Populasi
kendaraan bermotor yang terus tumbuh tak melulu bikin masalah. Kalau
jeli menangkap peluang, pengendara motor ini bisa jadi ladang emas.
Seperti PT Divine Creation Indonesia yang memproduksi Fiore, penghilang bau helm. Direktur utama PT Divine Creation Indonesia (DCI) Efi Darliana bilang, Divine melihat potensi besar untuk meracik produk ini lantaran banyak pengguna motor di Indonesia.
Tengok saja, pertumbuhan kendaraan bermotor di Jakarta yang bisa mencapai 12% atau sekitar 5.000-6.000 unit saban tahun. Efi bilang, DCI pun mengetahui adanya kebutuhan penghilang bau helm ini setelah melakukan riset terlebih dulu.
Tak hanya soal kebutuhan, lewat riset ini pula, dia bisa mengerti jenis pengharum yang disukai pasar. Maklum, pilihan pengharum ini jadi pertimbangan utama.
Sebab, helm akan melekat di kepala dan rambut pengguna selama perjalanan. Aroma yang terlalu menyengat bisa mengganggu konsentrasi berkendara dan menyisakan bekas saat helm dilepas.
Meluncur sejak April 2015, kini Fiore bisa terjual hingga ratusan botol saban bulan. Harga satu botol Fiore berukuran 100 mililiter dibanderol Rp 35.000.
Pasar produk ini masih terbatas. Sebab, “Kebersihan helm masih belum jadi prioritas, kebanyakan pengendara menganggap mencuci helm sebulan sekali sudah cukup. Padahal, helm dipakai tiap hari,” jelas dia.
Lantaran pasarnya masih terbatas itu, DCI hanya memajang Fiore di gerai khusus, yakni Toko Buku (TB) Gramedia. “Kini, Fiore sudah ada di 30 gerai toko buku TB Gramedia. Rencananya, kami akan menambah 11 gerai lagi hingga akhir Februari,” terang Efi. Gerai-gerai baru ini menyasar TB Gramedia di luar Jabodetabek.
Maklun dulu
Konsultan Wirausaha Eko Hengky Sriyantoro pun mengungkapkan, potensi bisnis pengharum helm ini cerah. “Hingga lima tahun mendatang, selama belum ada pembatasan kendaraan roda dua,” ujar dia.
Melihat besarnya pengguna roda dua di Indonesia, masih besar peluang bagi pemain baru untuk masuk ke bisnis ini.
Seperti telah diungkapkan di depan, pemilihan pengharum menjadi pertimbangan utama dalam bisnis ini. Jangan sampai, bau pengharum yang dipilih justru menganggu konsentrasi si pengguna helm karena terlalu menyengat.
Setelah menemukan aroma pengharum yang sesuai, langkah selanjutnya adalah memesan materi mentahnya dari produsen. Saat ini, DCI mengandalkan pasokan dari International Flavors and Fragnance (IFF). “Kami sengaja pesan aroma khusus dan tidak terlalu menyengat,” ungkap Efi.
Nah, setelah menemukan produsen pengharum yang sesuai, DCI juga mencari bahan yang efektif menghilangkan bau.
Aerosol menjadi pilihan lantaran partikel padat ini bisa bertahan di udara dan tak hanya menempel pada benda fisik saja. Menurut Efi, yang juga seorang apoteker, aerosol diyakini lebih mudah menyerap dan menghilangkan bau yang melekat pada benda atau ruangan.
Setelah bahan, hal yang tak kalah penting untuk dipertimbangkan adalah kemasan produk. Selain kaleng, aluminium bisa jadi pilihan. Kedua bahan kemasan ini kedap, hanya kaleng lebih riskan terhadap kebocoran daripada aluminium.
Sebab, kaleng terdiri dari lempengan yang dibuat melengkung dengan menyambungkan kedua ujung lempengan. “Sambungan itu yang rentan bocor,” tutur Efi.
Produksi barang dalam jumlah besar tak harus mendirikan pabrik. Maklum, biaya untuk membangun pabrik sangat besar. Jika pasar belum terbentuk, risiko untuk membangun pabrik sendiri cukup besar. Cara inilah yang ditempuh DCI, yakni maklun ke PT Estee Gold Feet Enterprise untuk memproduksi Fiore.
Namun, meski produksi diserahkan kepada pihak ketiga, Efi bilang, formula tetap dalam kendali perusahaannya. DCI juga tak lantas lepas tangan dalam kontrol kualitas. “Terutama dari segi kemasan, apakah akan ada potensi bocor atau tidak,” kata Efi.
