03 Februari 2016
- Untuk kedua kali, Presiden Joko Widodo mengundang
pegiat media sosial (medsos) ke Istana. Hal itu menjadi bukti bahwa
mantan Wali Kota Solo itu butuh pencitraan dan berupaya menutupi
“kebohongannya”.
Pernyataan keras itu dilontarkan pengamat politik Muslim Arbi kepada
intelijen (02/02). “Di medsos, Twitter kan bebas, banyak membongkar
berbagai kebohongan Jokowi mulai proyek mangkrak, kasus kereta cepat.
Ini yang membuat Jokowi khawatir, maka diundanglah pegiat sosial agar
mereka menjadi buzzer di Twitter atau beropini di medsos lainnya,”
ungkap Muslim Arbi.
Kata Muslim, Jokowi sangat memperhatikan pencitraan, sehingga butuh
pegiat media sosial. “Yang disasar ini kelas menengah ke atas yang
kritis pada Jokowi. Kalau kelas bawah bisa ditipu oleh media yang sudah
menjilat Jokowi,” ungkap Muslim.
Menurut Muslim, realitas itu tidak bisa dibohongi, di mana rakyat sudah
banyak teriak dengan berbagai kebijakan pemerintah yang tidak berpihak
pada kalangan bawah. “Contoh harga daging mahal, dulu janjinya murah.
Rakyat kecil sudah berbicara di pasar-pasar,” pungkas Muslim.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah pegiat sosial media mendatangi Istana
Negara (02/02). Pegiat sosmed datang atas undangan Presiden Joko Widodo.
[intelijen]
0 Response to " Pengamat: Jokowi undang pegiat medsos, agar mereka jadi buzzer di Twitter untuk sasar pengkritik Jokowi"
Posting Komentar