berada di level Rp13.805
per dolar AS dari sebelumnya di level Rp13.575 di pasar spot valas.
"Dengan sentimen yang sama di hari sebelumnya, harga minyak yang
kembali melemah menjadikan sentimen negatif bagi rupiah," ujarnya.
Secara tekhnikal, jelas Reza, pelemahan rupiah telah membentuk pola
morning star, yang berarti penguatan dolar AS dapat berlanjut secara
jangka pendek.
"Saat ini target batas bawah di kisaran Rp13.815-Rp13.785, sedangkan batas atas ada pada rentang Rp13.620-Rp13.650," ujarnya.
0 Response to "Pasar Lebih Pilih Dolar, Rupiah Masih akan Tertekan"
Posting Komentar