Sistem maklun ini secara ongkos produksi memang lebih rendah daripada membangun pabrik dan membeli aset dalam bentuk mesin produksi. Belum lagi, urusan biaya tenaga kerja.
Sistem ini memudahkan pengusaha yang ingin menjajal pasar dengan keterbatasan dana, tempat, juga keterbatasan dalam mengelola sumber daya manusia.
Selain itu, Efi bilang, dengan menyerahkan produksi ke pihak lain, dia bisa fokus dengan pemasaran. Sebab, produk baru membutuhkan edukasi untuk menembus pasar.
Efi bilang, timnya pun bisa lebih fokus dalam melebarkan sayap usaha dan membuat produk yang lain. Rencananya dalam waktu dekat, DCI akan kembali meluncurkan
produk yang bersinggungan dengan kendaraan bermotor juga. “Kita tidak menjanjikan mobil akan harum terus, tapi kami bilang produk kami itu penyegar interior,” ujar dia.
Untuk menjual produk ini, Anda juga harus memperhatikan izin edar dari Kementerian Kesehatan. “Karena ini produk yang akan digunakan oleh orang dan bersentuhan langsung, jadi semua perlu diuji coba untuk urus izin edarnya,” kata Efi.
Semua bahan itu perlu masuk tahap uji coba di Kementerian Kesehatan sebelum dipasarkan. Izin edar juga akan menambah keyakinan pasar akan produk yang mereka gunakan, terutama dari sisi keamanan produk serta tidak adanya kandungan berbahaya yang bisa menimbulkan gangguan kesehatan atau penampilan konsumen.
Hanya, kata Efi, proses untuk memperoleh izin edar memakan waktu setidaknya dua hingga tiga bulan. Itu pun, dengan syarat dokumen penunjang lengkap. Kalau tidak, proses pembuatan izin edar akan memakan waktu lebih lama lagi.
Supaya mendapat kepastian dengan cepat, Efi dan tim selalu menindaklanjuti kebutuhan informasi jenis dokumen apa yang harus dilengkapi agar produknya bisa segera diproduksi dan dipasarkan.
Ide menarik buat Anda?
Seperti PT Divine Creation Indonesia yang memproduksi Fiore, penghilang bau helm. Direktur utama PT Divine Creation Indonesia (DCI) Efi Darliana bilang, Divine melihat potensi besar untuk meracik produk ini lantaran banyak pengguna motor di Indonesia.
Tengok saja, pertumbuhan kendaraan bermotor di Jakarta yang bisa mencapai 12% atau sekitar 5.000-6.000 unit saban tahun. Efi bilang, DCI pun mengetahui adanya kebutuhan penghilang bau helm ini setelah melakukan riset terlebih dulu.
Tak hanya soal kebutuhan, lewat riset ini pula, dia bisa mengerti jenis pengharum yang disukai pasar. Maklum, pilihan pengharum ini jadi pertimbangan utama.
Sebab, helm akan melekat di kepala dan rambut pengguna selama perjalanan. Aroma yang terlalu menyengat bisa mengganggu konsentrasi berkendara dan menyisakan bekas saat helm dilepas.
Meluncur sejak April 2015, kini Fiore bisa terjual hingga ratusan botol saban bulan. Harga satu botol Fiore berukuran 100 mililiter dibanderol Rp 35.000.
Pasar produk ini masih terbatas. Sebab, “Kebersihan helm masih belum jadi prioritas, kebanyakan pengendara menganggap mencuci helm sebulan sekali sudah cukup. Padahal, helm dipakai tiap hari,” jelas dia.
Lantaran pasarnya masih terbatas itu, DCI hanya memajang Fiore di gerai khusus, yakni Toko Buku (TB) Gramedia. “Kini, Fiore sudah ada di 30 gerai toko buku TB Gramedia. Rencananya, kami akan menambah 11 gerai lagi hingga akhir Februari,” terang Efi. Gerai-gerai baru ini menyasar TB Gramedia di luar Jabodetabek.
Maklun dulu
Konsultan Wirausaha Eko Hengky Sriyantoro pun mengungkapkan, potensi bisnis pengharum helm ini cerah. “Hingga lima tahun mendatang, selama belum ada pembatasan kendaraan roda dua,” ujar dia.
