Selasa, 09 Februari 2016 / 11:58 WIB
MUMBAI. Pasar saham emerging market kembali tertekan untuk hari kedua pada Selasa (9/2). Mengutip data Bloomberg, pada pukul 12.00 waktu Hong Kong, indeks MSCI Emerging Markets tertekan 0,5% menjadi 730,57.
Sepanjang tahun ini, indeks acuan emerging sudah terpangkas hingga 8%. Seluruh sektor memerah, di mana sektor teknologi informasi mencatatkan penurunan sebesar 0,7%.
Sementara itu, indeks Sensex India mencatatkan penurunan 1,1%, Philippine Stock Exchange turun 1,4%, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,6%.
Setali tiga uang, mata uang emerging market juga tertekan. Siang ini, mata uang emerging mengalami pelemahan sebesar 0,2% dan sudah keok 0,9% sejak mencapai posisi tertinggi dalam sebulan pada Kamis (4/2) lalu.
Rupiah Indonesia melemah 0,4% dan rupe India melemah 0,3%. Sedangkan baht Thailand berhasil menguat 0,2%.
Penurunan pasar saham dan pelemahan mata uang emerging market dipicu oleh kecemasan baru yang dirasakan pelaku pasar mengenai kesehatan perekonomian global.
"Kecemasan mengenai aktivitas perekonomian global memicu aksi jual pada pasar saham global dan menyeret jatuh tingkat yield obligasi ke level terendahnya," urai Elias Haddad, currency strategist Commonwealth Bank of Australia di Sydney.
Dia menambahkan, semakin besarnya tekanan pada pasar finansial tidak mendukung mata uang Asia, terutama dengan data neraca perdagangan yang defisit.
Sepanjang tahun ini, indeks acuan emerging sudah terpangkas hingga 8%. Seluruh sektor memerah, di mana sektor teknologi informasi mencatatkan penurunan sebesar 0,7%.
Sementara itu, indeks Sensex India mencatatkan penurunan 1,1%, Philippine Stock Exchange turun 1,4%, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,6%.
Setali tiga uang, mata uang emerging market juga tertekan. Siang ini, mata uang emerging mengalami pelemahan sebesar 0,2% dan sudah keok 0,9% sejak mencapai posisi tertinggi dalam sebulan pada Kamis (4/2) lalu.
Rupiah Indonesia melemah 0,4% dan rupe India melemah 0,3%. Sedangkan baht Thailand berhasil menguat 0,2%.
Penurunan pasar saham dan pelemahan mata uang emerging market dipicu oleh kecemasan baru yang dirasakan pelaku pasar mengenai kesehatan perekonomian global.
"Kecemasan mengenai aktivitas perekonomian global memicu aksi jual pada pasar saham global dan menyeret jatuh tingkat yield obligasi ke level terendahnya," urai Elias Haddad, currency strategist Commonwealth Bank of Australia di Sydney.
Dia menambahkan, semakin besarnya tekanan pada pasar finansial tidak mendukung mata uang Asia, terutama dengan data neraca perdagangan yang defisit.
0 Response to "Bursa dan mata uang emerging market terpukul"
Posting Komentar