Melihat besarnya pengguna roda dua di Indonesia, masih besar peluang bagi pemain baru untuk masuk ke bisnis ini.
Seperti telah diungkapkan di depan, pemilihan pengharum menjadi pertimbangan utama dalam bisnis ini. Jangan sampai, bau pengharum yang dipilih justru menganggu konsentrasi si pengguna helm karena terlalu menyengat.
Setelah menemukan aroma pengharum yang sesuai, langkah selanjutnya adalah memesan materi mentahnya dari produsen. Saat ini, DCI mengandalkan pasokan dari International Flavors and Fragnance (IFF). “Kami sengaja pesan aroma khusus dan tidak terlalu menyengat,” ungkap Efi.
Nah, setelah menemukan produsen pengharum yang sesuai, DCI juga mencari bahan yang efektif menghilangkan bau.
Aerosol menjadi pilihan lantaran partikel padat ini bisa bertahan di udara dan tak hanya menempel pada benda fisik saja. Menurut Efi, yang juga seorang apoteker, aerosol diyakini lebih mudah menyerap dan menghilangkan bau yang melekat pada benda atau ruangan.
Setelah bahan, hal yang tak kalah penting untuk dipertimbangkan adalah kemasan produk. Selain kaleng, aluminium bisa jadi pilihan. Kedua bahan kemasan ini kedap, hanya kaleng lebih riskan terhadap kebocoran daripada aluminium.
Sebab, kaleng terdiri dari lempengan yang dibuat melengkung dengan menyambungkan kedua ujung lempengan. “Sambungan itu yang rentan bocor,” tutur Efi.
Produksi barang dalam jumlah besar tak harus mendirikan pabrik. Maklum, biaya untuk membangun pabrik sangat besar. Jika pasar belum terbentuk, risiko untuk membangun pabrik sendiri cukup besar. Cara inilah yang ditempuh DCI, yakni maklun ke PT Estee Gold Feet Enterprise untuk memproduksi Fiore.
Namun, meski produksi diserahkan kepada pihak ketiga, Efi bilang, formula tetap dalam kendali perusahaannya. DCI juga tak lantas lepas tangan dalam kontrol kualitas. “Terutama dari segi kemasan, apakah akan ada potensi bocor atau tidak,” kata Efi.
Sistem maklun ini secara ongkos produksi memang lebih rendah daripada membangun pabrik dan membeli aset dalam bentuk mesin produksi. Belum lagi, urusan biaya tenaga kerja.
Sistem ini memudahkan pengusaha yang ingin menjajal pasar dengan keterbatasan dana, tempat, juga keterbatasan dalam mengelola sumber daya manusia.
Selain itu, Efi bilang, dengan menyerahkan produksi ke pihak lain, dia bisa fokus dengan pemasaran. Sebab, produk baru membutuhkan edukasi untuk menembus pasar.
Efi bilang, timnya pun bisa lebih fokus dalam melebarkan sayap usaha dan membuat produk yang lain. Rencananya dalam waktu dekat, DCI akan kembali meluncurkan
produk yang bersinggungan dengan kendaraan bermotor juga. “Kita tidak menjanjikan mobil akan harum terus, tapi kami bilang produk kami itu penyegar interior,” ujar dia.
Untuk menjual produk ini, Anda juga harus memperhatikan izin edar dari Kementerian Kesehatan. “Karena ini produk yang akan digunakan oleh orang dan bersentuhan langsung, jadi semua perlu diuji coba untuk urus izin edarnya,” kata Efi.
Semua bahan itu perlu masuk tahap uji coba di Kementerian Kesehatan sebelum dipasarkan. Izin edar juga akan menambah keyakinan pasar akan produk yang mereka gunakan, terutama dari sisi keamanan produk serta tidak adanya kandungan berbahaya yang bisa menimbulkan gangguan kesehatan atau penampilan konsumen.
Hanya, kata Efi, proses untuk memperoleh izin edar memakan waktu setidaknya dua hingga tiga bulan. Itu pun, dengan syarat dokumen penunjang lengkap. Kalau tidak, proses pembuatan izin edar akan memakan waktu lebih lama lagi.
Supaya mendapat kepastian dengan cepat, Efi dan tim selalu menindaklanjuti kebutuhan informasi jenis dokumen apa yang harus dilengkapi agar produknya bisa segera diproduksi dan dipasarkan.
Ide menarik buat Anda?
0 Response to "Wangi harum bisnis pengusir bau untuk helm"
Posting Komentar